William hadir di hidupnya bukan sebagai pengekang, melainkan dia hanyalah pria yang akan memberikan 10 % hasil saham perusahaannya pada Naera. Jadi, alangkah konyolnya apabila William melarang Naera untuk mendekati Jhonson, temannya sendiri.
Naera mendongakkan kepalanya dan menyorot mata William penuh ketidaksukaan. "Kuperingatkan padamu untuk tidak mengatur hidupku, William! Aku mau berteman dengan siapa saja itu urusanku,"
Muka William memerah dan kedua tangannya tercegak di pinggang. Perkataan Naera seakan menginjak harga dirinya. Meskipun Naera bukanlah pasangannya, tapi William sudah banyak membantu wanita itu. Ada baiknya jika ia tahu diri.
Sebelah tangannya menunjuk paras Naera, kemudian berseru, "Aku tidak menyukai laki-laki itu. Jika kau masih menginginkan hartaku, maka jangan pernah temui dia lagi,"
Lalu William merasa sok berkuasa atas diri Naera Rose. Dia merupakan pria pertama yang berhasil membobol kesucian Naera dan memfasilitasi hidup gadis itu. Jadi, William pikir tidak ada salahnya jika dia berlaku demikian.
Bersamaan dengan itu, darah Naera seketika melambung ke ubun-ubun. Baginya William begitu sombong, karena telah menampungnya di rumah itu. Naera menangkis tangan William yang menunjuknya tadi, lalu gantian memamerkan jari telunjuknya juga.
"Jika hal itu membuatmu merasa berkuasa atasku, maka lebih baik aku ke luar dari sini!"
Tatapan netra William meredup tatkala Naera berani undur diri dari kediamannya. Dia tidak menyukai jika kesepakatan mereka dilanggar begitu saja. Di samping itu, William yang sudah terbiasa dengan kehadiran Naera Rose akan merasa kehilangan atas kepergian wanita tersebut.
William dikejutkan dengan perasaan tak ingin kehilangan Naera, padahal entah sejak kapan ia memilikinya. Karena enggan Naera enyah, akhirnya William memutuskan untuk mengalah.
"Tidak bisa. Bagaimanapun juga kita sudah terikat janji,"
"Untuk apa lagi, William? Aku tidak menyukai sikapmu itu,"
"Baiklah-baiklah. Kau boleh berteman dengannya,"
Kedua mata Naera setengah memicing. Pria yang dikenalnya memiliki sikap tegas ternyata bisa plin-plan juga. Jika begitu, maka Naera tak perlu pindah tempat.
Dia tidak peduli dengan William. Naera bisa stress jika berlama-lama berhadapan dengan lelaki menyebalkan tersebut. Naera pun beringsut ke pelataran belakang rumah. Di sana ia dapat melihat air kolam yang bergelombang.
***
Malam ini seusai melaksanakan dinner bersama di rumah, Naera bersantai di kursi beranda rumah sambil menikmati hembusan angin dalam kegelapan. Kepalanya bersandar pada tubuh kursi dan membidik jutaan bintang yang bergelayut indah di langit. Seketika bayangan masa kecil terlintas dalam kepalanya. Andai sang Ibu masih hidup, pasti keluarganya tak akan berantakan seperti ini. Naera juga teringat dengan perkataan Adam tentang bukti pernikahannya dengan William Morgan. Hingga sampai sekarang ia belum berani menampakkan wajah pada Adam. Sebenarnya mereka saling menyimpan kontak, tapi Naera mengurungkan niatnya untuk menghubungi Adam akibat ketakutan yang menyerang jiwanya.
Sedang asyik tenggelam dalam lamunan, tiba-tiba saja ponsel Naera berdering panjang pertanda ada seseorang yang telah memanggilnya. Naera sampai mengira kalau itu Ayahnya, tapi Naera harus menelan kecewa tatkala yang muncul di layar Handphone-nya adalah nama Robert. Seorang pria yang kala itu memperkenalkannya dengan William Morgan di bar.
"Halo?" sapa Naera. Tak lupa ia mengaktifkan loudspeaker untuk menangkap suara Robert lebih jelas lagi.
"Naera Rose. Kau ke mana saja? Aku tak pernah melihatmu lagi di diskotik manapun. Ketahuilah! Dunia malam begitu merindukanmu,"
Nada bicara Robert begitu nyaring, hingga Naera menjauhkan benda gepeng itu dari telinganya. Antara Robert dan Naera memang kerap bekerjasama. Robert selalu memberikan Naera pada lelaki konglomerat yang akan melimpahinya dengan kekayaan. Namun, keduanya sempat putus komunikasi dan malam ini Robert kembali mencari-cari sosok Naera Rose si danger woman.
Naera setengah mendesah. Dia yakin sekali jika komplotan dunia malamnya suatu saat pasti akan mencarinya. Kemudian dia menarik napas dalam untuk mengungkapkan suatu kejujuran pada Robert.
Naera sudah dipakai oleh William. Di sisi lain, 10 % hasil saham William tidak mampu disaingi oleh gaji Naera saat menjadi perempuan bayaran. Naera terlanjur mengikat janji dan ia memang ingin mendapatkan keuntungan yang lebih. Jadi, dengan terpaksa Naera harus melepaskan rekan-rekan dan para singa yang kerap dilayaninya dahulu kala. Namun, Naera tak akan memberitahu penyebab semua ini. Biarlah dirinya saja yang menyimpan.
"Ah, terimakasih atas kepedulianmu, Sobat! Tapi biar kau tahu saja, aku ini sudah vakum dari pekerjaan gelap itu,"
"What? Are you sure, Baby? Yang benar saja, hah!"
Robert tidak memercayai semua ini dan menganggap Naera Rose sedang bercanda.
"Apakah aku pernah berbohong? Lanjutkan hidup kalian! Semoga bisa menemukan penggantiku,"
"Oh, shit! Bagaimana mungkin seorang Naera Rose dapat meninggalkan dunia gelapnya? Namamu agung di kalangan pria hidung belang. Oh, ayolah!"
Robert setengah merengek. Jika Naera pergi, otomatis dia akan kehilangan satu aset berharganya.
Kemudian Robert dan Naera senantiasa melempar ocehan. Robert sangat kecewa dengan Naera, bahkan wanita itu tidak memberitahu alasan apa yang membuat ia berhenti menjadi wanita bayaran. Pantas saja Naera menghilang selama beberapa waktu. Awalnya Robert mengira kalau Naera ada job di luar Negri. Rupanya memang ia sudah tidak mau lagi bergabung dengan rekan lamanya.
Naera mulai lelah menghadapi paksaan Robert. Dia ingin buru-buru mematikan telepon dan beristirahat.
"Sampaikan salamku pada mereka dan jangan pernah mencariku lagi! Aku, Naera Rose, memutuskan untuk berhenti menjadi seorang kupu-kupu malam,"
Tut…
Robert belum merespon ucapan Naera, tapi dia sudah memutuskan sambungan telepon bahkan mematikan ponselnya. Naera sudah ikhlas untuk kehilangan kesenangannya dan memilih untuk tinggal bersama William si pria licik dan menjijikkan.
Sementara di penjuru lain tanpa disadari oleh Naera, seorang pria tengah menguping pembicaraannya dengan Robert. Dia tersenyum ketika tahu bahwa Naera sudah benar-benar menarik diri dari dunia gelapnya. Sekarang adalah waktu yang tepat baginya untuk kembali ke kamar sebelum Naera beranjak dari kursi untuk masuk ke rumah, lalu menemukannya di tempat ini.
Dan, sosok itu adalah William Morgan! Sudah lama ia menguntit Naera yang berkomunikasi dengan Robert.
***
Naera baru saja selesai berbelanja dan sekarang ia akan kembali ke rumah. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang mencekal pergelangan tangannya. Naera membelokkan badan. Antusiasnya muncul ketika melihat siapa yang melakukan hal tersebut.
"Jhonson?" Netra Naera membesar.
"Hei! Tidak kusangka kita akan bertemu di sini,"
"Kau sedang apa? Belanja untuk keperluan anak dan istrimu?"
Naera mengejek rekan lamanya yang sedang menjinjing sebuah plastik dan ke luar dari tempat perbelanjaan.
"Jangan menghinaku begitu, Naera. Ibuku sedang sakit dan akulah yang menggantikannya berbelanja,"
"Oh, maafkan aku, Jhonson. Aku tidak tahu soal itu," ucap Naera merasa bersalah.
"Tidak mengapa. Bagaimana jika kita duduk di café itu saja?"
Lalu Jhonson melayangkan jari telunjuknya ke depan. Tempat perbelanjaan itu bersebrangan dengan sebuah café 24 jam. Naera tentu tidak menolak, kemudian mereka pun berdiri di trotoar untuk menyebrangi jalan.
Bersamaan dengan itu, sebuah mobil hitam seketika menghadang perjalanan mereka. Nyaris saja Naera membuat perhitungan, tapi niatnya diurungkan karena melihat siapa yang keluar dari mobil tersebut.
Dia adalah William. Lelaki itu mendekati Naera sambil berkata, "Naera Rose. Ayo, kita pulang!"
***
Bersambung