"Cantik," ini suara Mahendra berjalan mendekati istrinya, 'bagaimana aku bisa mengabaikan apa yang kucintai? Pemikiran tetua terlalu kolot!'
Aruna melirik ratna dan yang lain, secara sempurna meminta asistennya untuk keluar.
Tepat ketika lelaki bermata biru duduk di dekatnya, Aruna tahu dia akan dapat sesapan pada pipinya.
"apa yang menjadikan perempuan malasku satu ini memutuskan memotong rambut?" tangan mahendra naik membelai rambut baru Aruna.
"kamu," ada yang berbisik tepat di telinga Mahendra.
"andai setiap hari suasana hatimu sebaik ini," hendra bangkit dari duduknya, "aku akan lebih jenak," tangan kanannya terbuka di dorong ke arah Aruna.
"kemana?" Aruna menyambut tangan lelaki bermata biru.
"sepertinya hujan baru reda, udara segar cocok untuk ibu hamil,"
mata aruna menyipit tertimpa senyumannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com