29 TIDAK MASALAH KARENA AKU HANYA PROTEKTIF KEPADAMU SAJA

"Tuan, nyonya. kamarnya sudah siap dan saya juga sudah mengisi bak mandinya"

Bi Ani mendekati Gina dan Yudha setelah selesai membersihkan kamar yang akan ditempati Gina untuk sementara

"Terimakasih bi" jawab Gina dengan sopan dan senyum ramah.

Bi Ani pun berbalik dan kembali ke dapur. Lina telah kedapur lebih dulu ketika bi Ani menghampiri kedua majikannya

"Aku akan ke kamar, rasanya sudah tidak sabar untuk membersihkan diri" kata Gina dan langsung berdiri.

Yudha pun ikut berdiri dan berjalan dibelakangnya

"Kamu mau kemana?"

tanya Gina kepada Yudha yang sedikit heran

"Tentu saja aku akn ikut kekamar bersamamu dan membantumu membersihkan diri. Luka di bahumu belum sembuh betul, akan sulit bagimu untuk melakukannya sendiri"

"Aku bisa melakukannya sendiri"

"Aku akan tetap membantumu. Aku tidak ingin mengambil resiko jika lukamu terkena air"

"Tuan, apa kamu tidak sadar jika akhir - akhir ini kamu begitu protektif?"

"Tidak masalah, karena aku hanya protektif kepadamu saja" kata Yudha diiringi senyum menggoda

"Baiklah aku menyerah. Tapi kamu harus berjanji kalau kamu hanya akan membantuku membersihkan diri saja. Tidak untuk yang lainnya, mengerti?"

"Baiklah nyonya"

Yudha pun hanya membantunya membersihkan diri setelah itu mereka kembali menghabiskan waktu berbincang bersama. Kali ini mereka berbincang diatas tempat tidur

"Besok aku akan kembali ke kantor. Jika kamu bosan dirumah , kamu bisa pergi berbelanja atau kemanapun. Hanya saja kamu tidak boleh pergi sendiri, bi Ani atau Lina bisa menemanimu pergi"

"Iya mengerti"

Gina terlihat sudah mengantuk. Dan dia menjawab dengan mata yang hampir tertutup

"Ya sudah istirahatlah!"

"Hmm"

===========

Sementara itu dikediaman Atmaja Arin dan Budi sedang berbincang. Mereka sedang membicarakan mengenai Gina

"Bu, apakah ibu benar - benar meminta saham milik Gina?" tanya Budi dengan sedikit ragu

"Memangnya kenapa? Apa kamu berusaha bersikap baik padanya sekarang?" Arin bertanya dengan nada sinis

"Bu, apa ini tidak berlebihan Itu adalah satu - satunya peninggalan ayah untuk Gina. Apa ibu juga akan mengambilnya? Aku tahu kalau Gina putriku yang baik hati telah berubah setelah aku bercerai dengan ibunya dan menikah dengan ibunya Siska. Tapi dia juga tetap putriku. Dia berhak mendapatkan apa yang menjadi haknya" Budi berusaha mempertahankan apa yang menjadi hak Gina

" Apa kamu lupa kalau sekarang dia adalah anak pembangkang? Gina yang sekarang bukanlah Ginamu yang polos dan lugu seperti dulu. Dia telah berubah setelah kamu bercerai dengan ibunya. Dia telah menjadi anak yang suka membuat masalah. Dulu dikampusnya dia telah mempermalukan keluarga kita, Aku tidak bisa melupakan kejadian itu. Karena dia, kamu medapatkan teguran keras dari atasanmu bahkan kamu harus menjalani sidang kedisiplinan karena dituduh telah memanfaatkan jabatanmu sebagai seorang tentara" Arin masih berusaha menghasut Budi agar tetap mengambil saham milik Gina yang ada diperusahaan Atmaja

" Baiklah aku terserah pada ibu saja tapi ku harap ibu tidak lagi mengganggu Gina. Setelah ibu mendapatkan sahamnya, ibu biarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan!"

"Baiklah, ibu janji tidak akan mengganggunya lagi" Arin mengiyakan dengan mudahnya namun dalam hati dia masih tidak terima

"Cih, membiarkan dia hidup tenang?Aku tidak akan membiarkan dia hidup tenang sama sekali"

=======

Keesokan harinya Gina terbangun disaat Yudha tengah bersiap untuk pergi ke kantor

"Kenapa kaamu tidak membangunkan ku lebih awal? Aku kan bisa membantumu menyiapkan pakaian untukmu ke kantor?" kata Gina begitu dia membuka mata dan melihat Yudha selesai mandi dan sedang mengenakan pakaian

"Ini bukan masalah. Lagipula kamu masih harus banyak istirahat. Aku bisa melakukan ini sendiri"

"Tapi aku tidak ingin kamu melakukan ini sendiri. Aku ingin kamu membiarkan aku yang melakukannya untukmu!" Gina berkata dengan wajah yang tampak sedih sambil berjalan mendekati Yudha yang kini tengah mengenakan dasi. Dia mengambil dasi dari tangan Yudha dan memakaikannya

"Baiklah, mulai saat ini aku akan membiarkan kamu yang melakukan ini"

Yudha tersenyum lembut dan menatap wajah sang istri yang tengah memasangkan dasi dilehernya

"Apakah sudah selesai? Kalau begitu kamu bersihkan diri sekarang kemudian kita akan turun untuk sarapan bersama"

"Kamu bisa menungguku dibawah. Aku akan segera turun"

"Cepatlah. Ingat jangan sampai luka dibahumu terkena air atau bahumu akan kembali terkena infeksi"

"Aku mengerti" Gina menjawab sambil membalikkan badan dan berjalan menuju kamar mandi

Yudha telah menunggu Gina di meja makan dengan sebuah koran ditangannya. Seperti biasa dia akan membaca koran terlebih dulu sebelum pergi ke kantor. Tak lama Gina keluar dari kamar dengan mengenakan dres selutut berwarna biru muda. Dia berjalan mendekati Yudha dan duduk dikursi sebelahnya

"Apa kamu memiliki rencana hari ini?" tanya Yudha setelah dia meletakkan koran dan memulai sarapan mereka

"Mungkin aku hanya akan pergi ke taman kota bersama Lina. Sudah cukup lama aku tidak menikamti udara luar. Rasanya membosankan sekali hanya berada di dalam ruangan"

"Tapi kamu harus tetap berhati - hati"

"Iya, aku tahu itu. Aku hanya ingin menikmati udara saja. Aku tidak akan berlarian apa lagi main lompat - lompatan"

"Bagus jika kamu mengerti"

Mereka pun menyelesaikan sarapan mereka setlah beberap hari tidak sarapan bersama

"Aku berangkat dulu. Ingat untuk tetap berhati - hati"

"Iya aku mengerti. Ini sudah kesekian kalinya kamu mengatakan itu padaku"

"Karena kamu tidak pernah mendengarkan apa perkataanku"

Yudha memperingati Gina dengan sedikit mencubit hidung istrinya itu

"Sudah sana berangkat! Hendri telah menunggumu dimobil"

Gina mendorong pelan tubuh Yudha agar dia berangkat ke kantor. Yudhapun melangkahkan kakinya keluar dar rumah dan menuju ke kantor

Setelah sarapan Gina pergi kekamar untuk mengambil tas miliknya

"Lina! Lina!"

Gina memanggil Lina setelah dia kembali dari kamar

"Iya nyonya. Ada yang nyonya butuhkan?" tanya Lina yang dengan cepat berjalan dari arah dapur

"Bisa temani aku pergi ke taman? Aku ingin menghirup udara segar"

"Tentu saja nyonya. Saya akan bilang dulu kepada bi Ani"

Lina bergegas ke dapur setelah Gina menganggukkan kepala

"Mari nyonya. Kita berangkat sekarang"

Gina dan Lina pergi ketaman menggunakan mobil Gina dan Lina yang mengendarainya. Tak lama mereka tiba di taman karena letaknya yang memang tidak terlalu jauh dari kediaman Yudha

"Nyonya kita sudah sampai. Saya akan memarkirkan mobilnya sebelah sana. Nyonya bisa tunggu dikursi sebelah sana"

Gina duduk dibangku kosong yang Lina tunjuk. Namun sayang seribu sayang. Ketika Gian duduk tiba -tiba sepasang kekasih mendekatinnya

"Bolehkan kami bergabung disini?"

avataravatar
Next chapter