webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urban
Not enough ratings
1019 Chs

III-223. Jubah Es

Aku datang menemuimu malam ini. Oh, mungkin ini sudah dini hari. Aku di bawa melaju dengan mobil yang di hadiahkan padaku ketika pernikahan kita. Ajudanmu setia melirik ku setiap saat, mungkin ia takut terjadi sesuatu padaku. Dia yang terlihat kuno dengan segala kepatuhannya yang ekstrim padamu dan kepada keluargamu, membuatku kadang kala merasa terganggu.

Tapi ku coba memaklumi hal itu. Mungkin ia berbuat seperti itu karena takut pada ancamanmu, atau mungkin dia menirukan caramu memperlakukanku.

"Apa Ac-nya terlalu dingin nona?" pertanyaan Alvin seakan mengetahui hawa dingin bulan Desember, telah berhasil menusuk hingga ke dalam tulangku. Mungkin kamu tak mengira bahwa tubuhku kini benar-benar menggigil, padahal aku mengenakan sweater merah yang kurajut bersama tatapan hangatmu.

"Tolong naikkan suhunya," Aku mengamini dugaan Alvin.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com