Hari pertandingan telah tiba. Seluruh mahasiswi dan mahasiswa mulai memenuhi gedung olahraga kampus Universitas Trilangga. Alex dan Harry berada di ruang ganti bersiap dengan mengganti baju mereka dengan seragam olahraga team basket mereka.
Semua tampang para pemain terlihat tegang dan gugup walau mereka berusaha menyembunyikannya. Ini memang bukan pertandingan pertama kali mereka tapi tetap saja selalu terasa gugup dan sedikit tegang. Pelatih mendatangi ruang ganti mereka.
PELATIH : "Yuuks semua berkumpul. Kita semua berkumpul disini untuk bertanding dan membuktikan kalau kita semua lebih baik dari mereka. Jadi tunjukkan semua kemampuan kita dan hasil latihan kita selama ini. Jangan anggap remeh satupun pertandingan basket yang akan kita jalani. Karena satu pertandingan akan membawa kita ke pertandingan basket yang lebih besar. Jadi apapun yang terjadi fokus untuk selalu lakukan yang terbaik. Semoga kemenangan akan menjadi milik kita semua."
Horree .... Semua team bertepuk tangan dengan semangat.
Pelatih : "Sebelum mulai bertanding mari kita semua berdoa dengan agama dan keyakinan kita masing masing. Berdoa dimulai.... "
Suasana hening seketika. Semua team menundukkan kepala dan khusyu dengan doa mereka masing masing.
"Yaak.. berdoa selesai. Semua team segera memasuki arena lapangan dan menunggu pertandingan dimulai. Semangat semuanya."
"Siappp....!!!.
Ruang ganti olahraga di buka. para pemain team basket jurusan design keluar Dari ruang ganti Dan berjalan menuju lapangan basket. Suara riuuuh gemuruh para mahasiswa memenuhi gedung olahraga.para pendukung Team design dan team busines. Bahkan hampir seluruh kursi penonton dipenuhi oleh seluruh mahasiswi Dan mahasiswi.
Semua bangku penonton terlihat penuh dengan para mahasiswa dan masyarakat umum. Alex melihat sekeliling berusaha mencari Dewi diantara ribuan mahasiswa yang memadati gedung olahraga.
"Heeyy.. " .tepuk Harry di pundak Alex.
"Nanti juga datang. Pertandingan masih 15 menit lagi dimulai kok."
Alex cuman menghela nafas panjang.
"Semoga dia datang.... Datanglah Dewi " gumam Alex.
Dewi sudah bersiap siap untuk berangkat, hari ini dia datang mengenakan baju berwarna pink dengan jeans Dan memakai sepasang sepatu heels sedang.
"Hmm... aku mengenakan baju berwarna pink Agar sedikit terlihat oleh Alex kalau aku menonton pertandingannya." Dewi tersenyum.
"Eeehhh...kok jadi mengingat dirinya. Huuufff.... Lagi lagi pikiran konyol. Mana mungkin dia perduli aku datang atau tidak. Aku...hanya ingin memenuhi janji saja." Sahut Dewi meyakinkan diri sendiri.
Mobil Laura datang dan membunyikan klakson mobil.
Dewi segera bergegas naik.
Dewi : "Aduuhh... Kamu tuh Laura. Lama banget baru datang. Bisa telat kita ke pertandingan."
Laura : " ciieee... Beda deh yang pacarnya ikut pertandingan."
Dewi : "gak usah ngaco. Cepetan.. kita ngebut."
Laura : " waduuuh..... Iya deh."
Dewi Bergegas memasuki Mobil sedan mewah Laura. kemudian mengenakan sabuk pengaman. Laura memperhatikan sekilas. sudah siap yaaa Dewi. kita jalan nich ngebut. sahut Laura. Iya tancap gas deh Laura lama banget Kamu datangnya. ucap Dewi kesal. Laura tertawa lepas. maaf deh dandannya tadi agak lama gue. ucap Laura membela diri.
Mobil melaju dengan kencang. Dewi melihat ke arah jalan raya. Semoga tidak macet doa Dewi. jalanan hari ini terlihat tidak terlalu padat.
Lima menit lagi pertandingan basket dimulai. Alex mulai terlihat gelisah. Harry memperhatikan jen dan memberikan kode. Jen cuman menggelengkan kepala. Tanda bahwa Dewi belum datang. Harry terlihat bingung, dan melihat Alex mulai terlihat gelisah.
Tiba tiba jen terlihat meloncat loncat dan berteriak memanggil Harry. Kedua Tangannya diangkat keatas dan melambai lambai ke arah Harry. Harry memandang Jen kemudian mengikuti arah tangan Jen menunjuk ke sisi kiri lapangan. Dewi terlihat baru masuk bersama Laura. Harry bergegas menepuk pundak Alex.
"Heeyy... Dah datang bro si Dewi. " Ujar Harry.
Alex bergegas berdiri dan menatap ke arah Harry menunjuk Dewi.
"Tuh disana." Sahut Harry.
Alex tersenyum senang. Akhirnya.. dia datang. Syukurlah Dewi selamat. Gumam Alex.
Dewi bergegas naik menuju bangku penonton. Hari itu seluruh bangku terlihat penuh susah untuk mendapatkan bangku kosong.
"Kamu sich telat "gerutu Dewi kesal.
"Iya maaaf " sahut Laura.
"Ehh...itu Jen dia kayaknya dah booking tempat duduk buat kita " sahut Laura sambil menunjuk ke arah Jen.
"Syukurlah " Dewi berkata senang dan bergegas menuju bangku tempat duduk Jen.
"Aduh bagus banget view-nya dari sini " sahut Dewi.
"Iya " jawab Jen
" Deket sama para pemain team basket design kelas kita. "
Deg.... Dewi tersentak.
Tatapannya beradu pandang dengan Alex. Mata Alex terlihat tajam dan khawatir. Dewi gelagapan dan tak tahu harus berbuat apa. Dia mengatupkan kedua tangannya dan lirih mengucapkan. "Sorryyyy..." ke arah Alex. Alex tersenyum membaca gerakan bibir Dewi. Gak papa balas Alex dengan gerakan bibir lambat. Dewi terlihat lega.
"Kamu ngomong sama siapa...?" Tanya Laura.
"Eehhhh... Nggak cuman gak enak aja datang telat." Jawab Dewi gugup.
"Tuuuh....Romy di seberang tempatnya. Kayaknya kita gak bisa pindah kesana deh." Sahut Laura sambil menunjuk ke arah Romy.
"Rommyyy... Heeeyyy... Kita disini " teriak Laura keras.
"Kayaknya dia gak denger " balas Dewi kecewa.
"Romyy...Romy...hey..kita disini. " Laura teriak berkali kali sambil melambaikan tangan keatas.
Rommy yang sedang bersiap siap untuk tanding basket melihat arah Laura dan ikut melambaikan tangan. Disisi Laura Romy melihat Dewi. Romy mengedipkan matanya ke arah Dewi sambil melambaikan tangan. Dewi terlihat tersipu malu dan membalas lambaian tangan Romy.
Alex melihat kejadian itu cuman mengepalkan tangannya. Rasa cemburu tiba tiba datang menyelimuti dirinya.
"Lihat nanti... Aku tidak akan membiarkan Dewi jatuh ke tanganmu. Dia tidak akan jadi korban nafsu kamu." Alex bergumam pada dirinya sendiri. Harry cuman memandang alex lama.
"Fokus ke pertandingan Alex. Jangan biarkan nafsu dan emosi mengurangi performa kamu di pertandingan ini." sahut harry mencoba menenangkan Alex.
" Lagian pingin dilihat Dewi menang kan...? Yuuukkkss semangat dan fokus ke pertandingan." Harry mengingatkan Alex Dan mencoba menyemangatinya.
Alex menghembuskan nafas panjang beberapa Kali, Berusaha menghilangkan emosi didalam dirinya. kepalanya terasa panas menahan emosi.
"Iya... Kita semua datang untuk menang bukan untuk kalah. "Balas Alex.
"Gitu Doong" sahut Harry senang. pokoknya harus memang Dan terus semangat. yuuk kita mulai lagi pertandingannya. ucap harry sambil menepuk pundak Alex beberapa Kali.
Priiittt ... Pluit tanda pertandingan dimulai bergema. sorak sorai para penonton pun menggelora Dan memenuhi seluruh gedung olahraga kampus Trilangga.
* AUTHOR : Jangan Lupa Klik Tanda Love Jika Suka dengan ceritanya.