28 MEREKA PASTI AKAN MEMBAYAR ATAS APA YANG TELAH MEREKA LAKUKAN PADAMU

Hari ini Gina telah diizinkan keluar dari rumah sakit. Yudha tentu saja selalu menamani Gina, dia akan keluar setelah Hendri selesai dengan urusan administrasinya.

"Apa kamu yakin kalau kamu tidak apa-apa?" tanya Yudha yang masih khawatir terhadap Gina

"Aku tidak apa-apa. Aku tidak akan bisa berjalan jika memang kakiku masih terasa sakit. LIhatlah, aku sudah bisa jalan kan?"

Gina berusaha meyakinkan Yudha dengan berjalan dihadapnnya

"Baiklah, tapi kamu tidak boleh memaksakan dirimu,ok?"

"Iya aku mengerti!"

Gina tidak lagi membantah Yudha karena dia tahu bahwa tidak ada gunanya juga jika berdebat dengan pria yang sok berkuasa ini.

"Ini apa lagi? Bukanlah tadi sudah kubilang bahwa aku tidak apa-apa? Lalu untuk apa kursi roda ini?" tanya Gina dengan alis berkerut karena heran setelah melihat Hendri membawa sebuah kursi roda

"Owh, tidak apa, ini hanya sampai ke parkiran saja" jawab Yudha dengan santainya

"Tapi…."

"Tidak ada tapi - tapian. Sekarang duduklah lalu kita pulang!"

"Huuh, dasar suami protektif!"

Gina menghela nafas kasar kerena suaminya, sedangkan Yudha hanya tersenyum melihat Gina memanyunkan bibirnya. Yudha mendorong kursi roda Gina dengan sangat hati - hati. Mereka menjadi pusat perhatian di rumah sakit. Terutama ketampanan Yudha yang seakan menyihir para wanita yang melihatnya

"Lihatlah pasangan itu! Mereka terlihat sangat serasi kan? Yang pria sangat tampan dan yang wanita juga cantik"

"Kamu benar, terlebih lagi sepertinya pria itu sangat mencintai wanitanya. Dia begitu perhatian dan lembut"

"Senyum pria itu sangat menawan. Aku tidak akan menolak jika ad pria seerti dia yang melamarku sebagai istrinya. Tapi wajah pria itu seperti familiar, tapi siapa dia ya? Aku sama sekali tidak ingat"

"Apa dia itu seorang artis atau model? Tapi sepertinya bukan"

"Entahlah aku tidak tahu,yang jelas kita harus kembali bekerja sekarang"

Gina sama sekali tidak mendengar apa yang orang - orang dibelakangnya bicarakan. Hanya saja dia merasa semua orang memperhatiakannya dan itu membuatnya tidak nyaman. Jadi dia hanya menundukkan kepala. Mereka akhirnya tiba ditempat parkir Yudha membantunya berjalan masuk kedalam mobil dan mempahnya

"Terimakasih tuan!" kata Gina dengan senyu lembut

"Hmm"

Hanya itu jawaban dari Yudha. Setelah itu Hendri mengendarai mobil menuju rumah Yudha.

"Ingat, kalau kamu tidak diizinkan bekerja untuk sekarang ini sampai kakimu benar - benar pulih!"

"Tapi, aku juga kan hanya dia saja dikantor. Aku tidak selalu berjalan - jalan"

"Tidak ada bantahan. Kamu harus menuruti apa yang aku katakan, mengerti!"

"Baik tuan pengatur"

Tanpa pasangan itu sadari, Hendri memperhatikan interaksi mereka dari kaca spion. Dia diam - diam tersenyum. Setibannya dirumah, Bi Ani dan LIna telah menunggu di depan rumah

"Selamat datang kembali dirumah, nyonya"

Bi Ani dan Lina serempak menyambut Gina begitu dia turun dari mobil. Yudha masih memapahnya ke dalam

"Terimakasih bi Ani, Lina. ku senang bisa meliahat kalian berdua lagi setelah cukup lama aku berada dirumah sakit"

Gina tersenyum ramah kepada dua pembantunya itu

"Bi, sementara kami akan menempati kamar bawah. Tolong disiapkan ya!" pinta Yudha pada Bi Ani

"Baik tuan, akan kami siapkan. Nona apa anda ingin makan terlebih dahulu?"

"Tidak bi, terimakasih!"

"Kalau begitu, saya akan menyiapkan kamar bawah untuk tuan dan nyonya. Ayo Lina!"

Bi Ani dan Lina meninggalkan Yudha dan Gina ke dalam. Yudha dan GIna duduk di sofa ruang keluarga sambil menunggu bi Ani dan LIna membereskan kamar. Yudha duduk di samping Gina dengan sebelah tangan yang dilingkarkan disekitar pinggang Gina. Mereka menonton televisi dan kebetulan sekali menampilkan berita bahwa Siska dan Riko akan segera bertunangan. Yudha menoleh dan memperhatikan wajah Gina

"Apa kamu tidak apa-apa melihat berita itu?" tanya Yudha dengan suara rendah

"Tidak masalah, lagi pula hubunganku dengannya telah lama berakhir. Kenangan indah hubungan kami telah hilang dan diganti dengan kenangan buruk yang telah mereka berikan padaku" kata Gina dengan tatapan mata yang tajam dan penuh kebencian

"Tidak perlu hiraukan mereka dulu saat ini. Setelah luka mu benar - benar pulih barulah kamu boelh memikirkan masalah dengan mereka lagi!"

"Baiklah aku mengerti!"

"Kamu tidak perlu khawatir, karena mereka pasti akan membayar atas apa yang telah mereka lakukan padamu" Yudha berkata dengan suara yang begitu santai, namun ada sesuatu yang dia rencanakan setelah melihat senyum yang dia tampilkan

"Apa yang telah kamu rencanakan?" Gina bertanya dengan kepala yang sedikit dimiringkan dan mata yang memandang Yudha dengan sebuah kecurigaan

"Untuk saat ini aku belum merencanakan apapun, tapi entahlah jika nanti!"

Yudha tersenyum dan mengangkat bahu seolah dia memang tidak punya niat apa - apa

"Aku sama sekali tidak percaya ucapanmu!"

Gina memalingkan wajahnya dari Yudha

" Hahaha, aku sama sekali tidak memintamu untuk mempercayaiku. Hanya satu yang kamu harus percaya dariku. Aku akan selalu berada disampingmu dan menjadikan kamu satu -satunya wanita dalam hidupku. Itu saja!"

Gina memandang lekat wajah Yudha, ada kehangatan yang dia rasakan dari kata - katanya. Gina tersenyum dan berkata dengan lembut

"Terimakasih. Aku juga berjanji padamu, kalau kamu yang akan jadi satu - satunya pria yang aku dampingi sampai akhir hayatku! Selamanya hanya ada kamu. Meskipun aku belum mencintaimu tapi aku berjanji akan selalu setia padamu!"

Pasangan itu saling berjanji satu sama lain. Meskipun belum ada cinta yang mereka rasakan tapi mereka sudah saling merasa nyaman dan membutuhkan satu sama lain

avataravatar
Next chapter