Author Note; Chapter ini mengambil waktu beberapa jam sebelum Mikoto bertemu dengan Touma di Daihaseisai, tepat pada saat Daihaseisai baru saja dimulai.
Di pagi hari ketika Daihaseisai Festival dimulai.
Daihaseisai Festival adalah sesuatu yang tidak terlalu disukai oleh Mikoto setiap tahunnya. Karena bagi Mikoto Festival olahraga yang diizinkan untuk menggunakan kekuatan Esper bukanlah Festival olahraga melainkan ajang untuk memamerkan kekuatan. Karena itu Mikoto berusaha hanya untuk berpartisipasi di event dimana penggunaan kekuatan Esper dilarang. Tapi para petinggi di Tokiwadai tidak mengizinkan Mikoto hanya untuk ikut di perlombaan yang melarang penggunaan kekuatan Esper.
Sebab sebagai Esper terkuat di Tokiwadai, kalau Mikoto hanya mengikuti event yang normal maka itu akan merusak nama baik Tokiwadai sebagai sekolah yang memiliki Esper level lima paling banyak.
Dan Mikoto merasa kesal karena ia dipaksa untuk mengikuti event yang tidak ingin ia ikuti. Tapi sayangnya Mikoto tidak memiliki pilihan dalam hal ini, sebab Mikoto diwajibkan untuk melakukan apapun yang diperintahkan oleh para petinggi Tokiwadai selama perintah yang diberikan tidak melanggar kontrak yang sudah Misuzu buat untuk Mikoto. Agar Mikoto tidak bisa dimanfaatkan sebagai senjata oleh petinggi Tokiwadai.
Dan saat ini di hari pertama dari Daihaseisai Festival, Mikoto sudah dipaksa untuk berpidato di pembukaan Festival. Karena dari antara semua Esper level lima hanya Mikoto yang bisa diajak berbicara secara normal.
Accelerator menolak untuk berpartisipasi karena ia adalah seorang anti sosial dan saat ini ia masih tidak mau keluar dari apartemen tempat tinggal bersama dengan walinya semenjak Accelerator dikalahkan oleh Touma.
Teikoku Kakigane sang Dark Matter juga menolak karena merasa Daihaseisai tidaklah penting untuk diikuti.
Mugino berpartisipasi di Daihaseisai, tapi karena dia memiliki demam panggung ia menolak untuk berpidato.
Misaki juga menolak dengan alasan yang sama dengan Mugino.
Keberadaan nomor enam tidak diketahui dan Sugita Gunha si nomor tujuh adalah seseorang yang terlalu berdarah panas dan memiliki kepandaian di bawah rata-rata kalau dia yang berbicara di depan orang banyak bisa-bisa ia malah akan mengatakan hal yang memalukan sedangkan Ayu walaupun sudah diakui sebagai nomor delapan.
Tapi ia tidak bisa mengikuti Daihaseisai sebab saat ini Ayu sedang berada di pusat penelitian Esper yang ada di Pulau Awan Api untuk pemeriksaan rutin.
Jadi yang dibebani tugas untuk berpidato di waktu pembukaan Daihaseisai adalah Mikoto yang dianggap sebagai Esper level lima dengan perilaku paling normal diantara kedelapan Esper level lima, selain Ayu tentunya.
***
Pidato yang diucapkan oleh Mikoto adalah sesuatu yang sudah ditulis, sehingga Mikoto tidak perlu repot memikirkan perkataan apapun. Tapi tetap saja sekalipun Mikoto tidak perlu memikirkan apapun ketika ia berpidato, itu semua tidak bisa menghilangkan rasa malu dan kesal yang saat ini ia sedang rasakan. Ia malu karena ia harus berpidato di depan banyak orang dan ia kesal karena tidak ada Esper level lima lain yang mau berpidato di depan orang banyak sehingga ia yang mesti berpidato.
Di kantor cabang Judgement yang diketuai oleh Kotori.
"Aaahn Onee-Sama benar-benar berpidato dengan sangat elegan, aku semakin jatuh cinta dengan dirinya!"
Kuroko memandang ke arah Mikoto di layar televisi dari kursi roda dengan pandangan yang mesum sampai-sampai ia ngiler.
"Kau tahu Kuroko ucapanmu itu sangat tidak bermoral dan tidak pantas untuk diucapkan oleh seorang gadis bukan? Kalau sampai Mikoto-San mendengarkan ucapanmu barusan bisa-bisa tubuhmu itu dibuat gosong lagi!" Kata Kotori sambil menghela nafasnya. "Dan kau ini, kau selalu bersikap seperti seorang yuri di hadapan Mikoto, tapi anehnya kau mengoleksi banyak merchandise dari penyanyi lelaki favoritmu. Aku bahkan sempat melihat kau mencium foto dari idolamu itu. Sebenarnya kau itu cewek normal atau seorang yuri, sih?"
"Kau jahat sekali sih ketua mengataiku seperti itu. Aku ini cewek normal yang menyukai lelaki tahu! Bahkan aku sudah punya pacar asal kau tahu! Yang juga anggota Judgement dan kami sering berkencan. Aku hanya bersikap yuri dihadapan Onee-Sama karena Onee-Sama adalah idolaku! Dan aku hanya ingin memiliki hubungan yang dekat dengan Onee-Sama makanya aku bersikap seperti itu kepada Onee-Sama!"
Penjelasan dari Kuroko semakin membuat Kotori menghela nafasnya. Ia dibuat bingung dengan cara hidupnya Kuroko.
"Pacarnya Kuroko itu cukup ganteng, lho. Dia adalah Esper level empat dengan kemampuan teleport yang perpindahannya jauh lebih cepat dari Kuroko. Tapi sayangnya Kuroko tidak mau memberitahu siapa nama pacarnya!"
Saten Ruiko yang juga ada di dalam bangunan yang sama memberikan penjelasan extra mengenai pacarnya Kuroko yang namanya tidak diketahui. Dan Kuroko dibuat memerah wajahnya ketika Saten berkomentar soal pacarnya.
"Ya, ampun Saten-san! Jangan membicarakan soal pacarnya Kuroko begitu. Coba kau lihat saat ini Kuroko wajahnya jadi sangat memerah dan hampir pingsan karena kau komentarmu itu!"
Kazari Uiharu, operator komputer di kantor cabang Judgement ke 177 dan ia juga adalah teman satu sekolahnya Saten.
"Bisa-bisa Kuroko mati kehabisan darah karena ia mimisan akibat mendengar pacarnya dipuji begitu!"
"Aah, Kuroko sudah pingsan, tuh," Kata Kotori. "Dia benar-benar gadis yang aneh, kenapa ketika ia mendengar pacarnya mendapat pujian dari Saten-san ia malah mimisan begitu?"
"Ah, soal itu ketua, itu semua karena pacar Kuroko itu sama tampannya dengan idol lelaki yang ia sukai. Makanya ketika Kuroko mendengar Saten-san memuji ketampanan pacarnya kemungkinan besar. Kuroko membayangkan wajah pacarnya itu dan ia pun mimisan sampai pingsan," Kata Uiharu yang berusaha menjelaskan apa penyebab pingsannya Kuroko kepada Kotori.
"Aah, dasar biseksual mesum, sigh biarkan saja dia untuk sementara pingsan di lantai. Uiharu, Saten-san aku punya kabar bagus untuk kalian berdua! Para peneliti di pusat penelitian milik kakek sudah menyetujui yang kuajukan proposal untuk meningkatkan kekuatan kalian! Uiharu kau memiliki potensi untuk mencapai level empat dan Saten-san kau juga memiliki potensi yang sama dengan Uiharu!"
Kabar yang disampaikan oleh Kotori bagaikan petir di siang hari bolong bagi Uiharu dan Saten. Sebab akhirnya Uiharu bisa menaikkan levelnya yang sudah stuck di level satu dalam waktu yang lama sedangkan bagi Saten kabar itu bagaikan mimpi yang jadi nyata untuknya sebab akhirnya ia bisa membangkitkan kekuatan Esper miliknya yang tak pernah muncul.
***
Sogita Gunha sang Esper level lima nomor tujuh, dibuat tidak berdaya di hadapan Touma yang menangkis semua serangan ngaco miliknya yang ia arahkan kepada Touma dengan sangat mudah. Dan bukan hanya itu ia juga dikalahkan dengan telak dalam pertarungan tangan kosong sebab bagi Touma kemampuan beladiri Gunha bahkan berada di bawah Shizuka karena semua gerakan tubuh Gunha sangat berantakan.
"Kamijou Touma! Kau memiliki nyali yang sangat besar sampai-sampai kau bisa mengalahkan nyali yang kumiliki! latihan apa yang kau lakukan agar kau bisa memiliki nyali sehebat itu!"
Gunha yang berbicara nyali ini dan nyali itu membuat Touma kesal. Sebab Touma sama sekali tidak suka dengan tipe orang seperti Gunha yang jarang menggunakan otaknya dan hanya mengandalkan ototnya untuk menyelesaikan masalah.
Dia hanya mau pergi ke stadium tempat Daihaseisai dilaksanakan, tapi ia malah bertemu dengan Esper level lima terbodoh diantara semua Esper level lima Sogita Gunha yang dengan seenaknya menantang dirinya untuk menentukan siapa yang lebih kuat diantara mereka berdua hanya karena Gunha mendengar rumor Accelerator yang kalah oleh Touma.