webnovel

Aku Siapamu?! Pikirkan Baik-baik Baru Katakan

Editor: Wave Literature

Huo Weiwu dengan terpaksa harus sarapan bersama Gu Gaoting. Saat sarapan, Gu Gaoting memberinya kartu ATM untuk digunakan mencari hadiah pernikahan adiknya, Gu Qiaoxue.

Huo Weiwu menghentikan getaran di kakinya. Ia memandang kaget Gu Gaoting.

"Di dalamnya ada seratus juta. Kartu ini terhubung dengan akunku, jadi akunku akan mengisi uang ke kartu ini dengan jumlah yang sama dengan pengeluaranmu. Kalau kau bosan, kau bisa mengajak Bibi Long belanja. Jangan melakukan hal yang membuatku marah." Pinta Gu Gaoting.

"Katakan! Hal apa saja yang membuatmu marah?" Tanya Huo Weiwu sambil tersenyum mempesona. Sejujurnya senyumannya ini seakan menyembunyikan sesuatu. Seperti senyuman yang mencibir Gu Gaoting.

Kedua tangan Gu Gaoting memegang pegangan kursi Huo Weiwu. Nafas Gu Gaoting terasa dekat, menambah kekejaman pada pandangannya, "Kau sangat cerdas, harusnya kau tahu apa yang kukatakan." Pandangan Gu Gaoting mengunci Huo Weiwu.

Huo Weiwu menundukkan mata, jemarinya mendekati kartu ATM tersebut.

Sepengetahuan Huo Weiwu, jika wanita memakai uang lelakinya, itu akan menjatuhkan martabat si wanita. Wanita jadi tidak punya kedudukan, dan tentu kedudukannya lebih rendah daripada lelaki.

Huo Weiwu tidak bisa hidup hanya dengan condong ke satu sisi. Apapun yang akan dilakukannya akan dibatasi oleh Gu Gaoting. Ia juga tidak bisa melakukan hal yang membuat Gu Gaoting marah.

Seketika Huo Weiwu memancarkan pandangan yang sengit. Dalam hatinya, Ia ingin melakukan hal yang ingin dilakukannya. Dapat menjalani hidup seperti keinginannya. Ia ingin bebas.

Huo Weiwu mengambil kartu ATM itu dari meja, lalu menyerahkannya pada Gu Gaoting, "Aku sangat menghargai perbuatan baik komandan, tapi aku bisa memakai uangku sendiri. Terimakasih."

Wajah Gu Gaoting menunduk, matanya mendingin. Dinginnya bahkan seperti menusuk tulang, "Kalau aku menyuruhmu menggunakannya, kau harus menggunakannya. Apalagi yang kau pertimbangkan? Lalu, kau harusnya tahu memanggilku apa? Apa kau memanggilku 'komandan'?"

"Aku tidak ingin pagi-pagi begini bertengkar denganmu." Huo Weiwu menepuk kartu pemberian Gu Gaoting itu ke permukaan meja.

Gu Gaoting menghempaskan tangannya ke atas meja dengan ringan, namun menyebabkan kartu dan mangkok di atas meja berjatuhan. Terdengar suara pecahan mangkok.

"Siapa yang mau bertengkar denganmu?" Gu Gaoting langsung pergi. Setelah dua langkah, ia berkata, "Kalau ada masalah, hubungi aku." Pintanya dengan suara yang berat.

Setelah mengatakannya, Gu Gaoting berjalan ke pintu. Bibi Long bergegas membukakan pintu untuknya, dan berdiri dengan sopan. Saat itu juga Huo Weiwu baru mengetahui Letnan Shang yang sudah berada di luar pintu.

Setelah Bibi Long menutup pintu, ia bercerita kepada Huo Weiwu, "Nyonya, sebaiknya Anda jangan membuat tuan muda marah. Tuan muda sudah menunggu Anda selama dua jam. Selama itu juga Letnan Shang berdiri di depan pintu."

"Menungguku untuk apa?!" Huo Weiwu melirik sup jamur kuping yang berceceran di lantai. "Mau mendidikku? Memaksaku? Atau mengancamku?"

Bibi Long merasa sedikit kesal pada calon istri Gu Gaoting ini, "Tuan Muda sudah cukup baik kepada Anda. Aku belum pernah melihat Tuan Muda sabar kepada siapapun. Nyonya sebaiknya mengontrol emosinya dengan baik, supaya tidak membuat orang lain yang melihatnya merasa jengkel."

"Jengkel?" Huo Weiwu menyeringai. Ia pun berdiri dan menatap dingin Bibi Long. "Kau asisten Gu Gaoting, kau berdiri di pihaknya dan memikirkan hal-hal tentangnya. Aku tidak menyalahkanmu, tapi, kau tidak mendidikku tentang kualitas seorang Gu Gaoting."

"Saya tidak mendidik Nyonya, hanya saja, Tuan sudah baik kepada Anda dengan memberi Anda kartu ATMnya, tapi mengapa Nyonya malah membuat orang marah?" Bibi Long mengatakannya sambil menunduk.

"Memangnya salah kalau aku memakai uang sendiri? Memangnya kalau aku tidak menerima kartu ATM itu, aku dianggap melakukan kejahatan yang tidak terampuni? Aku tidak paham dengan pemikiran orang sombong seperti kalian. Menolak dianggap tidak taat, namun tidak bisa mengontrol diri, dan malah diancam."

Huo Weiwu sangat marah, ia sampai berharap dalam hati,'Yang aku butuhkan, bukanlah dikontrol!'

"Kalau kau tidak sepemikiran denganku, silakan tinggalkan aku." Huo Weiwu semakin emosi. Ia masuk ke kamar, lalu sekuat tenaga membanting pintu. Matanya merah, air mata akibat kerasnya hati pun mengalir.

Gu Qiaoxue adalah adik Gu Gaoting, wajar saja kalau Gu Gaoting lebih membelanya dan menggertak Huo Weiwu sehingga Huo Weiwu menelan penghinaan. 

Huo Weiwu sejak awal tidak ingin merebut Wei Yankang, apalagi sampai merusak hubungan mereka. Tapi mereka menganggap Huo Weiwu jahat seperti ular atau kalajengking, yang kapanpun bisa menyerang mereka. 

Kalau bukan karena ada hal yang ingin Huo Weiwu perjuangkan kebenarannya, ia tidak akan ingin untuk berhubungan dengan mereka. Mereka tidak mengerti Huo Weiwu, tidak tahu siapa Huo Weiwu, bahkan tidak tahu untuk apa Huo Weiwu marah kepada orang-orang itu.

Huo Weiwu jangan marah, jangan merasa menderita.