webnovel

Sepasang Murahan yang Serasi

Editor: Wave Literature

Wei Yankang tampaknya datang dengan membawa hati yang telah luluh. Huo Weiwu masih merasa jika lelaki itu sudah tidak pantas untuk dipertahankannya.

"Saat aku melakukan itu, aku terus memikirkanmu." Wei Yankang mencoba berterus terang.

Mendengar itu,Huo Weiwu merasa perkataan itu sangat lucu. Bahkan ia sampai tak bisa menahan tawanya.

"Sambil memikirkanku, kau masih bisa melakukannya? Sangat kuat sekali akal sehatmu!" Sindir Huo Weiwu dengan tajam.

Huo Weiwu tidak ingin berbicara omong kosong lagi dengannya. Hatinya sudah terlanjur merasakan sakit yang amat dalam, bahkan sakitnya semakin menyebar dengan melihatnya hari ini.

Huo Weiwu mengambil kunci dan membuka pintu. Sebaliknya, Wei Yankang menahan pergelangan tangan Huo Weiwu.

"Huo Weiwu, kalau perkataanku adalah bohong, petir akan menyambar dari langit. Aku tidak punya alasan untuk menipumu. Tunggu aku selama tiga tahun, tiga tahun saja. Tiga tahun kemudian, kau akan memiliki semua milikku."

"Untuk apa aku menginginkanmu?!" Huo Weiwu menyingkirkan tangan Wei Yankang. "Mau membuat ampas?" Sindir Huo Weiwu tanpa perasaan.

"Dari dulu aku tidak pernah lupa dengan janji yang kubuat di ruang duka ibumu. Aku akan menjagamu selamanya, menemanimu selamanya, dan tidak akan membuatmu kesepian." Wei Yankang makin terisak dalam tangisan.

Kata demi kata yang diucapkan Wei Yankang itu semakin membekukan hati Huo Weiwu.

"Hey sadarlah! Kau sudah tidak melakukan itu semua, tapi beraninya kau mengingatkan itu semua padaku. Aku benar-benar harus membuat ibuku memanggilmu dan mengintrogasi dirimu." Ujar Huo Weiwu dingin, lalu membuka pintunya untuk masuk.

Wei Yankang mengikutinya dari belakang sambil menjelaskan, "Aku sudah hampir kehabisan kesempatan. Kalau aku tidak menikah dengan Gu Qiaoxue, ayahku tidak punya kesempatan untuk mendapatkan warisan negara bagian Wei. Wei Jiawei tidak akan memberikannya kepada ayahku. Aku tidak bisa melihat ayahku mati karena hal seperti itu. Huo Weiwu, tolong mengertilah diriku..."

Kesabaran Huo Weiwu habis. Ia melemparkan tasnya ke sofa, lalu menoleh ke Wei Yankang, "Aku tidak mengerti kau, juga tidak memaafkanmu. Aku sangat perhitungan dan menghitung setiap detail dosamu bahkan sekecil apapun. Kau boleh pergi."

Wei Yankang masih saja berdiri dan tidak bergerak selangkah pun meninggalkan kamar Huo Weiwu. Ia melekatkan matanya, lalu memandang Huo Weiwu dengan penuh perasaan.

"Kau boleh memukulku, bahkan memarahiku. Aku membiarkanmu memukulku dan memarahiku. Tapi, Huo Weiwu, jangan merusak dirimu. Aku tahu Gu Gaoting bukanlah orang yang mudah..." Mata Wei Yankang seolah-olah berkabut.

"Semua orang memang tidak mudah untuk ditaklukkan. Apakah kau mudah?" Huo Weiwu melontarkan sindiran lagi, lalu mengambil asbak di atas meja.

Wei Yankang melirik asbak itu. Ia juga belum beranjak dari tempat, "Empat tunangan Gu Gaoting semuanya sudah mati..." Ujarnya dengan suara berat.

Huo Weiwu melemparkan asbak ke bahu Wei Yankang, "Itu urusanku. Tidak ada hubungannya denganmu. Kalau kau tidak segera pergi, sasaran lemparanku selanjutnya adalah kepalamu." 

Wei Yankang menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan suasana hatinya, lalu mengerutkan alis, "Lempari aku sampai mati. Itu lebih baik daripada rasa sakitku ini."

Huo Weiwu mengambil asbak yang ada di lantai. Wei Yankang mencegah lengan Huo Weiwu, lalu mencium bibirnya.

Sikap lelaki itu yang terus terang membuat emosi Huo Weiwu semakin membara. Ia menggigit lidah Wei Yankang tanpa ragu. Sayangnya seketika ada yang datang melabrak mereka berdua.

"Kalian berdua pasangan anjing. Akan kulaporkan kakakku, supaya dia mengurusi kalian." Teriak Gu Qiaoxue yang telah terburu-buru sampai di depan pintu, lalu melihat Huo Weiwu dan Wei Yankang berciuman di depan matanya.

Gu Qiaoxue langsung mengambil ponsel untuk menghubungi Gu Gaoting. Wei Yankang panik dan berusaha merebut ponsel itu dari tangan Gu Qiaoxue.

Gu Qiaoxue pun langsung bergegas lari ke luar. Alhasil, baru saja ia berlari satu langkah, Wei Yankang berhasil memeluk tubuhnya erat-erat.

"Gu Qiaoxue, masalahnya bukan seperti yang kau lihat." Wei Yankang merendahkan suaranya.

"Kenapa kau datang kemari mencari orang murahan itu? Aku sudah menginstal aplikasi pelacak di ponselmu. Kau di sini sudah setengah jam lebih." Tangis Gu Qiaoxue pun sudah tidak bisa ditahan lagi dan mengucur deras dari matanya.

"Aku kesini untuk menanyakan urusan padanya." Jelas Wei Yankang, suaranya terdengar semakin berat.

"Tidak, akan kulaporkan pada kakakku. Sekarang aku harus melaporkannya. Wei Yankang, kau mengecewakanku. Kakakku tidak akan melepaskanmu." Gu Qiaoxue memperingatkan.