Setelah perdebatan itu, Gu Qiaoxue melihat Huo Weiwu pergi. Ia melepaskan genggaman Wei Yankang, "Yankang, setelah aku melahirkan anak, aku mungkin tidak bisa melayanimu. Akankah kau mencari perempuan lain?"
"Qiaoxue, kau jangan marah. Kata dokter, kau punya tanda-tanda keguguran, jadi jangan terlalu emosi." Wei Yankang menenangkan.
"Bagaimana tidak membuatku emosi? Dokter bilang aku harus istirahat di tempat tidur selama tiga bulan dan tidak boleh bergerak terlalu berat. Apakah kau tahan selama tiga bulan itu? Jika kau tak bisa menahannya lalu mencintai Huo Weiwu, kau tidak boleh datang padaku! Aku sudah tidak ingin melahirkan." Gu Qiaoxue marah sambil berjalan sangat cepat. Sampai-sampai, kaki kanannya tersandung oleh kaki kirinya hingga membuatnya terjatuh.
Darah segar mengucur keluar.
Gu Qiaoxue panik, "Darah! Keluar darah! Yankang, tolong aku!"
Wei Yankang menggendong Gu Qiaoxue dan membawanya ke ruang gawat darurat. "Jangan takut, Qiaoxue! Kita sekarang berada di rumah sakit, jadi kamu tidak perlu khawatir."
Gu Qiaoxue yang mulai tenang pun menatap Wei Yankang sambil memperingatkan "Kalau bayinya keluar, keluar saja. Memang sebenarnya aku sudah tidak sanggup untuk terus mengandungnya. Kau ingat, baru saja Huo Weiwu mendorongku sampai membuatku keguguran seperti ini, kau tahu kan?"
Wei Yankang menatap Gu Qiaoxue heran, terutama karena alasannya yang mengada-ada, "Bukannya kau tersandung?"
Gu Qiaoxue meninju dada Wei Yankang lalu berkata, "Ingat, kita belum menikah. Kalau kau masih saja membela mantanmu sebelum kita menikah, aku tidak akan mau menikah denganmu. Kau harus tahu, jika tidak ada aku, kamu akan kesulitan merampas kekuasaan yang kamu inginkan."
Wei Yankang terlihat keberatan, matanya pun meredup, "Ya, aku tahu." Jawabnya.
*****
Disisi lain, Huo Weiwu turun dari tempat operasi. Ia merasa nyaman. Hanya memakan waktu 20 menit untuk menyelesaikan operasi.
Hanya saja ada sedikit masalah yang mengganggu pikirannya.
"Selama satu bulan Anda tidak boleh banyak bergerak. Jangan jongkok saat di kamar mandi. Saat berdiri, jangan membuka kaki terlalu lebar. Jangan menahan sembelit. Hasil operasi akan sembuh setelah dua bulan."
"Bukankah waktu itu dokter bilang 1 minggu sudah bisa sembuh? Sebentar lagi aku akan bertunangan." Huo Weiwu terkejut.
"Siapa yang bilang?" Tanya dokter.
Huo Weiwu terdiam karena tidak bisa menjawab.
Nah, itulah resiko operasi. Sebelum operasi, hendaknya harus berhati-hati. Kalau sudah begini, uang yang sudah dikeluarkan menjadi sia-sia karena tidak bisa dikembalikan.
Huo Weiwu keluar ruangan sambil berpikir. Di pintu gerbang, terlihat empat orang berpakaian hitam sedang berdiri.
Ia merasakan firasat yang tidak enak.
Salah satu dari mereka ada yang berumur 50 tahun lebih, dia menghampiri Huo Weiwu dengan wajah yang tanpa ekspresi. "Nona Huo, Nyonya meminta Anda untuk datang."
Kedua tangan Huo Weiwu memegang dadanya. Dengan pelan dan hati-hati, ia bertanya, "Bisakah aku menolak permintaan tersebut?"
"Tidak bisa." Jawab orang itu. Kemudian tiga orang kuat di belakangnya ikut menghampiri.
Huo Weiwu menarik sudut bibirnya. Gaya keluarga Gu benar-benar sederhana dan kasar.
Huo Weiwu melirik ke dalam mobil yang digunakan oleh mereka untuk datang menjemputnya, "Baiklah, ayo kita pergi."
*****
Setelah mobil melaju selama satu jam lebih, sampailah mereka di kediaman keluarga Gu.
Terdapat dua buah patung singa yang menjadi penjaga. Di belakang itu, terdapat rumah yang megah dengan dekorasi yang berwarna emas dan beberapa berhiaskan batu giok.
Huo Weiwu mengikuti lelaki tua itu melewati taman yang berkelok-kelok, lalu melewati paviliun dan teras, kolam teratai, jembatan balok, dan akhirnya tiba di pintu rumah.
Di pintu itu, berdirilah enam orang pelayan memakai baju biru cyan dan enam orang pelayan keluarga memakai baju hitam. Semuanya mengangguk, menambah suasana menjadi bermartabat.
"Masih tidak berlutut padaku!" Terdengar suara berat dari seorang wanita.
Huo Weiwu memasuki ruang utama dan mulai memposisikan tempat duduknya dengan benar. Gadis ini tahu akan memasuki situasi yang sangat mengintimidasinya.
Di hadapannya terlihat, Cai Ya, ibu Gu Gaoting, duduk di kursi berwarna kuning kemerahan yang berada di tengah ruangan. Matanya yang tegas menyebarkan tatapan dingin dan kaku kepada Huo Weiwu.
Untung saja Huo Weiwu disuruh untuk berlutut. Kalau ia disuruh berjongkok, sia-sia sudah operasi yang baru saja dilakukannya.
Tapi apa yang dipikirkan Huo Weiwu?
Gadis ini malah mengangkat senyumnya yang mempesona dan berkata, "Aku tidak bisa berlutut. Bagaimana kalau kamu memberi contohnya?"