Tegas vino pada alfie.
...
Keesokan paginya di rumah mawar, mawar sudah bersiap siap bersama vani untuk pergi ke taman bermain bersama dengan diego.
Kini mawar dengan keluarganya tengah menikmati sarapan pagi mereka.
Ibu mawar tengah menyuapi vani agar makannya tidak berceceran ke mana mana.
"Sebenarnya kalian mau kemana?" Tanya ibu mawar memastikan.
"Aku dan kakak akan pergi ke taman bermain ibu..... " Jawab vani spontan sambil berusaha menelan makanan yang berada di mulutnya.
"Dengan siapa mawar?" Ibunya semakin penasaran.
Mawar tak bisa berbohong dari ibunya.
"Dengan diego bu... " Jawab mawar pelan, semoga saja ibunya tidak melarang mawar dan vani pergi bersama dengan diego.
"Ohh, baguslah... " Ucap ibu mawar senang.
Tak lama terdengar suara klakson mobil berbunyi di depan rumah mawar, segera mawar mengajak vani untuk menyelesaikan sarapannya dan berangkat bersama dengan diego.
Mawar dan vani berjalan keluar dari rumah, mereka sudah selesai sarapan mawar keluar dari pintu rumahnya di ikuti vani di sampingnya.
Mata diego terbelalak melihat penampilan mawar yang sangat berbeda dari pada biasnya.
Mawar kini menggunakan celana jeans panjang berwarna navy, di padukan dengan kaos berwarna putih berlengan pendek. Membuatnya terlihat seperti anak remaja dengan rambut yang terurai menambah kesan simple tapi istimewa yang di perlihatkanlah olehnya.
Vani yang menggunakan kaos yang sama dengan mawar, terlihat sangat imut dengan celana jeans pendek.
Sejenak diego tidak sadar bahwa dari tadi dia tidak berhenti memandangi mawar.
"Hai....Ada apa?" Mawar menjertikan jarinya di depan wajah diego.
Diego tersadar dari apa yang dia pikirkan, saat melihat mawar dan vani kini ada di hadapannya.
"Ahhh.. mawar...Tidak apa apa.., haii... kalian berdua sangat cantik..." Puji deigo melihat mawar kemudian menatap vani yang bersembunyi di balik kaki mawar.
Diego mendekati vani, dia mensejajarkan tingginya dengan vani.
"Hai... Siapa nama mu..." Tanya diego dia pura pura tidak mengetahui nama vani padahal dia sudah sering mendengar nama itu dari mawar.
Vani hanya menggeleng gelengkan kepalanya, dia semakin menjauh menggenggam kaki kakaknya.
"Vani... Kamu tahu? Paman ini lah yang memberi hadiah boneka itu, kemarin paman ini menyuruh kakak untuk memberikannya pada mu.. " Mawar melepaskan cengkraman vani dari kakinya dan mendekapnya.
"Benarkah?" Tanya vani meyakinkan, mawar hanya mengangguk, lalu vani menatap diego memberanikan diri untuk mengucapkan beberapa kata pada diego.
"Hai.. Paman namaku.. Vani.. Benarkah paman yang memberikan boneka itu untuk vani.. " tanya vani pelan suaranya sangat halus.
Diego mendekap vani, dan mengusap pucuk rambut vani.
"Hai.. Vani... Nama paman diego, iya paman kemarin yang memberikan hadiah itu untuk vani... Vani suka?" Tanya diego, dia sangat halus saat berbicara dengan anak kecil.
"Vani... Suka paman... Terimakasih." Jawab vani, vani mulai akrab dengan diego padahal sebelumnya vani tidak pernah sedekat itu dengan laki laki.
Ya.. Faktor yang menyebabkan vani seperti itu adalah karena ketidakadaan ayah di sisinya, vani hanya merasakan kasih sayang ayahnya selama 2 tahun dan sisanya vani hanya bisa merasakan kasih sayang dari ibu dan kakanya.
Dengan sigap diego menggendong vani, dan mengatakan.
"Kamu sangat cantik seperti kakakmu.. "
Vani tertawa dia senang dekat dengan diego.
"Ayo... " Ucap mawar, diego membuka pintu mobilnya untuk vani duduk di bagian belakang, dan meletakan vani di depan duduknya.
Sementara mawar masih berdiri di luar menunggu diego.
"Hari ini kamu sangat cantik." Puji diego lagi melihat penampilan mawar.
"Jadi? Hari hari biasanya aku jelek yah...?" Ucap mawar, pertanyaan itu dapat membukam mulut diego rapat rapat dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Hahahahah" Mawar tertawa puas melihat wajah kebingungan diego akan jawaban yang akan ia berikan pada mawar.
"Aku hanya bercanda... " Tambah mawar lagi, dia masuk kedalam mobil diego, duduk di bagian depan bersama diego.
Diego yang mendengar ucapan mawar menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.
Lalu diego masuk kedalam mobilnya dan mobil diego pun pergi dari rumah mawar.
Tanpa di sadari mawar dan diego, ternyata vino sedari tadi sudah berada di dekat rumah mawar, walau pada akhirnya dia di dului oleh diego, tapi sedari tadi vino terua memperhatikan mawar dan juga diego.
Vino tersulut api kemarahan, dia sudah tak tahan barusan apa yang dia lihat menambah beban pikirannya.
Vino memukul kendali stir mobilnya, wajahnya dingin dan sangat seram.
Alfie yang juga ikut bersama vino berusaha menenangkan vino.
"Tenang lah... Kamu masih punya banyak kesempatan untuk merebut mawar dari diego." Alfie menepuk pundak sahabatnya, agar bisa menenangkan diri.
"Setelah ini bagaimana?" Tanya alfie lagi.
"Kita ikuti dia... " Jawab vino, lalu mobil vino melaju kencang mengikuti mobil diego dari belakang.
Di dalam mobil diego di sana suasananya cukup riuh karena mawar dan diego sedang berdebat.
"Kamu tahu kan... Kamu jangan sering sering berdandan seperti ini, takut takut ada lelaki yang mengincar mu.. " Ucap diego sambil terus memperhatikan jalan raya.
"Tidak akan... Jadi kamu ingin aku berdandan jelek?" Mawar malah tertawa geli, mendengar ucapan diego.
"Ya.. tidak... Aku hanya takut-" Sebelum diego meneruskan ucapannya mawar langsung memotongnya.
"Jangan takut... Aku akan selalu setia padamu... Dasar... keras kepala... " Mawar mengacak acak rambut diego.
"Ahhhh kamu!" Diego berteriak... Mawar malah cengengesan.
Vani yang duduk di belakang, hanya memperhatikan kemesraan kakanya dengan diego.
Lalu terucap dari mulut mungil vani sebuah kata kata yang tidak pernah di dengar mawar sebelumnya.
"Apa paman ini kekasih kakak?"
Sontak mawar dan diego kaget mawar langsung memalingkan wajahnya menatap vani.
"Kekasih? Dari mana kamu tahu kata itu vani?!" Tanya mawar penasaran sebelumnya dia tidak pernah mengajarkan vani tentang percintaan.
"Aku tahu dari teman teman ku... " Jawab vani jujur, vani memang dulu bersekolah di salah satu tk dan sudah lulus vani belum meneruskan sekolahnya karena umurnya belum memenuhi standar.
"Jangan ucapan kata itu lagi... Itu tidak sopan... " Mawar dengan tegas melarang adiknya untuk mengucapkan kata kata itu lagi.
Vani hanya cemberut bibirnya sedikit di monyongkan, mawar kembali menatap ke arah jalanan.
"Jangan terlalu keras padanya... " Ucap diego...
"Aku bukan keras.. Dia masih kecil.. Tak sepantasnya mengucapkan kata itu..." Bela mawar dia merasa hal seperti itu memang harus di lakukan olehnya.
"Iya..." Diego mengalah
...
Setelah sampai di tempat tujuan, mereka bertiga turun dari mobil taman bermain yang mereka kunjungi adalah taman GREENLINE yang beberapa hari ini baru dibuka.
Di lihat dari ekspresi vani dia sangat senang dan antusias dia tidak berhenti henti meloncat loncat kegirangan.
Setelah memesan tiket, akhirnya mereka bertiga masuk kedalam taman, vani yang sedari tadi tangannya di pegangi oleh diego dan juga kakaknya membuatnya seperti sedang bersama sepasang ayah dan ibu.
Semua pengunjung membicarakan mawar dan diego, banyak yang bilang mereka keluarga bahagia, pasangan suami istri yang cocok.
Dan bahkan ada seoarang perempuan paruh baya datang mendekati mawar dan diego, lalu mencubit pipi vani.
"Anak kalian sangatlah lucu... "
Mawar dan diego yang mendengar pernyataan itu berusaha menahan tawa.
Apakah mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang sudah memliki anak?
"Kakak aku ingin naik bianglala.. "Pinta vani, lalu diego menggendong vani.
"Vani...Mau menaiki itu?" Tanya diego.
Vani mengangguk dia tersenyum manis pada diego.
"Oke... " Diego setuju, tapi mawar sepertinya keberatan entah kenapa mawar begitu tidak suka dengan bianglala.
"Aku tidak akan ikut..." Tolak mawar, dia tidak berani jika harus menaiki bianglala.
"Kenapa?" Diego bingung.
"Ahhh sebelumnya aku pernah menaiki bianglala tapi setelahnya aku muntah dan pusing, jadi aku tidak ingin menaikinya." Jelas mawar, lalu diego mengangguk paham.
Jadi yang menaiki biang lala hanya diego dan juga vani, diego mengantri untuk memsuki bianglala setelah itu bianglala berputar.
Mawar hanya bisa melihat mereka dari bawah, mawar tertawa saat melihat vani melambaikan tangannya dari atas sana.
Saat sedang memperhatikan vani, dari belakang terdengar suara seoarang lekaki yang menyebut nama mawar.
"Mawar... " Suara itu tidak asing bagi mawar, dan dia tahu bahwa suara itu adalah suara berat yang di miliki oleh vino
Halloo kakak, hihihi maaf terlambat up wahh sebentar lagi lebaran nihh udh pada beli baju baru belum? hahahah bercanda
Mmmm pasangan suami istri? Kapan nikahnya yah... Kayaknya mawar sm diego emang cocok jadi pasangan suami istri, trs nih si vino mau ngapain lagi sihh suka banget gangguin idup orang, pengen di tampol kali eakkkk, (Authornya pusing)
Ditunggu kritik dan sarannya jangan lupa kak selau dukung aku agar aku tambah hwaiting nulis novel ini.
HAPPY READING