webnovel

COUPLE WORLD FOR 'JOMLO'

Author: oktaviarrk
Fantasy
Ongoing · 48.5K Views
  • 394 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Sebagai seorang perempuan, umur 26 tahun itu sudah harus mencapai apa saja sih? Karir? Rumah? Kendaraan mahal? Apa lagi? Pasti yang ditanyakan orang kebanyakan hal yang itu-itu saja. Kalau bukan tentang kapan menikah, maka yang akan ditanyakan pasti begini : "Sudah terkumpul apa saja dari hasil kerjamu selama ini? Sudah mencapai apa saja? Nggak naik jabatan?" Hmm, sebagian besar orang pasti mengalami pertanyaan itu. Kesal? Tentu saja. Nea Adzkiya juga sangat kesal kalau ditanya begitu. Nea seorang gadis dewasa berusia 26 tahun. Karir tetap, wajah cantik, body goals, dan ramah pada semua orang. Tapi satu hal yang belum Nea punya hingga sekarang. Satu hal itu adalah kekasih. Di umurnya yang sudah 26 tahun, Nea dijuluki 'Magister Jomlo Akut'. Kejombloannya itu sudah terjadi sejak umurnya masih 18 tahun. Hal apa sih yang membuat Nea menolak banyak pria? Padahal juga ada Gilang sang teller tampan dan ramah di kantornya. Tapi Nea tidak suka. Pada satu hari, ia diberi target baru dari ibunya untuk segera mendapatkan pasangan. Dan Nea berimajinasi tentang dunia lain yang berisi banyak pria tampan. Dan ia benar-benar bisa memasuki dunia imajinasi itu. Akan ada amplop misterus yang datang padanya. Dunia imajinasi itulah yang membawanya hingga bertemu dengan Ezra. Setampan apa Ezra? Bisakah Ezra dibawa ke dunia nyata dan menghapus gelar 'Magister Jomlo Akut' pada Nea? Baca saja. Mulailah pada halaman pertama^^

Tags
5 tags
Chapter 1CWFJ 01 : Amplop Invisible

Hari Jum'at pukul 10:30 AM.

Di kantor cabang sebuah bank konvensional. Lebih tepatnya bank bernama Bank Republik Mandiri. Singkatnya disebut Bank BRM.

Kantor cabang bank tersebut terletak di Jakarta Selatan.

Jika tadi pagi suhu ruangan kantor itu sangat segar dan suasananya senyap, kini suasananya penuh orang atau customer bank yang mengantri menuju Teller atau Customer Service (CS).

Bunyi jarum jam dan hembusan udara AC kini sudah tidak bisa terdengar lagi. Semua petugas Teller dan CS saling berbicara pada customer mereka.

Ada Teller yang sibuk menjelaskan beberapa hal. Ada juga yang sedang menghitung beberapa ikat uang seratus ribuan sebanyak lima bendel. Berarti itu jumlahnya lima puluh juta.

Suara printer, mesin uang, dan juga suara sepuluh jari tangan yang mengetik di keyboard komputer. Semua suara itu menyatu bersama suara percakapan banyak orang yang meskipun tidak rusuh, namun terdengar ramai.

"Mbak Nea ini gimana sih! Saya tuh udah ke sini dua kali. Kemarin sama sekarang. Capek karena jarak rumah saya jauh dari area kota. Masa kayak gini aja gak bisa diurus cepet!!" Protes seorang wanita ibu-ibu yang suaranya sudah memenuhi ruangan.

Sontak saja kebisingan percakapan pada lainnya pun akhirnya berhenti. Semua pasang mata mengarah pada meja Customer Service dengan papan nama Nea Adzkiya.

Nea langsung meringis dan berdecak pelan. Gadis itu tetap tersenyum pada customernya. Tentu saja ia tidak bisa marah pada customer.

Gadis itu menghirup banyak oksigen sebelum memulai berbicara dengan ramah dan lembut pada customernya. "Mohon maaf Ibu, atas kendala yang terjadi. Namun, ketika Ibu datang ke sini selalau ada data yang tertinggal seperti KTP dan buku rekening. Jika dua hal itu tertinggal lagi, bagaimana cara saya memprosesnya? Mungkin hari Senin saja Ibu kembali datang ke sini dan membawa kelengkaan datanya."

Kemudian sang Satpam menghampiri meja CS nomor 01 itu. Meja dengan papan nama Nea Adzkiya.

Satpam bernama Dandi itu ikut berbicara. "Mohon maaf Mbak Nea, ada masalah apa?"

Nea tersenyum. "Tidak apa-apa kok Pak Dandi. Ibu Rosita ini lupa membawa salah satu kelengkapan data lagi hari ini. Tentu saja saya tidak bisa memproses pembukaan rekening kedua yang beliau minta." Jelasnya lagi.

Sedangkan ibu-ibu bernama Rosita itu hanya bisa mendengus pelan. Bibirnya yang berlipstik merah itu cemberut dan memanglingkan wajahnya ke arah lain.

Pak Dandi terkekeh. "Wah, mohon maaf kalau begitu ya Ibu.. mungkin hari Senin atau di hari yang longgar bisa ke sini lagi. Sebelum berangkat, pastikan kelengkapan datanya." Tegasnya lembut.

Bu Rosita melengos dan cemberut. Usianya memang sudah 55 tahun. Wajar saja jika sedikit cerewet dan mudah tidak menerima keadaan.

"Ah, ya sudahlah!! Saya akan kembali besok!!" Ujar Bu Rosita dan langsung berdiri dari duduknya. Padahal, besok hari Sabtu dan tentu saja kantor bank manapun akan tutup.

Postur tubuhnya yang sedikit gendut itu agak terhuyung ketika nekat berjalan cepat. Nea ingin membantu, tapi masih ada antrian selanjutnya yang harus ia panggil. Ia juga tak bisa keluar seenaknya saja dari wilayah meja kerjanya.

"Pak Dandi.." panggil Nea.

Pak Dandi menoleh. "Ya mbak?"

"Tolong carikan Bu Rosita taksi ya. Saya tahu beliau berangkat sendirian. Bantu dia buat dapetin taksinya."

"Oh, iya mbak. Siap." Ujar Pak Dandi dengan tersenyum.

Nea mengangguk lega. Kemudian fokus kembali dan memanggil nomor antrian selanjutnya.

*****

Pukul 11:30 AM.

"Huuuuffftt.. akhirnya habis. Pantatku agak mati rasa." Keluh Dina sang CS meja nomor 02.

Nea nyengir saja seraya mengganti alas kakinya dengan sandal jepit yang nyaman. "Kamu bawa bekal Din?"

"Iya.. ini baru aku keluarin. Kamu bawa gak Ney?"

Nea yang memang akrab disapa 'Ney' itu menganggukkan kepalanya. "Iya. Aku juga bawa nih.. masak apa kamu?"

"Gado-gado.. aku lagi suka makanan berbumbu. Bikin sendiri tadi pagi buta lari ke pasar."

"Beneran lari?"

Dina mendengus. "Ya enggak lah Ney! Kalau lari beneran, bisa-bisa badanku langsing seperti badanmu."

"Hahahaha bisa saja. Badanmu itu juga bagus, Din. Jangan banding-bandingin ah.." ujar Nea yang memang tidak suka dirinya yang body goals menjadi perbandingan temannya sendiri.

Dina nyengir. "Bercanda. Lagian kan emang tubuhku pendek dan berisi. Maklum nasib tinggi badan cuman 150 centi. Hehehe.."

"Yang penting normal Din.. udah ah, makan yuk."

"Iya.. mau delivery order healthy drink gak Ney?"

"Boleh.. aku pesenin yang imun booster yang biasanya yah."

Dina mengangguk sambil menatap ke arah layar ponselnya. "Iya. Yang mix berry kan?"

"He.em.." sahut Nea yang masih mengunyah.

Mereka berdua memang hobi membawa bekal dan tidak terlalu suka makan di warung atau kafe seperti yang lainnya. Karyawan lain padahal sudah meninggalkan kursi panas mereka masing-masing dan pergi istirahat ke tempat lain.

Di hari Jum'at begini waktu istirahat memang diberi satu setengah jam. Karena untuk para pria muslim yang harus melaksanakan sholat jum'at terlebih dahulu. Tentu saja antrian customer sudah habis. Tapi setelah jam istirahat selesai pasti masih ada lagi customer lain yang datang ke bank.

Begitulah keseharian Nea. Jabatan tetapnya adalah seorang Customer Service di kantor bank tersebut.

Nea lulusan S1 sarjana ekonomi jurusan Akuntansi. Dan di usia 26 tahun ini, Nea sudah genap bekerja sebagai Customer Service selama dua tahun. Ia memulai karirnya di kantor bank itu sejak usianya 24 tahun.

Perempuan itu lulus kuliah saat berusia 22 tahun. Dua tahun sebelumnya ke mana? Ah, Nea sempat bekerja sebagai kasir sebuah perusahaan besar. Namun ia tidak betah saja di sana dan resign. Nea lebih suka bekerja di bank meskipun banyak sekali hari-hari lembur. Yang penting bisa utuh libur dua hari saat weekend.

"Wooaaahh.. masih pada makan?"

Kepala Nea dan Dina sama-sama menoleh ke pintu samping. Ternyata Gilang yang muncul.

Nea hanya bisa mendengus pelan saja saat Gilang berhenti di samping meja kerja dan tersenyum sendiri. Nea tidak suka dengan Gilang entah kenapa.

"Udah tahu ngapain tanya sih!" Kesal Dina.

"Ck, biasa aja.. gak akan aku minta juga kan makanannya. Hehe hai Ney.." ujar Gilang yang nadanya langsung lembut ketika menyapa Nea.

Nea tersenyum tipis. "Iya, hai Gilang."

"Tuh, Din. Kayak Nea dong. Senyum, kalem, ramah, gak ngap-ngapan kayak kamu!!" Sungut Gilang.

"Ngap-ngapan kamu bilang? Emangnya aku ini ikan!!"

Otomatis Nea langsung menahan tawanya. Sementara Gilang langsung tertawa renyah tanpa beban.

Tentu saja hal itu lucu. Ikan yang hidup di dalam air itu mulutnya selalu ngap-ngapan.

Gilang menghentikan tawanya. "Pulang nanti naik apa Ney?"

"Taksi online Lang, kayak biasanya."

"Gak mau aku anterin aja? Kasian mobilku gak pernah ada yang ngisi jok sampingku." Ujar Gilang yang bahasanya sangat modus.

Sedangkan Dina langsung bergidik geli. "Jadi sopir taksi aja sana. Biar banyak yang duduk di situ." Sahutnya gemas.

Gilang melotot saja lalu kembali menatap Nea dan menagih jawaban.

Nea meringis kecil. "Emm, mendingan kamu buruan berangkat sholat jum'at deh Lang. Dari pada nawarin aku tumpangan." Ucapnya lembut namun membuat Gilang kecewa.

Nea memang sangat sulit didekati. Hanya Gilang saja yang tidak kapok setiap hari.

Dan setelah Gilang pergi, Nea langsung menghembuskan napasnya lega. Ia kembali bermain dengan pikirannya sendiri.

'Andai saja cari pacar sesuai kriteria itu mudah didapatkan, pasti aku udah nggak jomlo lagi.' Omelnya dalam hati.

'Aku juga ingin punya pasangan. Tapi ya bukan dari circleku yang ini-ini aja. Masa iya aku harus sama Gilang gitu? Di mana coba aku bisa dapetin laki-laki tampan, mapan, baik hati dan tidak sombong? Minimal wajahnya mirip gitu sama Oppa Lee Min Ho. Atau Mas Eun Woo? Andai aja ada dunia imajinasi yang bisa kumasuki begitu saja. Tapi mana ada dunia seperti itu!!' Omelnya lagi dalam hati.

Pluk!

Sebuah amplop berwarna soft pink jatuh entah dari mana di atas meja kerja Nea. Tentu saja Nea langsung memungut amplop itu.

Amplopnya kecil dan polos. Namun di ujung pucuk amplop itu direkat dengan lelehan lilin warna merah berbentuk hati.

"Amplop apa ini?" Tanya Nea dengan suara bergumam.

Dina yang sedang mengunyah itu menoleh ke Nea. "Hm, apa?"

"Ah, gapapa Din.. kok ada amplop jatuh entah dari mana."

"Heh? Amplop apa?"

"Iniiii!!" Seru Nea sambil menunjuk ke arah amplop kecil yang tergeletak manis di depan wadah bekalnya.

Dina mendongak penasaran dan sedikit berdiri dari duduknya. Setelah melihat ke arah meja kerja Nea, perempuan itu memberengut. "Apa sih?!! Gak jelas kamu.. gak ada apa-apa gitu. Aku tahu kamu penat mikirin customer yang hari ini banyak cerewetnya. Udah. Anteng ya. Makan bekal kamu sampai habis."

Nea mengangakan mulutnya lebar-lebar. Jelas saja ada amplop pink di situ. Meja kerjanya berwarna coklat tua, apakah mata Dina rabun jauh?

"Tapi Din ini ada am---"

"Aku mau keluar dulu. Kayaknya kurir yang anterin healthy drink udah di depan."

"Din tapi---"

"Gak ada amplop Neeeeyyy.. udah ah.." seru Dina dan pergi melewati meja Nea begitu saja.

Nea melotot ke arah amplop itu. Ia memegang amplop itu dengan dua jarinya saja. Jari telunjuk dan ibu jari. Kemudian ia memasukkan amplopnya begitu saja ke dalam saku blezer yang ia pakai. Akan ia buka ketika ia sudah pulang nanti. Itupun kalau Nea ingat.

*****

You May Also Like

Terlahir Kembali Sebagai Jodoh Alpha Terkutuk

Apa yang terjadi ketika seorang dewi jatuh cinta pada seorang shifter? Asara; dewi cinta, dihukum oleh ayahnya, dewa petir. Kesalahannya adalah jatuh cinta pada seorang shifter manusia Alpha. Untuk menebus dosanya ia terlahir kembali sebagai Cassandra LeBlanc; seorang Putri manusia di Kerajaan Speldaria yang magis. Keluarga dan kerajaannya, kecuali saudara perempuannya yang tengah, mengucilkannya karena dia lahir tanpa kemampuan sihir apapun dan dia tidak memiliki ingatan tentang identitas sejatinya. Tunangannya, penyihir komandan yang kuat dari Speldaria, tidak terganggu olehnya. Dia menginginkan seseorang yang kuat. Kehidupan Cassandra terbalik ketika ia diberi seorang budak pejuang oleh Alpha dari Dusartine yang perkasa. Dia diminta untuk berpartisipasi dalam Acara Arena Tahunan dengan berkolaborasi dengan pejuang tersebut. Cassandra yang membenci 'Arena' dengan seluruh nafasnya. Tempat di mana darah mengalir seperti anggur dan kehidupan lebih murah dari udara yang mereka hirup tidak mengerti tujuannya di dalamnya. Di atas itu semua, pejuang misterius itu memengaruhi dirinya dengan cara-cara yang tak terbayangkan. Pandangannya yang hipnotis membuatnya tidak tenang. Essensinya yang langka membuatnya kewalahan. Tubuhnya yang kekar berwarna perunggu membuatnya dipenuhi pikiran berdosa. Bahkan mimpi tentang kehidupan masa lalunya pun menghantuinya. Ketika 'Arena' dimulai, agenda tersembunyi dan kebenaran yang mendasarinya terungkap dan Cassandra diberi nasib oleh takdir. Dia tidak punya pilihan lain selain menyerah dan memilih jalan. Pertanyaannya adalah. Bagaimana Cassandra mengatasi begitu dia mengetahui tentang kutukan yang diletakkan padanya? Akankah dia mampu memperoleh kemampuan sihirnya dan melawan ayahnya? Siapa yang akan membantunya sepanjang perjalanan? ~Penggalan~ Kemudian dia merasakannya, seluruh dirinya. Semua kekasarannya. Kekuatan lengannya. Kelembutan bibirnya. Genggaman tangannya. Kehangatan nafasnya. Otot-otot dalam tubuhnya menegang karena implikasi tidur dalam pelukan seorang pria. Dia belum pernah tidur dalam dekapan seorang laki-laki sebelumnya. Seluruh kulitnya bergetar seperti percikan api kecil yang menari di bagian-bagian yang bersentuhan dengannya. Celah-celah di otaknya memiliki ingatan yang bukan miliknya. Sentuhan ini entah bagaimana tidak terasa asing baginya. Dia merasa aman dalam pelukannya yang menenangkan dan tidak ingin mendorongnya pergi namun dia tahu ini jauh dari pantas. Cassandra mencoba untuk merayap keluar dari genggamannya, lengannya tampaknya terbuat dari besi karena tidak mau bergeming. Pakaian tipis yang dia kenakan terangkat dari paha putihnya yang terbuka saat paha kecokelatan dan kekar dia terlipat di atasnya. Dan sekarang dia bisa merasakan sesuatu yang menusuk punggungnya. Matanya tiba-tiba melebar dari kesadaran dan Cassandra benar-benar panik. “Lepaskan!” Dia bersuara dengan berat. Siroos perlahan mengangkat kakinya dan melonggarkan pegangan di pinggangnya agar dia bisa bergerak menjauh. Dia terbangun ketika dia untuk pertama kalinya menjadi kaku tetapi ingin melihat apa yang akan dia coba. Dengan mata yang terbelalak lebar dia mencuri pandang ke arah pria yang memeluknya seperti harta berharga, hartanya. Mata emas cairnya berkedip terbuka dan ada kelembutan dan keinginan dengan cara dia menatapnya. Rambut coklat lembutnya bergelombang melewati matanya karena dia lupa berkedip, menatap kecantikan abadi yang dia miliki. Aromanya yang unik adalah penyiksaan bagi indranya. Seperti dia ingin menggenggam pergelangan kaki mungilnya, menariknya darinya dan memiliki dia terhampar di bawah dirinya. Untuk mencium kulit yang mengeluarkan aroma sedemikian rupa yang membuatnya gila. Sebagai gantinya, dia menekuk lengannya dan menaruhnya di bawah pipinya, menggunakannya seperti bantal untuk menatapnya dengan mata yang penuh keinginan. Ketenangan canggung di antara mereka berlangsung lama saat Cassandra membersihkan tenggorokannya. “Apakah kamu harus naik di atas saya untuk tidur?” “Itu tidak disengaja tetapi pasti menggoda dan pasti tidak akan terakhir kalinya.” Suaranya yang dalam dan hipnotis bahkan lebih memikat di pagi hari saat itu menggema di sekitarnya. Cover buku adalah milik saya.

Sunny_Shumail · Fantasy
Not enough ratings
260 Chs

Istriku Adalah Pengusir Hantu

Song Yan menjalani hidup yang menyedihkan. Ia lahir dengan keberuntungan besar tetapi 'keberuntungan' nya 'direnggut' oleh saudara tirinya. Adalah takdirnya untuk menikah dengan Fu Yusheng, CEO dan pemilik Fu corporations. Namun, saudara tirinya yang cemburu, mengganggu takdirnya dan merebut 'keberuntungan' baiknya, sejak itu Song Yan menghadapi masalah tak terhitung, dia mengalami kecelakaan, kehilangan naskahnya dan akhirnya meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan. Namun, ia tidak mau menyerah, tidak mau karena ia mencintai Fu Yusheng dan anaknya yang ditinggalkannya di keluarga Fu. Jiwanya yang seharusnya berpencar dan dibawa ke Neraka di hadapan Raja Yama, berubah menjadi hantu yang kejam. Hanya setelah menjadi hantu, ia menyadari jenis penipuan sempurna yang telah direncanakan saudara tirinya untuknya. Beruntung sebelum jiwanya semakin gelap dan menjadi roh jahat, ia bertemu dengan seorang master Surgawi yang menjanjikan kesempatan baru selama ia bersamanya dan belajar tentang supranatural. Maka, Song Yan menjadi murid master Surgawi dan terus melayani master Surgawi dan keluarganya sebagai Hantu. Setelah lima ratus tahun mengabdi, ia dibebaskan oleh masternya dan mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi. Ia bereinkarnasi pada hari ia mengalami kecelakaan mobil. Dalam kehidupan ini, ia dianugerahi kekuatan supranatural untuk melihat kebenaran surgawi. Ia bersumpah untuk membalas dendam atas dirinya dan anaknya yang mengalami kematian yang tidak menguntungkan karena saudara tirinya. Namun, mengapa suaminya yang apatis yang tidak pernah peduli terhadapnya, datang mengejarnya?

fairytail72 · Fantasy
Not enough ratings
323 Chs
Table of Contents
Volume 1 :Memecahkan Teka-Teki Dunia Ilusi
Volume 2 :Konflik Dalam Hubungan Nea dan Gilang
Volume 3 :Dunia Ilusi Yang Masih Ada
Volume 4 :Kisah Cinta Para Tokoh

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT