webnovel

Cinta Terlarang

Clara terdiam sejenak, menatap sosok pria tampan yang berdiri di hadapannya saat itu. " Apakah kamu tidak mencintaiku..?" Wajah cantik mulus muda belia itu terlihat memerah dengan mata memelas agak berkaca. Frans mendekati Clara, mengusap rambut gadis cantik itu dengan lembut. " Aku menyanyangimu sebagai murid dan sahabatku, aku tidak boleh mempunyai rasa lebih dari itu. Kamu tahu aku sudah mempunyai istri dan anak, dan aku adalah gurumu, mengertilah..." Suara rintik hujan mengiringi suasana buram malam itu.

Apple_Qlee · Teen
Not enough ratings
32 Chs

Tamu Spesial

Sheyla melihat dengan sudut matanya memperhatikan Felly anak keduanya yang sejak tadi sibuk hilir mudik keluar masuk kamarnya dengan pakaian rapi, seakan sedang menunggu sesuatu. Sheyla yang sedang duduk menonton acara di televisi tanpa sadar menarik nafas panjang sambil tersenyum. Sekilas dia berpikir sepertinya baru saja kemarin anak itu terlahir ke dunia, tau-tau sekarang sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik sekali.

Saat melihat Felly berjalan keluar lagi dari kamarnya menuju ke arah ruang tamu, Sheyla tak tahan juga akhirnya menegurnya.

"Fell, kamu sedang menunggu seseorang..?"

"Eng... Iya Ma.." jawab Felly ragu.

"Siapa...?"

"Teman Ma.."

"Tidak biasanya kamu berdandan rapi begitu kalau ada teman mau datang. Teman lelaki atau perempuan?"

Sambil nyengir kuda Felly menjawab mamanya.

"Teman lelaki Ma.. Dia anak baik kok, Mama pasti suka nanti kalau sudah kenal dia."

Perhatian Sheyla langsung terfokus pada kalimat dan sikap Felly barusan, dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Felly yang berdiri salah tingkah di ujung ruang tengah itu.

"Kenapa Mama harus menyukainya..? Jangan-jangan dia teman spesialmu ya..?"

"Eng iya Ma.. Dia pacar Felly.." suara Felly pelan terbata-bata.

Sheyla membelalakkan matanya, lalu tersenyum kaku.

"Pacar..? Sejak kapan kamu punya pacar, kenapa tidak pernah cerita sama Mama..?"

"Jika Felly cerita, Felly takut kalian marah. Tapi jangan khawatir, Lerry anak yang baik kok,nilainyapun juga selalu bagus di sekolah. Dia sangat serius dalam hal belajar, makanya Lerry selalu mendapatkan peringkat satu atau dua di kelasnya, Mama jangan takut jika ini akan mengganggu study Felly.."

Sheyla manggut-manggut mendengar penjelasan Felly yang panjang, terdengar seperti sedang membela diri.

"Jadi namanya Lerry..? Teman satu kelasmu..?"

"Bukan Ma, dia dari jurusan lain tapi satu sekolah dengan Felly.."

"Apa kamu pernah bermain ke rumahnya? Dia tinggal di mana? Orang tuanya seperti apa? Keluarganya bagaimana?"

Felly menatap jengah ke arah Sheyla yang memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

"Kok nanyaknya gitu banget sih.. Yang pasti dia dari keluarga baik-baik, Papinya dia seorang dokter Ma.."

"Kamu kan tau papa kamu seperti apa Fell, Mama tidak mau nanti kamu kecewa oleh penolakan papa kamu. Kamu ingat kan kisah kak Monic seperti apa?"

"Ya kan Felly tidak bodoh seperti kak Monic yang memilih pengangguran jadi pacarnya, akhirnya di jodohin deh sama Papa dengan suaminya yang sekarang. Felly yakin masa depan Lerry pasti bagus nanti, apalagi orang tuanya bukan orang sembarangan.."

Tok.. Tok... Tok ..

Suara ketukan di pintu ruang tamu mengagetkan Sheyla dan Felly yang bahkan tidak menyadari tadi ada suara mobil berhenti di depan rumah mereka. Pembicaraan mereka yang serius langsung terhenti, mereka saling memandang sebentar, lalu Sheyla memberikan isyarat dengan gerakan kepalanya, agar Felly membuka pintu.

Dengan dada berdebar Felly berjalan ke arah pintu dan membukanya, rasa bahagia bercampur canggung menyeruak memenuhi hatinya.

Di lihatnya pria ganteng yang berdiri di depan pintu rumahnya itu, senyuman yang selalu di rindukannya kini ada di hadapannya. Meskipun ingin sekali dia menghambur memeluk Lerry, namun Felly menahannya karena mamanya sedang berdiri hanya beberapa meter di belakangnya.

"Hai.. Ayo masuklah.." kata Felly mempersilahkan Lerry masuk.

Bersamaan saat Lerry memasuki pintu, Sheyla juga berjalan mendekat ingin tau siapa yang datang.

Namun langkah Sheyla terhenti setelah dia melihat jelas tamu spesial putrinya malam ini. Dia hanya berdiri mematung memandangi sosok Lerry yang membuatnya melayang ke masa puluhan tahun silam saat pertama kali dia bertemu dengan Frans. Lerry sangat mirip sekali dengan Frans di masa mudanya.