Sambil menikmati sedikit pemandangan keluar jendela mobil, Huo Weiwu masih dalam perjalanan menuju apartemennya bersama dengan Letnan Shang.
Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya mobil ini pun berhenti di gerbang gedung apartemen Huo Weiwu. Letnan Shang dengan sigap membukakan pintu untuk Huo Weiwu, lalu dengan sopan berdiri di samping Huo Weiwu.
"Komandan memerintah saya untuk tidak perlu mengantar Anda. Anda memiliki kebebasan yang secara pribadi dengan batasan tidak melanggar perintah komandan." Kata Letnan Shang dengan datar.
"Kebebasan dengan batasan? Apa maksudnya?" Tanya Huo Weiwu sambil turun dari mobil.
Letnan Shang menutup pintu, lalu tersenyum, "Maksudnya, Nyonya tidak boleh membuat komandan marah lagi. Kalau tidak, ia akan mengirimkan anda pelayan yang tidak sebaik Bibi Long untuk mengurus Anda."
Huo Weiwu tersenyum, "Berarti kalian tidak perlu mengawasiku agar tidak khawatir. Kenapa kalian membuang-buang waktu untuk mencari kemarahanku?"
Letnan Shang seketika terdiam. Sebenarnya ia kurang setuju pada perkataan gadis ini. Namun, berdebat bukan hal yang disukainya.
Huo Weiwu masih dengan malas dan sempoyongan berjalan menuju lift. Lalu menekan tombol. Pintu lift pun terbuka. Hal pertama yang dilihat Huo Weiwu saat sampai di apartemennya adalah seorang lelaki dengan gaya yang keren sedang bersandar di pintunya.
Dia tampak menjeda untuk menghisap merokoknya, jarinya masih menjepit sebatang rokok itu dengan kokoh. Di sekelilingnya masih mengepul asap yang menyelimuti wajahnya yang lembut. Gadis lain yang melihatnya pasti tidak akan berdaya. Gaya kalem dan tenang ini membawa aura yang agak dingin.
Sepuluh hari lebih tidak bertemu, Wei Yankang yang ini berbeda dengan Wei Yankang yang terkesan lembut seperti batu jade bagi Huo Weiwu.
Huo Weiwu menundukkan mata. Tanpa mengeluarkan ekspresi apapun, matanya memandang dingin pria itu, dan langsung berkata terus terang, "Lain kali jangan datang lagi ke apartemenku. Kalau tidak, aku bisa pindah dari sini."
"Apakah kau yang bilang ke Gu Qiaoxue kalau kita tidur bersama?" Tanya Wei Yankang tidak percaya.
Huo Weiwu mengangkat senyum dinginnya, dengan lebih mencemooh, "Kenapa? Apa kau hari ini datang untuk menanyakan hal itu?"
"Weiwu, aku sudah pernah bilang padamu, di hatiku hanya ada kau. Bisakah kau menungguku tiga tahun?" Wei Yankang berkata datar dengan sedikit memohon.
"Atas dasar apa aku harus menunggumu selama tiga tahun? Dari umur 19 sampai 24 tahun, aku sudah menunggumu tujuh tahun. Apa yang kau berikan padaku? Pengkhianatan, penghinaan, bahkan rasa sakit yang tak ada habisnya. Untuk apa aku memberi kesempatan pada orang yang terus saja menyakitiku?! Aku sekarang 26 tahun, aku masih punya masa muda. Aku tidak ingin saat umurku 36 tahun aku masih berduka. Kenapa aku harus jatuh dua kali pada lelaki yang sama?" Huo Weiwu sedikit emosi, ia juga membesarkan matanya.
Hati Wei Yankang hancur. Ia memeluk Huo Weiwu dan mengatakan sesuatu dengan lembut, "Huo Weiwu, percayalah padaku, aku tidak akan menyakitimu untuk yang kedua kalinya. Aku bersumpah, kalau aku menyakitimu lagi, aku tidak akan mati dengan tenang."
Huo Weiwu menghela nafas dalam-dalam. Ia tidak mempedulikan ucapan lelaki itu "Maaf, aku tidak percaya padamu. Tinggalkan aku."
"Tidak akan. Huo Weiwu, aku sangat lelah. Tanggung jawab dan misi keluarga telah menekanku hingga aku sulit bernafas. Hal yang aku inginkan hanyalah kau berada di sisiku." Wei Yankang tampak meminta sambil menahan rasa sakit hatinya. Bahkan ia sampai mengerutkan alisnya erat-erat. Ia ingin memeluk Huo Weiwu erat-erat, seakan-akan ingin melekatkan Huo Weiwu pada tulangnya.
Huo Weiwu tersenyum dingin. Ia merasa tidak ada kehangatan di dalam mata lelaki itu, "Wei Yankang, berapa umurmu sekarang? Kau tidak punya kekuatan sendiri? Tidak berusaha untuk memperbesar kekuatanmu sendiri? Tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang harus diprioritaskan?"
"Tapi aku anak semata wayang keluargaku!" Wei Yankang menjawab dengan pasrah.
Huo Weiwu mendorong Wei Yankang. Dari matanya, gadis ini seperti menyalakan api yang menyala-nyala dan menyorot cahaya api itu pada lelaki itu. Huo Weiwu marah, "Siapa yang peduli?! Justru kalau kau anak semata wayang, harusnya kau mendukung keadaan perusahaan keluargamu. Bukannya malah menjual diri dengan tidur bersama Gu Qiaoxue, lalu membuatnya mengandung anakmu. Saat ini kau bahkan segera menikahinya, lalu kau masih mencariku!"
"Sejujurnya, orang yang kucintai hanyalah kau." Ucapan Wei Yankang ini makin menampakkan rasa sakit hati karena harus berpisah dengan Huo Weiwu.
"Pergi!" Huo Weiwu meraung, "Jangan menipuku dengan kemunafikanmu lagi. Aku bukan lagi gadis kecil polos yang bisa kau tipu dengan kebohonganmu. Kalau kau hanya mencintaiku, kenapa kau tidur dengan Gu Qiaoxue?"