webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Not enough ratings
404 Chs

312. MENDUGA PELAKU

Adeline berdiri dan mendekat ke arah layar di mana video dari CCTV dari laptop Elvira terlihat. Matanya menitip tajam. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa mungkin saja dia salah melihat. Beberapa kali Adeline meminta Elvira memutar video dengan durasi lebih ke depan lalu kembali kebelakang.

"Odila!" Adeline mendesis kencang.

Sander, Stein dan Elvira mengamati layar di hadapan mereka. Beberapa kali tayangan yang menampilkan seorang wanita sedang keluar dari cafe menuju ke restaurant terus diputar ulang oleh Elvira. Semua yang ada di ruangan itu mengenal Odila dan tahu hubungan wanita itu dengan Adeline.

Dengan kerudung dan kaca mata besar, tidak ada yang bisa mengenali Odila. Bahkan setelah Adeline mengucapkan namanya, mereka masih belum bisa mengenali sosok wanita itu sebagai Odila

Stein mendekati Adeline, lalu merangkul bahu istrinya.

"Kau yakin? Wanita itu tidak memiliki ciri khusus. Dia seperti wanita kebanyakan. Kita tidak bisa mengkaitkan Odila begitu saja," ujar Sander.