webnovel

Cinta Sang Monster

COMPLETED. Snippet: Satu tahun yang lalu Raine dikeluarkan dari Rumah sakit Jiwa dan harus hidup di Panti Asuhan. Itu memang bukan tempat yang terbaik, tapi setidaknya tidak bagi orang sepertinya. Sampai suatu malam yang menentukan Raine bertemu dengan pria itu… *** Pria itu menghentikan mobilnya. Sementara itu, genggaman Raine pada selimutnya mengerat ketika dia bertanya- tanya dalam hati; apakah dia telah melakukan kesalahan? Dia dapat merasakannya ketika Torak mengulurkan tangan kepada dirinya. ‘Apakah dia akan memukulku?’ Raine gemetar karena pemikirannya itu. Namun, Torak membuka hoodie dari kepala Raine dan dengan sangat lembut menyelipkan helaian rambutnya ke balik telinganya. “Jangan,” kata Torak dengan lembut. “Aku ingin melihatmu, jadi jangan menyembunyikan dirimu…” ************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasy
Not enough ratings
412 Chs

PARA NAGA (4)

"Tidak. Tapi kamu masih memiliki satu tangan, kaki, telinga dan mata. Aku hanya membutuhkan mulutmu untuk berbicara."

Kata- kata Torak sangatlah ringan seperti sebuah bulu, tapi mengandung ancaman serius dibaliknya. Namun, itu bukanlah sebuah gertakan saja. Sang Alpha akan melakukan tepat seperti apa yang telah dia katakan.

Tidak akan ada yang dapat menghentikannya dan dia pun tidak ingin berhenti.

Hanya masalah waktu saja sebelum mereka menemukan pelaku sebenarnya, tapi Torak berpikir, dengan mengkonfrontasi Reynold secara langsung akan dapat menghemat waktunya.

Satu- satunya masalah adalah; sang pemimpin naga sangatlah keras kepala dibandingkan terakhir kali mereka bertemu.

"Kak… kenapa kamu tidak katakan saja apa yang dia inginkan? Dia akan membunuhmu…" Stephan mengerang, mata kuningnya memohon kepada Reynolds.

Hanya ada mereka berdua, keturunan bangsawan terakhir dari bangsa Naga tanah. Apabila Torak berniat untuk membunuh Reynold maka Stephan lebih memilih untuk mati juga. Tanggung jawab untuk menjadi makhluk yang hampir punah adalah sesuatu yang tidak bisa, pengecut sepertinya, tanggung.

Reynold telah memanjakannya sampai dia kehilangan identitas dan kebanggaannya sebagai Naga.

"Kak, tolong…" Stephan mulai terisak.

Torak mulai tampak bosan melihat pemandangan berdarah dihadapannya dan erangan dari kedua saudara ini atau geraman rendah penuh ancaman dari tiga manusia naga, yang bertindak sebagai penjaga mereka berdua.

Torak ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya karena pikirannya terus- menerus berlari menuju Raine, dengan monster di dalam dirinya, yang secara konstan mendengking padanya berulang kali, sama sekali tidak membantu.

Terakhir kali Torak meninggalkan Raine sendirian, sesuatu yang buruk terjadi.

Dan walaupun Calleb saat ini tengah bersamanya, Torak masih merasa tidak tenang kalau dia belum menyentuhnya secara fisik.

"Potong tangannya." Torak mengistirahatkan dagunya di atas jalinan jemarinya. Dia menggelengkan kepalanya pelan ketika salah satu pejuang hendak memotong tangan terakhir Reynold. "Bukan dia."

Dengkingan, lolongan dan kegusaran mengisi seluruh ruangan ketika Torak memberikan perintah tersebut.

Rasa takut membanjiri mata mereka berdua, tapi, sementara Stephan memohon untuk pengampunan, Reynold masih dengan kekeraskepalaannya, walaupun warna di wajahnya telah memudar dan membuatnya terlihat lebih pucat.

Sang pemimpin Naga masih menolak untuk berbicara.

"Potong tangannya." Sang Alpha berkata tanpa ampun sambil menunjuk ke arah Stephan dengan dagunya ketika dia tidak mengizinkan para Lycan untuk melakukan apapun pada Reynold.

"Tidak… tidak… tidak…" Stephan hendak melarikan diri sekuat tenaga, tapi Raphael bergerak lebih cepat darinya ketika dia menumbangkannya ke lantai dan akan memotong tangan sang Naga muda itu saat itu juga.

"MENJAUH DARI DIA!" Reynold berteriak ketika dia melihat Raphael telah memegang tangan Stephan dan siap untuk membuat adiknya merasakan apa yang dia rasakan. "AKU AKAN BICARA! MENJAUH DARINYA!"

Seperti apa yang Torak telah duga. Dia telah mengancam orang yang salah di langkah pertamanya.

Reynold dapat kehilangan tangan, kaki, dan telinga atau kehabisan darah sampai mati, tapi dia tidak akan membiarkan adiknya terluka. Cara dia memanjakan Stephan sangatlah mudah terbaca.

Dengan tanda dari Torak, Raphael menghentikan niatnya, tapi cakar yang keluar dari ujung-ujung jemari sang Beta masih mengancam beberapa inci dari tangan Stephan.

"Mulai bicara," perintah Torak.

"Tapi, kamu harus memberikanku perlindunganmu!" Reynold terengah dari rasa sakit karena tangannya yang masih berdarah dan dari emosi yang mencekam baru saja. "Atau aku akan mati! Bukan hanya aku, tapi juga seluruh kaum Naga Tanah akan mati!"

"Menarik." Torak berdiri dan berjalan menuju sang pemimpin Naga. "Kamu tidak berada di posisi dimana kamu bisa melakukan tawar menawar denganku." Sang Alpha berhenti tiga langkah jauhnya dari Reynold agar sepatu kulitnya tidak ternodai genangan darah di lantai.

"Aku ingin janjimu." Reynold memaksa. Matanya menunjukkan tekadnya yang bulat. "Atau kamu tidak akan mendapatkan apapun dariku bahkan kalau kamu membunuh adikku."

"Katakan semua informasi yang kamu ketahui dan aku akan melindungi kaummu sebisa mungkin." Torak memberikan janjinya. "Kaum Naga mana yang memiliki sisik tersebut?"

"Aku," Reynold mengaku. "Sisik ini milikku."