Tidak ada satupun kursi dan meja yang cocok dengan satu sama lain, atupun bunga daffodils yang berada di dalam botol beer sebagai hiasan di tengah meja.
Di salah satu dinding café ini dihiasi oleh papan tulis yang ditulisi dengan ratusan tulisan tangan dalam setiap warna dan di salah satu dindingnya lagi dihiasi oleh pigura- pigura foto yang sama sekali tidak cocok dengan satu sama lain. Dreamcathcers berayun di atas kepala Tiana dan dia hampir menabraknya kalau bukan pria bernama Kayden ini yang menyingkirkannya dari wajahnya.
"Sepertinya tempat ini sudah akan tutup," Tiana berkata dengan suara pelan ketika melihat sebuah bangunan di hadapannya.
"Tenang saja, mereka akan memasakkan sesuatu yang enak untuk kita," jawab Kayden. Dia terlihat lebih bisa didekati dan lebih ramah ketimbang dirinya beberapa hari terakhir ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com