webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

VI-311. Mengancam Mahendra

tatkala jemarinya tersentuh telapak tangan sang istri, Mahendra terlihat memijat pelipisnya dengan ujung jemari yang lain. 

Hendra mengangkat wajahnya, perlahan mata biru itu menunjukkan tatapan kemarahan yang tak terucap. 

_Tatapan itu_ Aruna merasa seperti terlempar ke dasar samudra biru di musim dingin yang menggigit. 

"bagaimana kau bisa sampai sini?" kata tanya Hendra menggugah kebekuan Aruna. 

Perempuan bermata coklat itu bahkan tak sanggup membalas kalimat tanya sederhana yang diajukan suaminya. 

Bukan karena ia enggan memberikan jawaban, melainkan gumpalan lain rasa sesak yang detik ini hadir di dadanya. rasa sesak yang terdorong menuju tenggorokan dan mematikan kemampuannya bicara. 

Aruna ingin menangis, tapi dia tidak mau hendra melihatnya meneteskan air mata. jadi perempuan ini menekan dalam-dalam perasaannya dan memilih meremas lebih kuat jemari Mahendra yang berada di telapak tangannya.