webnovel

Tidak Mati Kalau Tidak Melakukannya

Editor: Wave Literature

Setelah ditegur oleh Bibi Long, Huo Weiwu merasa sakit hati di dalam kamarnya. Air matanya mengalir seraya tetesan gerimis air hujan. Dengan perasaan seperti itu, ia pun meraih ponsel untuk menelepon Yan Zi.

"Jam berapa kau kemari?" Tanya Huo Weiwu sambil sedikit sesenggukan.

"Aku sudah ada di jalan, Kak. Sebentar lagi tiba. Aku membawakanmu baju, tapi aksesorisnya kau siapkan sendiri ya. Pesta hari ini sangat mewah, jadi dandanlah yang cantik."

Huo Weiwu tahu, itu semua dilakukan Yan Zi agar Huo Weiwu tidak mempermalukannya.

"Nanti kita bicara lagi saat sudah sampai." Huo Weiwu menutup telepon, lalu membuka kotak aksesorisnya. Matanya tertuju pada perhiasan 'Laut Pagi'. 

Aksesoris itu adalah anting-anting peninggalan ibunya, juga salah satu anting-anting favoritnya. Huo Weiwu memakainya. Lalu terdengar suara ketukan pintu. Huo Weiwu pun membukanya.

Bibi Long ada di depan pintu, "Maaf Nyonya, saya baru saja bicara yang tidak baik."

"Tenang saja, aku tidak akan melaporkannya pada Gu Gaoting." Ujarnya dengan suara dingin.

"Terimakasih, Nyonya."

Tangan Huo Weiwu menggantung ke kusen pintu, lalu tersenyum malas, "Coba tebak, kalau nanti malam Gu Gaoting tahu aku tidak ada di sini, apakah dia akan marah?"

Bibi Long memucat, "Tuan muda sangat mencemaskan keselamatan Nyonya."

"Kau tahu caranya supaya dia tidak marah dan tidak cemas, kan?" Huo Weiwu berkata sambil tersenyum mencibir.

Bibi Long mendengar maksud Huo Weiwu yang tersembunyi, ia pun dengan berat hati mengatakan, "Kalau tuan muda tahu Anda tidak ada di sini malam ini dan saya tidak melaporkannya, saya akan melibatkan anak saya."

"Langit tahu, bumi tahu, kau tahu, aku tahu, namun dia tidak tahu. Tapi jika dia tahu dan marah, aku akan lebih marah padamu. Bibi Long orang yang cerdas, aku bisa menjadi gadis feminim atau orang yang keji, bibi pasti yang paling mengerti."

Segera terdengar suara ketukan pintu. Huo Weiwu segera menghampiri pintu.

"Kak Huo , ini bajumu. Kita pakai baju yang sama. Kau ganti bajulah dulu, baru aku bantu kau berdandan, lalu kita berangkat bersama." Ujar Yan Zi dengan riang.

Huo Weiwu memandang dingin Bibi Long.

Bibi Long merasa Huo Weiwu sangat istimewa, pantas saja Gu Gaoting memperlakukannya sangat berbeda.

Bibi Long menunduk, lalu pergi ke dapur.

Huo Weiwu tersenyum, seolah-olah memenangkan pertarungan ini, "Ayo masuk ke kamar."

"Kak Huo, aku tahu sebuah rahasia." Yan Zi tidak bisa menyembunyikan kehebohan.

"Kalau tahu rahasianya orang, biasanya akan jadi orang pertama yang mati duluan." Ucap Huo Weiwu sambil melepas pakaiannya, lalu menggantinya dengan gaun pendek berwarna putih milik Yan Zi.

"Itu tidak akan terjadi. Mereka bilang, Yu Yi juga datang ke pesta. Kalau sampai aku disukai Yu Yi, aku akan menjadi istri anak presiden di masa depan." seru Yan Zi sambil mengepalkan kedua tangan.

"Sekarang jamannya pemilihan dengan sistem demokrasi. Kamu yakin dia menjadi presiden generasi berikutnya? Lupakan." Huo Weiwu menyindir geli temannya itu.

"Tapi dia punya ayah yang memiliki strategi militer yang baik, dan punya latar belakang militer." Jawab Yan Zi dengan percaya diri.

Setelah menghela napas sedikit, ia melanjutkan, "Aku dengar setelah dia lulus, dia akan menjadi pemimpin yang istimewa. Semua karirnya telah diatur secara resmi. Kalau menikah dengannya, walaupun tidak menjadi presiden, orang itui masih memiliki kekuatan dengan kekuasaan tertinggi. Warga dunia maya bahkan membandingkannya dengan dewa matahari. Dia orang kedua yang ingin dinikahi oleh para wanita di seluruh negeri. Mungkin nanti dia bisa mengungguli posisi Gu Gaoting." celoteh Yan Zi, lalu ia mengambil kotak rias dari dalam tas.

"Kalau ada dewa matahari yang seperti itu, kulihat apakah aku bisa menaiki perahu Noah? aku akan mengucapkan salam, 'sampai jumpa, dewa matahari'." Canda Huo Weiwu. Yan Zi pun ikut tertawa.

Setelah berdandan, mereka berdua keluar, naik ke mobil Yan Zi, dan meluncur ke vila dekat pantai, tempat pesta itu digelar.

*****

Di kantor komando, Gu Gaoting berada di kantornya. Wajahnya yang terkesan berwibawa sedang melihat data yang ada di tangannya. Beberapa saat ada seseorang mengetuk pintu.

"Masuk." Pinta Gu Gaoting dengan suara beratnya.

Letnan Shang berdiri tegap, memberi hormat, lalu melapor, "Lapor komandan, Tuan Yu Yi sudah ditemukan. Tuan Yu Yi berada di pesta pemilihan kekasih di vila dekat pantai. Pesta itu tertutup untuk publik."

"Konyol sekali!" seru Gu Gaoting lalu menutup data yang sedang ia lihat. "Siapkan pesawat, kita segera ke sana, dia pasti sudah berpengalaman baik."