webnovel

17. Baikan

Belum sempat aku bicara lagi Zain sudahlah matikan teleponnya aku mencoba menghubungi Zain lagi tapi Zain tidak menjawab telpon ku

" kenaqpa semuanya jadi seperti ini sih? " ucap ku putus asa

Aku memutuskan untuk mengirim pesan pada Zain karena Zain masih tidak mengangkat teleponku

' Zain angka telfonnya please aku mau bicara sama kamu '

Ku kirim pesan yang telah ku tulis kepada Zain tapi sudah 15 menit aku mengirim pesan Zain tidak juga membalasnya aku mencoba menelpon nya lagi tapi tetap saja Zain tidak menjawabnya

" Belum selesai masalahku dengan Hana kini tambah lagi dengan Zain, aku bingung " ucap ku sendiri

Aku terus menerus menelpon Zain hingga waktu telah petang aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat maghrib, aku bersiap-siap untuk pergi setelah aku melaksanakan shalat aku mengambil tas ku dan pergi ke ruang tamu, ku hampir bunda dan ayah

" Bunda, ayah " sapa ku

" Salsa sayang " ucap bunda

" Ayah aku minta izin ya aku mau pergi "

" Ya udah ayah izinkan tapi pulangnya harus tepat waktu jangan terlalu malam " ucap ayah

" Siap ayahku sayang "

" Hati-hati ya " ucap bunda

" Iya bun ya udah aku berangkat ya bun, yah "

" Sekarang Salsa " ucap bunda

" qiya bun aku harus pergi ke rumah Zain dulu "

" Pasti Zain lagi marah ya "

" Iya bun aku pergi ya bun, yah "

" Hati-hati ya "

" Assalamualaikum bunda, ayah "

" Waalaikumsalam "

Aku langsung mencium punggung tangan ayah dan bunda kemudian aku pergi ke teras rumahku, aku memesan ojek online ku tunggu ojek pesananku setelah aku menunggu cukup lama akhirnya ojek pesananku datang

" Bak Salsa ya? " tanya sang supir

" Iya mas "

Supir ojek itu memberikan helm padaku aku memakai helm dan naik ke motor, aku memberitahu alamat rumah zain, supir ojek itu menjalankan motornya dan membawaku menuju rumah Zain. Setelah 30 menit akhirnya aku sampai di rumah Zain aku turun dari motor dan melepaskan helm ku kemudian aku membayar ojek online ku

" Berapa mas? " tanyaku

" Rp.20.000 "

Aku langsung mengeluarkan uang dari dompetku dan memberikannya kepada sang supir dia pun pergi, aku melangkahkan kakiku menuju pintu rumah Zain aku mengutuk pintu dan seorang wanita paruh baya membukakan pintu mungkin wanita itu adalah mamanya Zain

" Assalamualaikum tante " ucap ku

" Waalaikumsalam "

Aku mencium punggung tangan wanita baru baya itu

" Zain nya ada tante? " tanyaku

" Ada nak, kamu siapanya Zain ya? " tanya wanita paruh baya itu

" Saya temannya Zain tante "

" Ya sudah masuk dulu ya "

" Iya tante "

Aku masuk ke dalam rumah Zain setelah wanita paruh baya itu membukakan pintu dan menyuruhku masuk, aku di bawa ke ruang tamu dan dipersilahkan duduk

" Silahkan duduk nak "

" Iya tante " ucap ku sembari duduk

" Nama kamu siapa nak? "

" Salsa tante "

" Jadi kamu pacarnya Zain "

" Iya tante " ucap ku menunduk

" Ya sudah tante panggilkan Zain dulu ya Salsa "

" Iya tante "

Wanita paruh baya yang belum ku ketahui namanya itu pergi meninggalkanku untuk memanggil Zain, setelah cukup lama aku menunggu Zain datang dan duduk agak menjauh dariku

" Ada apa kamu ke sini? " tanya Zain dengan ketus

" Jadi aku gak boleh ke sini aku gak boleh nemuin kamu "

" Aku tanya benar-benar jawabnya gak usah gitu "

" Aku mau bicara sama kamu soal... " ucap ku terpotong

" Soal kamu pergi diam-diam sama Satria di belakang aku " ucap Zain ketus

" Semuanya gak seperti yang kamu pikir Zain aku bisa jelasin semuanya sama kamu "

" Jelasin kalau kamu ada hubungan yang lebih sama Satria " ucap Zain dengan nada tinggi

" Gak gitu Zain aku sama Satria itu cuma teman gak lebih " ucap ku menjelaskan

" Teman tapi jalan diam-diam begitu " ucap Zain masih dengan nada tinggi

" Aku sama Satria gak jalan aku... " ucap ku terpotong kembali

" Gak jalan tapi pacaran "

" Zain aku sama Satria itu cuma ngajar anak-anak jalanan "

" Jangan jadikan anak-anak jaranan sebagai alasanmu Sa "

" Zain aku jujur aku sama Satria itu mengajar anak-anak jalanan tadi "

" Kamu bohong "

" Please, percaya sama aku, aku gak mungkin bohong sebenarnya selama ini aku ngajar anak-anak jalanan di belakang kamu "

" Kenapa kamu gak pernah bilang? "

" Karena aku tahu kamu pasti melarang aku untuk hal itu "

" Jika kamu tahu aku melarang kamu untuk hal itu, kenapa kamu masih melakukannya? "

" Karena aku bahagia bila melakukan hal itu Zain "

" Ya sudah kalau emang itu kemauan kamu sekarang terserah kamu mau melakukan apapun aku nggak akan melarang kamu lagi "

" Jangan gitu Zain "

Zain hanya diam dia tidak lagi bicara kepadaku hal ini yang selalu aku takutkan jika Zain sedang marah dia akan diam dan tidak akan bicara kepada ku

" Please, Zain jangan diemin aku cukup Hana saja yang diemin aku "

" Terserah kamu mau bicara apa pun aku gak perduli "

Handphoneku berdering dan kulihat nama di layar handphone ku dan ternyata Sifa yang menelpon aku menjawab telpon dari Sifa

" Halo Sa "

" Iya Sifa ada apa? " tanyaku

" Kamu jemput Marsa ke rumahnya ya ajak Marsa untuk pergi ke taman, oke "

" Iya Sifa kebetulan juga aku sedang berada di dekat rumah Marsa "

" Ya sudah kalau begitu, dah Salsa " ucap Sifa sembari mematikan telponnya

" Aku minta maaf ya mungkin aku memang salah " ucap ku pada Zain

Zain masih tetap diam dia masih tidak mau berbicara padaku

" Ya udah aku pamit sekali lagi aku minta maaf sama kamu "

Aku berdiri dan melangkahkan kakiku pergi dari rumah Zain tapi Zain tidak menghentikan ku seperti biasanya air mataku menetes karena Zain yang tidak mau memaafkan ku, setelah berjalan cukup jauh tiba-tiba punggung ku terasa sangat sakit aku tahan rasa sakit itu karena aku tidak membawa obat pereda sakit akhirnya rasa sakit itu hilang setelah cukup lama aku menahan nya. Sementara di rumah Zain mama dari Zain pergi menghampiri sang anak

" Zain kenapa kamu membiarkan salsa pulang sendiri nanti kalau ada apa-apa dengan Salsa bagaimana? " ucap sang mama sembari duduk di dekat Zain

" Biarin ma aku lagi bete sama dia "

" Salsa kan sudah minta maaf sama kamu harusnya kamu bisa memaafkan nya, kamu juga jangan melarang apapun yang akan Salsa lakukan Salsa melakukan hal yang baik kan seharusnya kamu bisa mengerti semuanya" ucap sang mama memberikan pengertian

" Tapi ma... " ucap Zain terpotong

" Kamu mau melihat Salsa kenapa kenapa karena kesedihannya bisa saja dia berjalan di jalan raya tanpa melihat ke sekeliling nya lalu ada mobil yang melaju dengan kencang dan menabrak nya kemudian Salsa di bawa ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa Salsa... " ucap mama Zain terpotong

" Berhenti ma jangan dilanjutkan lagi aku tidak mau melihat Salsa seperti itu "

" Sekarang kamu kejarlah Salsa "

" Iya ma "

Zain langsung mengejar Salsa yang sudah pergi dari rumahnya

Air mata ini terus saja menetes tapi aku tetap berjalan menuju rumah Marsa memang rumah Marsa dan rumah Zain hanya berjarak 500 meter aku hanya berjalan kaki ke rumah Marsa

" Salsa " suara yang memanggilku

Aku mengenal suara itu aku menoleh ke arah sumber suara itu aku hanya tidak ingin suara yang memanggilku itu adalah khayalan ku saat aku telah menoleh suara yang ku dengan itu bukanlah khayalan ku, Zain menghampiriku dan langsung memelukku aku membalas pelukan Zain dan membiarkan Zain tetap memelukku hanya diam yang ada aku tidak mau bicara karena Zain tidak bicara apapun aku tidak mau merusak suasana yang ada, Zain melepaskan pelukannya dan memegang kedua tanganku

" Aku minta maaf Sa " ucap Zain dengan nada sedih

" Maaf untuk apa? "

" Karena aku tidak mau mengerti kemauan kamu "

" Zain yang salah itu aku dan harusnya aku yang minta maaf bukan kamu "

" Aku juga salah Sa harusnya aku tidak melarang kamu untuk mengajar anak-anak jalanan itu "

" Aku tahu kamu melakukan itu karena kamu tidak ingin aku kenapa kenapa "

" Tapi kamu mau kan maafin aku "

" Iya sayang " ucap ku lembut

Zain kembali yang memelukku dengan erat aku pun membalasnya dengan pelukan yang erat juga

" Aku sayang kamu Sa "

" Aku juga sayang sama kamu Zain "

Zain melepaskan pelukannya aku melihat pada Zain dan tersenyum padanya

" Aku udah maafin kamu kan? " tanyaku

" Iya "

" Terus kamu mau kan maafin aku, aku beneran gak jalan sama Satria aku hanya ngajar bareng sama dia "

" Iya aku maafin tapi kamu harus janji gak akan lagi bohongin aku apa pun itu, janji "

" Janji "

" Oh iya, kamu mau kemana sekarang yank? "

" Aku mau ke rumah Marsa aku harus membawa Marsa ke taman karena pesta ulang tahunnya telah menunggu kehadirannya "

" Kamu pergi duluan ke rumah Marsa aku akan mengambil mobilku dan menyusul kamu ke rumah Marsa "

" Iya pangeran ku "

Zain pergi ke rumahnya untuk mengambil mobil kesayangannya sedangkan aku meneruskan langkahku menuju rumah Marsa aku sampai di rumah Marsa, aku mengetuk pintu rumah Marsa setelah tiga kali mengetuk pintu akhirnya Marsa membuka pintu rumahnya

" Marsa " ucap ku

" Kamu gak marah sama aku? " tanya Marsa

" Untuk apa aku marah sama kamu Marsa "

" Aku kira kamu marah sama aku seperti yang lainnya "

" Enggaklah Marsa sahabatku yang baik "

" Ya udah masuk yuk " ajak Marsa kepadaku

" Enggak, aku gak mau masuk mendingan kamu ikut aku sekarang ya "

" Ke mana? " tanya Marsa

" Ke taman ya, please " ucap ku memohon

" Iya Salsa tapi aku pamit dulu sama mama ya "

" Iya aku tunggu di sini "

" Aw " rintih ku

Punggung ku tiba-tiba sakit kembali dan sakitnya sama seperti tadi

" Kamu kenapa Sa? " tanya Marsa khawatir

" Gak apa-apa kok Marsa " ucap ku menenangkan

" Tapi Salsa kamu kesakitan "

" Aku gak apa-apa mending sekarang kamu pamit pada mama kamu "

" Ya udah aku masuk dulu ya "

Marsa masuk ke dalam rumahnya untuk berpamitan pada mamanya aku terus menahan rasa sakit di punggung ku sembari menunggu Marsa di teras rumahnya rasa sakit yang ada di punggung ku sudah mulai reda, Zain datang dan menghampiriku yang sedang duduk di kursi

" Di mana Marsa nya? " tanya Zain setelah sampai di dekat ku

" Ada di dalam nanti kamu antar aku ke taman ya yank "

" Iya putri chubby "

Marsa keluar dari dalam rumahnya dan menghampiriku yang sedang mengobrol bersamamu Zain

" Udah Marsa? " tanyaku

" Iya tapi kita perginya bersama Zain juga "

" Iya memangnya kenapa kalau perginya bersama Zain "

" Gak apa-apa sih tapi aku rasa aku akan menjadi obat nyamuk untuk kalian berdua "

" Enggaklah Marsa "

" Ayo wanita-wanita yang sudah cantik kita pergi sekarang pak supir mu ini akan mengantarkan kalian berdua kemanapun kalian inginkan "

" Tahu gak Marsa aku sudah menyewa supir handal untuk mengantarkan kita pergi ke taman " ucap ku menggoda Zain

" Oh jadi kamu beneran menangkap aku supir ya " ucap Zain cemberut

" Enggak sayang maaf ya aku cuma bercanda " ucap ku memelas

" Iya aku maafin lain kali jangan bercanda kayak gitu lagi ya "

" Iya sayang "

" Ya udah kita pergi sekarang " ajak marsha

" Iya ayo "