"Pak Adam! Buka pagar! Saya akan kembali masuk," titah Paula dengan nada tinggi.
Berjalanlah kedua wanita itu dengan seiringan, menuju teras di kediaman Assegaf dan Paula kembali mengangkat tangan kemudian memencet bell di samping pintu.
Setelah pembantu di rumah itu membuka pintu, Paula dan Cantika duduk di sofa ruang tamu.
Kedatangan Cantika untuk kali kedua di rumah itu nampak terperangah dengan pemandangan mewah di sana. Ia nampak sinis mengingat keberuntungan Sabrina. 'Bagaimana mungkin Sabrina dengan beruntungnya akan tinggal di rumah bak istana ini,' gumam Cantika. Ia semakin tak rela dengan semua yang akan Sabrina dapatkan.
"Ada apa lagi, Paula?"
Suara Bu Yeni seketika membangunkan Cantika dari lamunannya terhadap Sabrina.
'Ah, aku tak akan rela Sabrina mendapatkan semua ini,' batin Cantika semakin menggebu-gebu.
Paula beranjak dari tempat duduk dan berdiri saat Bu Yeni menghampirinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com