1 Prolog

" Bisakah kau tidak menggusur restoran ini, tolong lah. "

" Sudah kubilang, restoran kalian tidak pantas berdiri ditempat ini, ini akan dijadikan markas gulid dari Orbis, Indo Knight, Jadi tanah restoran kalian yang notabene adalah milik perusahaan kami, harus digusur, tidak ada pertimbangan. "

Perdebatan terjadi antara seorang bocah dengan wanita kantoran yang memakai pakaian formal itu.

Bocah ini adalah Rendra, Rendra Abassar , ia adalah bocah 16 tahun, yang memiliki tinggi 179 cm, dengan kulit coklat dan rambut coklat gelap, Mata Emas Rendra sedang serius saat menatap wanita itu.

Rendra dan Ayahnya menjalankan restoran arab, Rendra juga bertugas sebagai sous chef di restoran yang hanya dijalankan oleh mereka berdua ini.

Ayah Rendra bernama Ali Abassar, dia adalah orang Arab yang menikah dengan orang indonesia, yaitu almarhum ibu Rendra.

Karena mereka berdua membangun Restoran di tanah yang merupakan milik swasta, yaitu PT.Laksana Indah, sekaranglah tiba saatnya penggusuran, hal yang sudah sering terjadi di zaman modern ini.

" Hah ? Apa kau bilang ! Restoranku Tidak Pantas berdiri disini ? Persetan dengan Orbis itu, kau sama sekali tidak pernah mencoba makanan buatanku dan ayahku, dasar wanita Jalang . "

Rendra berteriak kepada wanita itu dengan kata kotor.

" A-apa kau bilang, Beraninya kau menyebutku wanita jalang, Dasar kau bocah tengik ! "

Wanita itu adalah Natasha Primuswari, seorang Agen dari PT. Laksana Indah, sekaligus Manager dari salah satu Guild TOP Indonesia, Indo Knight.

" Yah, Yah, Sudahlah kalian berdua, jangan ribut begitu, ayo kita minum-minum dulu . "

Yang berbicara seperti itu adalah ayah Rendra Ali Abassar, dia sedang membawa nampan teh dengan senyum lembut saat ini.

"" Diamlah kau, Pak Tua. ""

Teriak Mereka berdua dengan kompak kepada Ali, dan lanjut saling menggeram dengan ngotot.

Setelah diteriaki oleh putranya sendiri dan wanita kantoran itu, muncul urat nadi dikepala Ali yang tersenyum, Lalu.

* Duk *

* Duk *

" Itu Sakit Pak Tua, Apa yang kau lakukan, Hah ?? "

Rendra mengelus elus kepalanya setelah terkena pukulan dikepalanya oleh ayahnya.

" Sebaiknya kita dengarkan dulu nona ini dasar Putra Bodoh ! Kau tidak bisa terus seperti anak kecil disetiap kesempatan. "

Teriak Ali sambil menggosok gosok telapak tangannya dikepala Rendra. Rendra sudah diam dan dengan serius menatap ayahnya.

" Lalu Apa ? Apa kita hanya berdiam diri saat wanita jalang ini ingin menggusur tanah nenek moyang kita ? Hah Beri~tahu~aku~ Pak Tua ! "

" Nenek Moyang Jidatmu itu, jelas sekali ini tanah perusahaan mereka, kau sudah liat sendiri kan dokumen tanahnya. "

Ali lalu menggetok lagi kepala Rendra dan Rendra lalu meringis kesakitan sambil berguling-guling ditanah.

Ali lalu mengabaikan Rendra dan mengalihkan pandangannya ke Natasha yang daritadi hanya menonton interaksi kasih sayang ayah anak tersebut.

" Jadi Nona, kapan kami harus meninggalkan restoran ini, dan juga kau pasti sudah menyiapkan Uang Ganti Rugi kan. "

Mendengar pernyataan Ali, Natasha lalu mengeluarkan Kopernya dan membukanya.

Dan Ali dapat melihat cukup banyak Uang disana.

" Kalian harus pindah Esok Juga, dan ini adalah uang 500 Juta, anggap saja sebagai ganti rugi terhadap Bangunan lusuh ini, Apa kau mengerti. "

Ali lalu melihat sebentar dan menganggukan kepalanya.

" Baiklah kita sepakat, besok aku sudah akan pergi dari sini. "

" Itu Bagus. "

Mereka berdua lalu berjabat tangan, setelah itu Natasha pergi dan keluar dari Restoran tanpa menengok kebelakang lagi.

Rendra yang berlutut lalu berdiri dan duduk di bangku Restoran dan bertanya sambil menunduk.

" Jadi, Apa yang harus kita lakukan sekarang, yah ? "

Ayahnya lalu berbalik melihat Rendra lalu menggosok kepala Rendra menggunakan tangannya.

" Itu adalah urusanmu, kalo ayah sih sudah ditawari pekerjaan untuk memasak di Dubai, jadi Ayah memang sudha berencana untuk menutup restoran ini. "

Ucapan Ayahnya membuat Rendra kaget, dan membuka mulutnya.

" HAAAAAH !!!! Jadi kau sudah berencana menutup restoran ini dari jauh hari !!! "

" Lalu kenapa ??? "

Jawaban ayahnya membuat urat nadi Rendra naik dikepalanya.

" Dasar kau Ayah Bajingan, tidak bertanggung jawab, sialaaaaan, kenapa kau rela menjual restoran berharga ini yah, hanya demi sebuah pekerjaan yang belum tentu bagus ! "

Mendengar perkataan anaknya senyum diwajah Ali menghilang dan digantikan dengan tatapan serius memandang putranya.

" Ayah rasa, sudah saatnya kau mandir, dan masuk SMA nak. "

" Hah ? SMA ? Tempat itu membosankan, pelajaran disana terlalu mudah dan membosankan, itu hanyalah tempat dimana para remaja menghabiskan waktunya untuk bermain main. "

Tentu saja Rendra akan mengucapkan itu, ia seharusnya sudah bisa memasuki kuliah saat umurnya 12 tahun, itu karena Rendra adalah jenius, dia sudah menamatkan kurikulum SMA sejak kecil, awalmya dia senang dengan belajar, namun setelah ia sadari dan lama kelamaan Rendra pun menjadi bosan, ia lalu menemukan Gairahnya dalam memasak, namun sekarang itu telah dihancurkan.

" Walaupun begitu, setidaknya kau bisa mencari teman, agar tidak bosan. "

" Heh, teman ? Apa itu ? Mereka hanyalah parasit dalam hidup, dan hanya merepotkan, lagipula apa mereka bisa bergaul denganku. "

Sejak Kecil Rendra telah menjadi jenius, karena itu dia sama sekali tidak memiliki teman sebaya, dia dikucilkan dari pergaulan, karena otaknya yang terlalu cerdas, Rendra kesulitan dalam bergaul dimasyarakat, ditambah mulutnya yang ceplas-ceplos, sudah tamatlah kehidupan remajanya.

Ali sebagai ayah, tentu saja tahu, beban berat anaknya sebagai seorang jenius, tahun lalu sejak penemuan Super Komputer Primus, Ali telah menyuruh Rendra untuk pergi ke AS lalu masuk ke Dev Group, dan menjadi peneliti disana, namun Rendra menolak dengan alasan bahwa, Mengamati orang bermain bukan hobinya dan itu sangat membosankan.

Jadi Ali hanya bisa diam dengan pilihan anaknya itu.

" Bagaiman jika kau sekarang bermain Orbis saja, kudengar itu sangat Populer dikalang semua umur, ayah akan membelikanmu Kapsul Gamenya tenang saja, lalu kau bisa bermain dirumah dan menghilangkan kebosananmu, Bagaimana ?. "

Mendengar perkataan Ayahnya Rendra berpikir dengan cermat, karena saat ini tidak ada pekerjaan, dia juga ingin bermain Orbis, tapi takut itu menjadi membosankan, tapi Rendra berencana mencoba terlebih dahulu, jika itu mengasyikkan ia akan terus bermain.

" Baiklah, Lalu kapan kau akan pergi ? "

Tanya Rendra kepada ayahnya.

" Esok Pagi, aku akan berangkat ke Dubai, malam ini aku akan menelpon kenalanku untuk membelikanmu Kapsul Gamenya, kau pulanglah duluan. "

Mendengar itu, Rendra lalu membereskan barang-barangnya, dan keluar dari restoran.

" Kalau begitu aku pulang duluan, jangan terlalu malam Pak tua. "

Rendra lalu keluar sambil melambai kepada ayahnya dan menutup kembali pintu Restoran.

" Pergilah. "

Setelah telpon terdengar bunyi suara, Ali lalu berbicara dengan orang ditelepon.

" Ah ini aku "

" Aku ingin memesan Kapsul Game darimu, kira kira berapa harganya. "

" Begitu ya, kalau begitu yang standar saja bagus. "

" Baiklah, jadi besok bisa dikirim ya, kau tahu kan alamat rumahku. "

" Iya benar, kalau begitu terima kasih "

Serelah itu Ali mematika teleponnya dan berpikir sambil menghela nafas.

' Haaah~, kuharap anak itu tidak bosan dengan Permainan ini. '

avataravatar
Next chapter