Semakin hari rasa itu semakin bertambah kian pekat. Rasa rindu yang semakin bergelora walau hanya sekejap mata tak berjumpa. Inikah yang dinamanan jatuh cinta? Azka tak dapat menguasai perasaannya. Nama Sabrina terlalu lekat berada dalam pikiran. Bahkan ia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.
"Hai!" sapa Azka saat ia telah berdiri tepat di belakang Sabrina.
Sore itu Sabrina yang tengah menyiram tanaman membeliak terperanjat. "Mm ... Iya, Tuan," jawabnya kaku.
"Kenapa wajahmu seperti ketakutan? Saya tidak ada niat memakanmu, Sabrina!" Azka mulai menggoda. Dengan menaruh tangannya di belakang sepertinya ia tengah menyembunyikan sesuatu.
Sabrina tersenyum tersipu malu. "Tidak apa-apa, Tuan," balasnya seraya menurunkan tatapan.
"Hmm ... Saya ada sesuatu untuk kamu."
Sabrina membulatkan mata. "Apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com