webnovel

Converted Duo

Kira seorang siswa kelas 1 sma, umur nya 15, dia siswa teladan di sekolah, nilai nya bagus dan sifat nya baik, tapi dia punya rahasia besar, hanya dirinya dan dirinya yang satu nya yang mengetahui ini, dia menyamar menjadi perempuan di semua game MMO, suatu hari dia bus yang di naikinya mengalami kecelakaan maut, dan dia dikirim ke dunia lain, saat di kirim dia sudah dalam bentuk duo, dan pasangan nya adalah dirinya yang satu nya, dirinya yang wanita. *Ada beberapa eps yang gore, ga apa kan? :(

eara_erisa · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

Permohonan Pertama Kami Di Papan

[Baiklah kurasa blc terlalu sulit untuk di naikan karena memerlukan persyaratan khusus, kalau begitu bagaimana dengan vit?] Ucap ku.

[Hm.. vit, kita saking tebas?]

[Tidak tidak, bagaimana kalau dengan saling mencubit]

[Ok..]

Kami berdua saling memegang tangan.

[1,2,3, mulai]×2

Kami saling mencubit dan rasanya luar biasa sakit.

[ADUH-DUH!!] [AAAAAAA!!]

Kami kemudian saling melepas, kami membuka menu kami dan melihat vit kami hanya naik 100.

[Tidaaaak! Ku tidak mau!] Teriak Rika.

[Bagaimana dengan duduk di air terjun, di film film kan mereka melatih daya tahan tubuh mereka dengan duduk di air terjun]

[Hmm baiklah, tapi pakaian dalam ku hanya ada satu dan baju kita hanya ada 2 pasang]

[Iya juga, kalau begitu kita beli beberapa di desa dan juga kita sudah lama tidak mandi]

[Jangan ngomong begitu, ku merasa malu]

[Yaah... badan kita juga tidak terlalu bau, hanya bau darah]

[Yah.. ku juga merasa terbiasa dengan bau darah ini, sepertinya petualang lain juga merasa begitu]

[kue kita juga hampir habis.. Oh iya!, kita belum memberitahu dia soal para preman]

[Benar juga, sekalian kita tanya dimana ada air terjun]

Kami berjalan ke desa dan ke toko baju, ku membeli 3 pasang pakaian , hanya baju lengan pendek dan celana selutut.

[Kira disini tidak menjual bra hanya celana dalam, kata mereka bra hanya di jual di kota]

[Ooh kalau gitu buat sendiri aja, ku beli kain yang nyaman, apa mau bantalan?]

[TIDAK!]

Setelah kami membeli kami ke rumah gadis itu, kami bahkan tidak menanyakan nama nya.

Kami mengetuk pintu nya dan gadis itu membuka pintu nya.

"Oh kalian lama tidak ketemu"

"Iya, omong omong kami ingin membicarakan soal para bandit" ucap ku.

Kemudian ku memberitahu semua nya pada gadis itu.

"Ooh.. bagus lah rencana kalian berhasil"

"Ya, omong omong kami belum memperkenalkan diri nama.."

"Rika dan Kira kan, ku sudah tahu saat awal ketemu, ku bisa melihat nama kalian dan level kalian"

"Kami kok tidak bisa" ucap Rika.

"Hmm mungkin kalian memang tidak bisa"

"Lalu bagaimana cara kamu melakukan nya?"

"Ku hanya ingin tahu aja"

"Oooh namamu Lila, level 12" ucap ku.

"Iya ku bisa melihat nya"

"Eeh jadi kalian tidak tahu caranya, tapi bisa melakukan nya?"

""Yaah begitulah..""

"Oh iya apa kamu tahu dimana ada air terjun?"

"Air terjun? Itu ada di hutan di selatan desa ini"

"Oh trima kasih"

"Tapi hati hati, air terjun di sana air nya menyakitkan, ku tidak tahu untuk apa kalian ke sana, tapi hati hati, kabarnya air nya bisa mematahkan kayu"

""Apa!?""

"Hanya bohong~ hehe"

""Haeeeh..""

Kami berdua mengucapkan selamat tinggal pergi ke hutan di selatan kota.

Kami berjalan agak lama di hutan dan akhirnya melihat air terjun, Rika mengeluarkan sebuah meja, kursi, serta alat menjahit, dia juga mengeluarkan kain yang ku beli, karena storage kami menyatu kami bebas saling mengambil barang masing masing.

Lalu ntah bagaimana dia berhasil membuat 4 bra dan 3 pasang pakaian, mungkin karena dulu ku memikirkan seorang wanita yang bisa semuanya kecuali menggambar.

[Ya karena kamu berpikir aku tidak bisa menggambar ku jadi kesulitan membuat pola dan motif di pakaianku!]

[Iya... iya...]

Kami berdua melepas pakaian kami, ku hanya memakai 1 celana pendek dan Rika memakai baju renang buatan nya sendiri.

"APA LIHAT LIHAT" Teriak Rika

"Aku tidak tertarik, lagian aku lah yang memikirkan bentuk tubuh mu"

"Iya juga"

Aku dan Rika berjalan ke air terjun itu, lalu kami mencoba duduk di bawah air terjun itu, rasanya seperti ditekan oleh sesuatu secara terus menerus, awalnya memang biasa aja, makin lama jadi sakit, kami berdua mencoba menahan nya, dan rasa sakit itu menjadi lebih parah, lalu tiba tiba rasa sakit nya mereda dan kami hanya merasakan seperti di jatuhi air, kami mengecek stat vit kami hanya stage 3.

"Kurasa sudah cukup, ku merasa hampir mati"

"Iya"

Kami kemudian mengeringkan diri, lalu Rika berjalan ke semak, ku ke semak yang lain lalu kami mengganti pakaian kami.

Setelah selesai kami ke meja yang di keluarkan Rika.

"Bagaimana dengan int?" Ucap Rika.

"Int, kita bahkan tidak menggunakan mana atau sihir" jawab ku

"Kalau begitu biarkan aja, mending kita lihat apa yang bisa kita lakukan dengan mengendalikan gaya gesek di kaki"

"Begini?"

Ku berlari lari lalu berpikir semuanya menjadi licin, lalu ku seperti berseluncur di atas kaca yang basah.

"Weeheee"

Dengan agi ku yang tinggi ku bisa menghindari pohon pohon itu dengan mudah.

Lalu ku berpikir semua nya kembali normal dan ku berhenti perlahan.

Tak lama kemudian Rika mengikuti ku dari belakang.

"Ski!" teriak nya

"Ngg?"

Ku merasakan sesuatu berubah, tapi apa...

"Aah... ku merasa tangan ku bisa bergerak dengan enteng, ku juga tidak merasakan angin" ucap Rika.

"Oh iya..."

Ku mengambil pedang ku dan menebas nya, terasa sangat ringan tanpa hambatan seperti di ruangan tak berangin.

Ku membuka status dan melihat stat balance kami 20.

Stat 11-20, mengendalikan gesekan angin.

""Hmmm...""

Kami menarik pedang kami dan saling menyentuhkan ujung nya, stamina kami pulih.

[Kurasa sudah saat nya kita pulang ke desa]

[Ya..]

Kami berdua berjalan santai ke desa, saat tiba, langit sudah berwarna oren.

Rika menyiapkan kemah dan aku pergi ke desa untuk membeli makanan, ku berniat mencari gorenan tapi ku tidak menemukan satu pun, yang ku temui hanya minuman, rebusan, benda di panggang, sesuatu yang di kukus.

[Rika sepertinya dunia ini belum mengenal cara memasak dengan menggoreng]

[Mungkin karena di dunia ini tidak ada bahan nya?]

[Coba ku tanya aja]

Ku berjalan ke toko sayuran.

"Permisi pak apa di dunia ini ada buah bernama kelapa?"

"Kelapa?, buah bulat bewarna hijau?, ada"

"Apa ada yang berwarna coklat?"

"Untuk apa mencari yang coklat rasanya sudah tidak enak"

"Tidak ku hanya ini membuat sesuatu dari kelapa tua"

"Hmm ku ada simpan beberapa kalau mau ku berikan pada anda"

"Ooh trima kasih"

Pria itu masuk ke dalam dan keluar membawa sekeranjang kelapa, ku memasukan kelapa itu ke storage, ku meletakkan 1 emas di meja nya dan pergi.

Ku kemudian melihat ayam panggang, ku membeli satu, lalu ku memasukan nya ke storage, dan tiba tiba ayam itu hilang.

[Hei jangan makan duluan!]

[Aah ketahuan ya, ok]

Ku pergi ke toko peralatan dan membeli alat parut, kompor, wadah, dan wajan.

Kompor nya menyala dengan batu sihir, ku dengar batu sihir bisa di dapat di dungeon, dari bentuk nya itu terlihat seperti kompor minyak.

Ku berjalan pulang ke kemah, mengapa ku tidak menggunakan teleport?, itu karena ku ingin menikmati suasana dunia ini.

Ku tiba di kemah dan melihat Rika duduk di kursi, menatap ayam di atas meja.

"Ooh kamu benaran menunggu ku"

"Iya.. ku sudah gak tahan"

Dia langsung mengambil paha ayam itu dan memakan nya, ku mengambil bagian sayap.

"Apa tidak ada nasi? Rasanya kurang kalau makan daging tanpa nasi"

"Tidak ada, kalau ada aku dah beli sekarung"

"Haaah.. mungkin mereka mengira padi itu sebagai rerumputan, kalau ketemu kita suruh para mantan bandit itu untuk menanam nya"

"Hmm ide bagus, ayo kita selesaikan makanya dulu"

kami akhirnya memakan habis seutuh ayam itu, walaupun meninggalkan bagian pantat dan kepala, dan kemudian langit pun malam.

"Ada 10 kelapa, kita motong hari ini atau besok?"

"Dengan str dan agi kita mungkin hanya beberapa menit"

"Ok"

Kami mengupas kulit kelapa nya, lalu melepaskan serabut dari tempurung kelapa nya, setelah itu kami memukul mukul tempurung kelapa itu dengan perlahan agar hancur, kami memukul nya dengan perlahan agar daging dan tempurung kelapanya memisah dengah mudah dan tidak perlu di congkel lagi.

Setelah selesai kami memarut kelapa nya, mengambil santan nya dan membiarkan santan itu di wadah.

"Wahahahaha hanya setengah jam, kalau di dunia nyata tangan ku pasti dah kapalan" ucap ku.

"Biarkan berapa lama ini biarkan seperti ini?"

"3 hari? Mungkin ku agak lupa"

"Oh ok"

Kami berdua mencuci tangan dan tidur, besok paginya kami bersiap siap, lalu kami ke main post.

Kami ke papan dan melihat lihat misi, kami berdua mengambil misi fury elephant extermination.

Kami pergi ke alamat yang tertulis, kami mengetuk pintu rumah yang tertulis di alamat itu, lalu muncul wanita yang yang terlihat tidak asing.

""Aah.. cewe pandai besi..""

"Apa apa-an dengan nama panggilan itu"

"Ini rumah mu?" Tanya Rika.

"Iya, ku baru membeli nya 2 hari yang lalu"

""Ooh selamat..""

"Kalian masih tidur di kemah kalian?"

""Iya""

"Ooh.., hadiah misi nya seperti biasa, nanti beritahu aku apa yang kalian mau saat selesai misi nya"

"Kamu mau semua bagian gajah nya?"tanya ku.

"Tidak tidak, cukup bagian kaki, tanduk dan ekor nya saja, sisanya boleh kalian jual"

"Ok perlu berapa?"tanya rija

"Hmm 4 tanduk 8 kaki 2 ekor"

""Ooh baik""

wanita itu bilang kalau gajah gajah itu biasa di hutan bagian dalam di barat desa ini, kami pergi kesana, seperti yang dia bilang kami menemukan gajah berwarna ungu dengan mata merah ada 3 ekor.

Aku dan Rika maju, kami menyerang gajah nya 1 per satu, ku dan Rika maju ke depan salah satu gajah, kami berdua meluncur ke bawah perut gajah itu sambil membelah perut gajah itu, organ dalam gajah itu keluar dan gajah itu jatuh, 2 gajah lain nya yang mendegar suara menyekik dari gajah yang kami bunuh melihat ke arah gajah itu, saat melihat kami gajah itu berlari ke arah kami, kami berloncat ke salah satu gajah, kami berdua bersamaan menusuk kepala salah satu gajah, gajah itu terjatuh, kami menarik pedang kami dan menyerang gajah terakhir, ku mengiris leher gajah itu, sedangkan rika menusuk kepala gajah itu, kami kemudian mengiris leher mayat gajah lain lalu membiarkan nya sampai darah nya keluar semua

Setelah selesai kami mengambil tanduk, ekor dan kaki nya, lalu menyimpan di bagian atas storage, sisanya kami simpan di bawah

Kami ke main post dan menukarkan hasil buruan kami, kami di bayar 10 emas, lalu kami ke rumah wanita pandai besi dan memberikan yang kami dapat ke dia.

"Kok 3?"

"Anggap saja 1 nya bonus, kami juga dapat exp" ucap rika

"Emang nya kalian level berapa sekarang?"

""Level 43""

"Apa hanya level 43?"

"Memang nya kenapa?" Tanya Rika.

"Tidak tidak"

""Ooh..""

"Jadi apa hadiah yang kalian mau?"

"Senjata kami masih bisa di perkuat?" Tanya Rika.

"Ooh bisa"

"Baiklah tolong perkuat senjata kami"

"Hanya itu? Ok"

Ku memberikan nya pedang kami lalu dia masuk, tak lama kemudian dia keluar, pedang kami terlihat sama, saat kami mengambilnya, pedang kami terasa jauh lebih ringan.

"Gimana rasanya memiliki pedang adamantite"

""Adamantite!!""

"Ya, gua yang di jaga beruang itu ada ratusan kilo adamantite, berkat kalian ku bisa masuk dengan mudah"

"Ooh.. jadi batu warna perak itu adamantite" ucap Rika.

"Kamu melihatnya?, kok aku tidak tahu"

"Yaah.. karena aku tidak berpikir apa apa saat melihat itu"

"Apa kalian mau yang lain lagi?"

""Hmm""

[Kamu yakin Kira?]

[Iya]

"Apa anda bisa menggunakan sihir api?"

"Bisa"

"Tolong ajar kami, kami kesulitan saat menyalakan api unggun"

"Ooh, bentar"

Dia masuk dan kembali membawa 2 gulungan, dia memberikan kami masing masing satu.

"Itu scroll sihir fire ball, kalian baca aja dan nanti kalian dapat skill"

""Ooh trima kasih""

"Tidak itu hanya sampah, cuma 2 emas"

""....""

Kami berdua kembali ke main post, kami melihat lihat papan.

[Tidak ada misi yang bagus] ucap Rika.

[Iya, ooh bagaimana kalau kita memasang misi, siapa tahu ada yang mau]

[Ooh misi mencari rumput dengan biji bijian seukuran 1 cm di ujung nya]

[Yah tepat]

Kami pergi ke pegawai itu.

"Ada apa?"

""Apa petualang bisa memasang misi?""

""Hmm bisa""

"Bayar?"

"Tidak tulis aja di kertas ini lalu tempelkan"

""Ok""

Kami menuliskan dicari sebuah rerumputan dengan ciri ciri berikut.

Yaah kami menuliskan hampir semua ciri ciri padi.

Lalu di ujung kami menulis tempat kami berkemah dan kapan kami ada disana, lalu.

Tiap 1 bulir kami membayar 3 perunggu.

Yah mungkin ada yang tertarik.

Selesai kami menulis kami menempelkan nya ke papan.

Lalu ada seseorang menempelkan kertas, kami membaca isi kertas itu, kertas itu berisi untuk membasmi rombongan giant wolf.

Tempat nya merupakan tempat para mantan preman berada, kami langsung mengambil kertas itu dan mengejar orang yang menempel nya, di kepala nya terpakai ikat kelala yang berwarna khas.

""Tunggu!""