34 HARUSKAH AKU MENCUNGKIL MATA MEREKA?

Siska kembali kerumah dalam keadaan berantakan, bajunya telah kotor oleh tumpahan kopi yang disiram Gina diatas kepalanya

"Gina sialan! Kamu jangan senang dulu. Aku pasti akan membalasmu. Lihat saja nanti, saat pertunangan aku akan kembali membuatmu menjadi bahan pembicaraan banyak orang!"

Siska yang kesal menghempaskan barang - barang yang ada di atas meja riasnya hingga semua berserakan diatas lantai

"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu terlihat sangat berantakan sekali, dan ini kenapa kamu menghancurkan semua barang yang ada dikamarmu?"

Riska yang mendengar keributan dari kamar putrinya bergegas masuk ke dalam kamar Siska dan pandangannya menyapu pada tubuh Siska yang beratantakan kemudian pada semua barnag yang berserakan diatas lantai

"Ini semua karena Gina ma. Dia berani menumpahkan kopi diatas kepalaku kemudian meninggalkanku begitu saja. Coba mama bayangkan bagaimana malunya aku ma! Semua orang memandangiku tadi. Beruntung aku tadi menggunakan topi. Kalau tidak, sudah pasti namaku akan masuk dalam beriita utama besok pagi sebagai model dan juga pebisnis wanita berpenampilan buruk. Aku tidak bisa terima ma, aku harus membalaskan rasa maluku pada Gina!"

Siska yang sedang emosi bercerita dengan menggebu - gebu penuh amarah

"Kamu tenang dulu. KIta pasti akan membalasnya!"

Ibu dan anak itu menunjukkan tatapan mata yang tajam penuh kebencian

"Oh iya ma. Ada yang aneh dengan Gina. Sepertinya dia sedang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang kaya raya. Kemarin saat aku dan Riko tidak sengaja bertemu dengannya ditaman, dia menggunakan mobil sport mahal dengan seorang wanita yang berdandan seperti pelayan menemaninya bahkan memanggil Gina dengan sebutan nyonya. Tadi ketika kami selesai bicara dia meninggalkan restoran dengan menggunakan mobil rolls royce mahal mah. Tapi, siapa di kota ini orang yang bisa memakai mobil mewah dengan harga puluhan milyar itu? Terlebih lagi itu merupakan mobil dengan edisi terbatas" Siska bercerita dengan dengan wajah tak percaya

"Sebelumnya mama dengar seorang pengusaha muda dari luar negri datang kemari. Menurutmu, apa mungkin Gina kenal dengan pengusaha muda itu? Pengusaha muda itu cukup berpengaruh diluar negri karenaa di usia yang masih kepala 3, dia sudah berhasil mengembangkan bisnis nya luar negri. Mama dengar sekarang dia mencoba mengembangkan bisnisnya disini" Riska menjelaskan apa yang dia dengar dari ibu - ibu teman arisannya

"Benarkah bu? Jika kita bisa dekat dengannya, kurasa itu akan bagus untuk perusahaan kita. Benarkan mah?"

"Kamu benar sayang. Kita harus mencari tahu mengenai orang itu, sepertinya dia lebih kaya daripada Riko"

"Aku akan meminta seseorang untuk mengawasinya. Mama tenang saja!"

*****

Gina dan Yudha tiba di mall setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari restoran tempat Gina dan Siska bertemu. Yudha keluar terlebih dulu setelah itu barulah dia membantu Gina membukakan pintu mobil untuknya. Dengan mengenakan setelan casual berupa t-shirt polos dengan kerah yang menunjukkan otot lengannya, dipadukan dengan celana jeans berwarna biru tua, serta sepatu loafers Yudha tampak sangat berkharisma

"Silahkan nyonyaku!"

Yudha membukakan pintu dan mengulurkan tangannya. Gina menyambut uluran tangan Yudha

"Bagaimana kamu bisa semanis ini? Apa sebelumnya kamu juga melakukan hal yang sama pada wanita selain aku?" Gina bertanya dengan memicingkan mata seakan curiga kepada Yudha

"Tentu saja tidak. Karena kamulah satu - satunya yang kuperlakukan dengan baik selain nenek dan juga mendiang ibuku" Yudha menjawab dengan nada bicaranya yang penuh dengan kebanggaan

"Benarkah? Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kamu katakan"

Mereka berbincang sambil berjalan masuk ke dalam mall. Tangan Gina melingkar dibagian lengan Yudha menandakan jika mereka merupakan pasangan. Semua mata menatap iri pada mereka. Terutama kaum hawa yang menatap Yudha

"Sebenarnya untuk apa kita harus datang kemari? Rasanya sangat tidak nyaman jika harus selalu menjadi pusat perhatian" Gina berkata dengan suara pelan seakan berbisik

"Mulai sekarang kamu harus membiasakan diri menjadi pusat perhatian. Karena suami mu ini adalah pusat perhatian semua orang"

"Tuan, ternyata anda ini adalah orang yang sangat narsis"

Yudha tidak menanggapi perkataan Gina. Dia hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya bersamaan

"Bagaimana kalau kita makan direstoran itu?"

Tunjuk Yudha pada sebuah restoran ala barat

"Boleh juga"

Mereka berjalan menuju sebuah restoran yang berada didalam mall. Yudha menarik kursi untuk Gina setelah mereka tiba didalam

"Terimakasih!"

"Apa yang ingin kamu makan?" tanya Yudha kepada Gina sambil membuka buku menu yang telah diberikan pelayan yang mendekati mereka begitu mrlihat hendak duduk

"Ehm, sepertinya aku ingin memakan spagethi dan juga eskrim" jawab Gina seakan sedang berfikir

"Aku pesan yang ini dan juga orange jus"

Yudha menunjuk sebuah makanan yang terdapat pada buku menu, Pelayan itu dengan cepat mencatat apa yang dipesan Yudha dan Gina

"Tolong ditunggu sebentar"

Pelayan membungkukan badan sedikit sebelum dia meninggalkan Yudha dan Gina

"Lihatlah. Bahkan seorang pelayan laki - laki sekalipun terpesona olehmu" keluh Gina setelah melihat pelayan yang baru saja perg terus menatap Yudha ketika menunggunya sedang memesan makanan

"Kamu curiga pada laki - laki juga nyonnya? Huh, Aku tidak tahu kalau kamu ternyata seorang wanita pencemburu" ejek Yudha pada Gina

"Aku bukan cemburu, hanya saja tatapan mereka itu sungguh membuatku tidak nyaman"

Gina memalingkan wajah berusah mengelak ejekan Yudha

"Kalau begitu, haruskah aku mencungkil mata mereka?"

"Apa?"

Gina terkejut mendengarnya

"Iya, apa aku harus mencungkil mata mereka karena telah berani menatapku hingga membuatmu tidak nyaman, apa harus kutetapkan hari ini sebagai hari libur kantor karena nyonyaku untuk pertama kalinya merasa cemburu padaku?"

"Berhenti bicara omong kosong dan katakan untuk apa kita harus ke mall hari ini"

"Ehm, karena aku ingin kamu ke salon dan melakukan perawatan tubuh sebelum digelar acara pesta"

"Pesta apa?"

"Pesta penyambutan kedatanganku ke negara ini. Orang - orang harus tahu kalau aku ada disini agar mereka tidak berani macam - macam denganku"

"Terserah padamu saja!"

avataravatar
Next chapter