19 JAMUAN MAKAN MALAM

"Halo"

"Yudha! Bukannya kakek dan nenek sudah bilang padamu kalau kita akan mengadakan jamuan makan malam untuk merayakan hari bahagiamu? Kenapa sampai sekarang kamu belum sampai juga kerumah, Hah?"

Nenek Julia langsung bicara dengan nada tinggi begitu Yudha menerima panggilan teleponnya

"Nenek, aku sudah bilang kalau aku hanya ingin berdua dengan pengantin ku saja"

"Tidak bisa! Kamu harus bawa Gina pulang sekarang! Nenek tidak mau tahu dan tidak mendengar alasan apapun!"

"Nenek, nenek!"

Nenek Julia langsung mematikan sambungan telepon diantara mereka setelah dia selesai bicara

"Kita tetap harus menghadiri jamuan makam malam yang diadakan dirumah" kata Yudha kepada Gina dengan nada suara yang dingin

"Ternyata bos dingin ini begitu penurut pada kakek dan nenek ya" kata Gina sambil tersenyum

"Tentu saja, karena mereka adalah keluarga ku. Aku hanya akan baik pada orang - orang terdekat ku saja. Terutama kamu"

"Aku sama sekali tidak tahu kalau tuan Yudha ini begitu pandai menggombal" kata Gina dengan nada yang sedikit mengejek

"Aku tidak gombal. Aku hanya akan bersikap baik pada orang terdekat ku saja. Terutama istriku. Aku tidak peduli dengan orang lain"

"Sudahlah, hentikan! Lebih baik kita segera pulang kerumah kakek dan nenekmu. Jika tidak, mereka pasti akan mengirim orang untuk membawa kita berdua pulang secara paksa"

"Hmm. Baiklah kita pulang"

Yudha dan Gina tidak jadi makan di restoran. Mereka bergegas pulang menuju kediaman Kusuma untuk menghadiri jamuan makan malam

"Kira - kira berapa banyak orang yang akan hadir dalam jamuan makan malam nanti?" tanya Gina ketika mereka sudah didalam mobil

"Entahlah. Semoga saja memang benar cuma orang terdekat. Jika sampai mengundang orang yang dikenal, maka sudah pasti seluruh pebisnis dari setiap negara akan hadir"

"Benarkah seramai itu?"

Gina terlihat terkejut dengan perkataan Yudha

"Tentu saja.. Karena keluarga Kusuma sudah dikenal dimana - mana" Yudha menjawab dengan nada yang sangat tenang. Gina terlihat merenung setelah mendengar perkataan Yudha

"Apakah aku pantas menikah dengan pria yang sangat hebat. Sedangkan aku sendiri bukanlah orang hebat. Aku harus bisa jadi wanita yang kebih baik. Agar aku pantas bersanding dengannya"

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh dari hotel, Akhirnya Yudha dan Gina tiba di kediaman Kusuma. Aura sang pengusaha sangat jelas terlihat ketika Yudha melangkahkan kakinya menuju rumah mewah sang kakek. Kehadirannya sangat mendominasi sehingga semua tamu yang ada didalam menatap pada mereka berdua. Benar saja dugaan Yudha sebelumnya. Ada cukup banyak tamu disana, beruntung Yudha dan Gina tadi berniat makan malam romantis di hotel mewah jadi mereka mengenakan setelan formal. Gina tampil anggun dengan gaun yang sebelumnya dibeli dari butik Maria. Yudha mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat begitu gagah.

"Apakah ini yang kakekmu maksud hanya orang terdekat?" bisik Gina pada Yudha setelah melihat ada cukup banyak tamu di dalam ruangan, kira -kira sekitar seratus orang

"Iya, ini hanya teman - teman kakek dan ada kolega bisnis yang berkerja sama dengan perusahaan Kusuma" jawab Yudha seraya berbisik

"Selamat Yud. Aku tak menyangka jika kamu benar - benar memutuskan untuk menikah secepat ini" kata Mario yang berjalan mendekat bersama Steve

"Untuk apa menunda lagi jika aku udah menemukan tambatan hatiku?" Yudha berkata dengan nada dingin sambil menoleh kepada Gina

"Haah, susahnya bicara dengan suami baru yang sedang dimabuk asmara " timpal Steve pada Yudha

"Sudahlah kita nikmati jamuannya!" kata Yudha sambil mengajak kedua sahabatnya ini menuju meja hiding

Para tamu terlihat berbisik dan memperhatikan Yudha dan Gina

"*Gadisnya sangat cantik. Tapi aku tidak pernah mendengar tentang dia. Apakah dia dari kalangan pebisnis juga?"

"Kudengar dia adalah cucu dari Dirga Sanjaya?"

"Benarkah? Tapi aku tidak pernah melihatnya bersama tuan Dirga"

"Mungkin dia tidak suka bergaul dengan kalangan bisnis*"

Semua menikmati jamuan makan malam. Tak luput mereka saling mengucapkan ucapan selamat kepada Yudha dan Gina. Makan malam berakhir hingga larut. Gina sudah terlihat sangat lelah ketika semua tamu sudah pulang.

"Kamu terlihat sangat lelah. Istirahatlah sana!" Kata mama Gadis kepada putrinya

"Apa mama dan kakek akan tidur disini?"

"Tidak. Mama dan kakek akan pulang. Besok kakek harus meeting pagi, mama juga harus membuka galeri"

"Baiklah kalau begitu. Mama dan kakek hati - hati dijalan. Mungkin besok aku akan mampir sebelum kembali ke negara A"

"Baiklah. Selamat istirahat!"

Gadis beranjak pergi bersama sang ayah Dirga yang telah berjalan lebih dulu dan menunggu di pintu. Dirga terlihat melambaikan tangan dan tersenyum kepada Gina. Gina membalas dengan lambaian tangan dan senyum pada kakeknya. Kakek Wijaya dan nenek Julia terlihat mengantarkan tamu yang hendak pulang. Yudha pun tengah mengantar Mario dan Steve. Gina masih duduk di kursi menunggu Yudha, dia sudah terlihat sangat kelelahan. Perlahan Yudha mendekat ke arah Gina dan memperhatikan wajah sang istri yang sangat kelelahan.

"Aahh! Apa yang kamu lakukan? Kakek dan nenekmu memperhatikan kita"

Yudha menggendong Gina dan membawanya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Gina yang terkejut sontak berteriak

"Aku sedikit menghemat tenagamu. Kamu terlihat sangat kelelahan. Jangan bergerak, nikmati saja tenaga suamimu yang sangat kuat ini" kata Yudha dengan senyum menggoda

"Dasar narsis. Benarkah tenagamu begitu kuat tuan? Aku tidak terlalu percaya dengan perkataanmu"

Gina berusaha memojokkan Yudha

"Apa kamu perlu bukti, nyonya? Aku akan membuktikannya padamu malam ini. Persiapkanlah dirimu, sayangku"

Yudha memperlihatkan senyum liciknya

" A.. Apa kaksudmu? A… aku hanya bercanda, jangan anggap serius perkataanku"

Gina dengan wajah merah dan suara yang tiba - tiba terbata mencoba menghindar dari Yudha

"Nyonya, tidak ada jalan unyuk kembali. Kamu sudah membangunkan hasrat seorang singa jantan yang buas"

"Mati aku. Aku terjebak karena kata - kataku sendiri" kata Gina dalam hati yang merasa menyesal karena meladeni sang suami

avataravatar
Next chapter