webnovel

Berangkat Ke Mesir

Perjalanan hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja dari kediaman Abri. Martin yang sudah bekerja sangat lama dengan Abri kemudian mengantarkan Abri langsung sampai ke pintu pesawat.

"Tuan, kita sudah tiba."

Ucap Martin sambil membukakan pintu. Dia bahagia melihat Abri dan Jiao memangku masing-masing satu dari kedua anak Abri. Mereka seperti pasangan suami istri. Padahal diantara Jiao dan Abri sebenarnya tidak terjadi apapun.

"Jiao, kita naik ke pesawat sekarang."

Ucap Abri yang langsung diangguki oleh Jiao.

"Baik Tuan Abri!"

ucap Jiao terlihat kerepotan dengan Barra berada di pangkuannya sehingga Abri segera menurunkan Daisy dan mengambil alih Barra dari pangkuan Jiao. Mereka segera menaiki pesawat. Martin segera turun dan kembali mengemudikan mobilnya menuju kembali ke kediaman Abri.

Seperti biasa saat Abri melakukan perjalanan bisnis, Martin yang akan mengurus semua yang ada di rumah, sementara untuk urusan kantor, tentu Thomas dan Jiangyang yang akan mengurusnya. Saat ini Martin sudah tiba di rumah, dia sangat lapar sehingga kini dia langsung menuju ke ruang makan. Martin melihat Lingling duduk termenung di meja makan menatap makanan yang di buat oleh Jiao tadi, dia menatap makanan-makanan itu dengan penuh kebencian.

"Dasar wanita sialan! aku yang lebih dulu menyukai tuan Abri, kenapa kamu tiba-tiba datang dan merebut perhatiannya dariku?"

ucap Lingling sambil menelungkupkan kepalanya di atas meja makan. Martin mengerutkan keningnya saat melihat apa yang dilakukan oleh Lingling.

"Lingling, kamu kenapa?"

tanya Martin sambil duduk di depannya. Lingling langsung mengangkat kepalanya dan menatap Martin dengan tatapan kesal. Dia melampiaskan kekesalannya kepada Martin yang baru saja kembali mengantarkan Abri dan Jiao.

"Martin, aku sangat kesal kepada pengasuh baru itu! dia saat ini sengaja mencuri perhatian Tuan Abri sehingga dia malah mengajaknya, bukan mengajakku! Aku kan juga ingin diajak berlibur seperi Jiao!"

ucap Lingling sambil memukul meja makan hingga membuat Martin terkejut.

"Lingling, aku merasa kamu sangat keterlaluan! kamu tidak seharusnya menyukai Tuan Abri, dia sudah mengatakan kalau dia tidak akan menikah lagi. Lagi pula, Nona Jiao tidak salah dalam hal ini, dia menuruti apa kata Tuan muda Barra saja. Memangnya kenapa kalau dia yang dipilih oleh Tuan muda dan nona muda?"

tanya Martin kepada Lingling. Dia akan mengingatkan Lingling kalau sifat iri itu tidak baik.

"Aahh, kamu ini apakah juga menyukai Jiao? kenapa semua orang menyukainya? apa kalian semua mau disebut poedofil? Kalian ini para lelaki dewasa menyukai gadis kecil?"

tanya Lingling pada Martin yang saat ini hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Lingling, kamu jangan seperti Nona Feifei yang pernah berbuat jahat kepada orang terdekat tuan Abri, kalian yang tidak menyukai dan berniat buruk pasti akan mendapatkan akibatnya! Untung saja Nona Feifei masih bisa menyesali kesalahannya dan memperbaikinya. Kalau tidak seumur hidupnya pasti akan sangat sengsara."

Ucap Martin pada Lingling yang langsung meninggalkan Martin yang saat ini sedang menikmati sarapan buatan Jiao.

"Martin, kenapa kamu membelanya?"

tanya Lingling kepada Martin, dia sangat kesal karena semua orang membela Jiao.

"Lingling, aku tidak membela! Aku hanya mengingatkan kamu kalau apa yang kamu lakukan itu salah dan kamu bisa mencelakai dirimu sendiri kalau kamu menuruti egomu!"

ucap Martin sambil meninggalkan Lingling. Dia akan segera mengumpulkan seluruh pelayan untuk diberikan pengumuman dan juga apa yang harus mereka lakukan saat majikan mereka tidak berada ditempat.

Sementara itu, saat ini Abri dan Jiao juga anak-anak sedang makan siang di dalam pesawat mereka. Beberapa jam lagi mereka akan tiba di kota Giza dimana Abri dan Alexi juga perwakilan dari perusahaan ayah Jiao akan bertemu untuk menandatangani kontrak kerjasama.

Barra dan Daisy, mereka sangat bahagia karena Jioa ikt dalam perjalanan kali ini. Mereka kemudian segera tidur siang setelah selesai makan dan bermain sebentar. Setelah anak-anak tidur, Jiao dan Abri berdiskusi tentang dunia bisnis, ini bagian dari pelajaran bisnis yang akan diberikan untuk Abri kepada Jiao.

"Jiao, apakah kamu sudah siap?"

tanya Abri kepada Jiao yang kini menganggukkan kepalanya. Abri kemudian mulai memberikan teori-teori lalu dia melihat apakah yang dia sampaikan kepada Jiao bisa di terima atau tidak. Setelah yakin kalau Jiao bisa menerima apa yang disampaikan Abri tadi, kini dia mulai meminta Jiao mencoba membuat laporan dan ringkasan dari beberapa berkas yang akan Abri gunakan untuk presentasi besok.

"Nah Jiao, meski kamu besok ikut dalam pertemuan, aku harap kamu diam saja dan mengatakan kalau kamu adalah asisten pribadi sekaligus sekretarisku. Agar kamu bisa melihat kinerja asisten ayahmu selama ini dan kamu bisa menilai bagaimana karakter pegawaimu sendiri."

ucap Abri yang langsung diangguki oleh Jiao. Abri melihat Jiao mengantuk maka dia segera mengakhiri materinya dan mempersilahkan Jiao untuk beristirahat di dalam kamarnya.

"Baiklah Tuan Abri, kalau begitu aku akan beristirahat dulu."

ucap Jiao yang langsung beranjak menuju ke dalam kamarnya di samping kamar anak-anak. Sementara itu, Abri kemudian menuju ke dalam kamarnya juga, pesawat ini terdiri dari tiga buah kamar yang berukuran lumayan besar dan juga ada dapur, ruang makan dan ruang tamu. Mereka kemudian beristirahat semua.

Abri terbangun saat pesawat sudah mendarat di kota Giza. Abri kemudian segera membangunkan Jiao dan juga kedua anaknya. Setelah itu dia mengajak semuanya turun. Abri akan tinggal di sebuah vila yang berada di bagian belakang bandara, ini adalah bandara pribadi yang dibangun sendiri oleh mendiang Papa tirinya, Alex. Abri dan Alexi yang sering menggunakan tempat ini karena mereka berdua yang meneruskan bisnis Alex juga Zio.

"Daddy, apakah kita akan bermalam disini?"

tanya Daisy yang sudah beberapa kali tinggal ditempat ini sementara Barra baru pertama kalinya.