webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1020 Chs

III-74. Ekspresi di Buat-buat

"tak usah kecewa, aku tetap mengambil sepatu yang jenisnya sama, cuman tingginya saja yang perlu dikurangi," mendengar monolog syakila Gibran menghentikan langkahnya, membalik tubuh dan sesaat terlihat dia mengangguk ringan, kemudian menuju kasir.

"ada lagi yang kamu inginkan?"

"tidak ada," tapi tangan gadis itu menarik Gibran, "Aku boleh ikut ke kantor kakak?" sang pria tersenyum untuk pertama kalinya kepada gadis kurus.

"terima kasih!" syakila tahu itu artinya iya.

.

.

"Kenapa kamu membungkus makan siang 3 porsi?" tanya Gibran setelah perempuan itu mengantre cukup lama di sebuah restoran cepat saji.

"yang dua untuk kita, yang satunya untuk Gesang, aku penasaran Seperti apa dia di tempat kerja," mata gadis itu berbinar menamati bungkusan di tangan.

***

[Hallo? Sayang?]

[Iya..]

[Tidak istirahat?]

[Kayaknya enggak, aku ketinggalan, Harus bekerja ekstra]

[Baiklah..]

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com