"Tidak apa-apa. Aku bisa mengerti tentang ini. Kita bisa mengatur kembali isi surat warisan dan segala tetek bengek itu. Aku juga tak mau anak-anakku tertuduh ingin memiliki warisan yang bukan hak mereka." Wanita itu semakin menambahkan lagi kalimatnya.
Pria itu hanya bisa diam saja. Kalau sudah begini, ia hanya akan merasa seperti ayah tiri yang tidak mau membagi hartanya dengan adil. Lima belas persen untuk masing-masing anak tirinya mungkin cukup.
"Tenanglah, dulu … jangan terlalu gegabah." Ia mencoba menenangkan wanita itu. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik."
"Tidak. Begini saja, kalau kamu memang tak mau membagi, tidak masalah. Sudah, aku tidak akan meminta apa-apa lagi darimu. Satu hal saja yang perlu kamu ingat, kalau terjadi apa-apa padaku, Anti dan Sofi akan keluar dari rumah ini."
"Astaga … bagaimana bisa? Anti dan Sofi adalah anakku juga. Secara hukum dikatakan seperti itu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com