"Aku lapar! Aku lapar! Aku lapar! Kenapa Chitose-san tidak mau memberikan makanan kepadaku di saat aku sudah selesai mengerjakan tugasku di Yuragi Sou!"
Index berguling-guling di lantai kayu dari Yuragi Sou, yang baru saja selesai ia bersihkan, sebab ia merasa lapar dan kesal karena Chitose tidak mau memberikan makanan kepada dirinya.
"Tidak adil! Tidak adil! Tidak adil! Kaori kau mendapatkan makanan setelah kau selesai mengerjakan tugasmu! Dan kenapa aku tidak mendapatkan apa-apa meskipun aku mengerjakan tugasku dengan baik!"
"Kau tidak diberi makanan oleh Chitose-san karena kau sudah seenaknya memakan mie instan milik Kamijou Touma tadi pagi," Kata Kaori dengan nada bicara yang dingin. "Jadi diamlah dan terima hukumanmu, Index karena aku sedang menikmati makananku dan aku sama sekali tidak suka kalau waktu makan siangku terganggu!"
Kanzaki Kaori, pengawal dari Index sekaligus salah satu pegawai tetap dari Yuragi Sou saat ini sedang makan dengan santai di depan Index. Tanpa mempedulikan protes yang dilakukan Index sama sekali.
Ia menyayangi Index, itu adalah hal yang tidak ia ragukan sama sekali. Tapi setelah ia disadarkan oleh Chitose dan Shizuka akhirnya ia bisa melihat dengan jelas karakter dari Index yang tidak lebih dari anak kecil rakus dan super manja yang selalu ingin dilayani dan harus mendapatkan apapun yang ia inginkan.
Meskipun sifat manja dan rakus Index sudah mulai berkurang, karena didikan keras dari Chitose. Index masih tetap bersikap menyebalkan dan susah diatur, makanya Kaori saat ini bersikap tidak peduli terhadap Index untuk memberikan pelajaran kepada Index agar ia bisa menjadi seseorang yang lebih baik dan disiplin.
Sayangnya, karena Index sudah dimanjakan semenjak ia lahir ditambah karena Index juga adalah seseorang yang keras kepala. Kaori mengalami kesulitan untuk mengubah sifatnya Index.
***
Tepat di saat Index masih berguling-guling di lantai dan Kaori masih memakan makan siangnya yang adalah satu mangkuk ramen porsi jumbo. Shizuka, Kasumi, Ukyo, Touma, Kirika dan juga Hyouka baru saja pulang dari sekolah.
"Kupikir kau hanya bercanda ketika kau bilang kau tempat tinggalmu berada di Yuragi Sou, Hyouka-chii," Kata Kirika sambil menepuk punggungnya Hyouka. "Tapi ternyata, kau benar-benar tinggal di tempat yang sama denganku, Ukyo-chii, Kasumi-chii, Shizuka dan Touma-kun! Dan aku lebih kaget lagi melihat Touma-kun dan Shizuka sama sekali tidak terlihat terkejut ketika kau mengatakan kalau kau tinggal di Yuragi Sou!"
"I-Ibuku tinggal di Yuragi Sou, Ja-jadi sebagai a-anaknya kurasa ti-tidak aneh bukan kalau a-aku tinggal di tempat yang sama," Kata Hyouka dengan terbata-bata karena ia merasa gugup.
"Kami sudah bisa menebak kalau Hyouka itu adalah anaknya Tearju-Sensei berdasarkan nama keluarga yang ia miliki," Kata Touma yang sedang bergandengan tangan dengan Shizuka. "Tapi aku sama sekali tidak tahu kalau Tearju-Sensei memiliki seorang putri, apalagi yang seumuran denganku dan Shizuka-san."
"Tearju-Sensei tidak pernah terlalu terbuka soal masalah pribadi yang ia miliki jadi wajar kalau kita tidak tahu kalau ia memiliki seorang anak perempuan yang lain selain anak perempuannya yang dulu meninggal," Kata Shizuka. "Dan karena ia tidak mau membicarakan soal Hyouka-san kepada orang lain. Kurasa akan lebih baik kalau kita tidak membahas mengenai identitasnya Hyouka-san sampai Tearju-Sensei sendiri yang memberitahukannya kepada kita semua."
Hyouka merasa lega karena Shizuka memutuskan untuk tidak membahas dirinya. Ia masih merasa tidak nyaman kalau semua penghuni Yuragi Sou mengetahui soal identitas aslinya. Di sebelah Hyouka, Kirika berpikir dengan keras untuk mengira-ngira identitasnya Hyouka. Sedangkan Ukyo dan Kasumi hanya diam saja, karena mereka berdua tidak mengenali atau pernah bertemu dengan Tearju. Dan mereka merasa kalau mereka mencoba ikut mengobrol maka obrolan itu akan terasa canggung.
***
"Selamat datang penyelamatku, kata Misaka yang mencoba untuk menyambut sang penyelamat dengan cara yang Misaka pikir akan membuat sang penyelamat merasa senang."
Tepat di lobi dari Yuragi Sou, Misaka 10032 menyambut Touma sambil mengenakan apron telanjang yang jelas membuat Touma hampir mimisan dan wajahnya langsung memerah.
Dengan reflek yang luar biasa cepat Shizuka langsung menutup kedua matanya Touma menggunakan telapak tangannya. Dan membawa Touma menjauhi Lobi. Sedangkan Ukyo dan Kasumi langsung mengambil handuk yang tersedia di lobi dan menutupi tubuh Misaka 10032 dengan handuk itu.
Sedangkan Hyouka dibuat memerah wajahnya ketika ia melihat Misaka 10032 yang memakai apron telanjang. Dirinya yang polos tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi di depan matanya, akibatnya otak Hyouka memanas sampai-sampai ada asap yang keluar dari kepalanya dan akhirnya ia pun pingsan sambil berdiri.
"Kenapa kalian berdua menutupi tubuhku dengan handuk? Tanya Misaka yang merasa bingung kenapa Kuonji dan Tendo menutupi tubuh indah Misaka yang akan Misaka persembahkan kepada sang penyelamat!"
Misaka 10032 protes kepada Ukyo dan Kasumi tapi mereka berdua tidak mempedulikan protes dari Misaka 10032 dan keduanya langsung menyeret Misaka 10032 supaya Ukyo dan Kasumi bisa memakaikan baju ke tubuh dari Misaka 10032.
"Ahahaha tak kusangka kalau Misaka 10032 melakukan apa yang kuanjurkan kepadanya!" Kata Kirika sambil memegangi perutnya untuk menahan tawa.
"Kalau Mikoto-chii melihat kloningan dirinya mengenakan apron telanjang seperti itu, bisa-bisa ia akan menyetrumku sampai gosong! Karena sudah memberikan ide yang aneh kepada Misaka 10032 untung saja saat ini Mikoto-Chii tidak ada disini, kalau tidak maka aku akan mendapatkan masalah yang besar."
Tepat setelah Kirika mengatakan hal itu, aliran listrik yang cukup besar tiba-tiba saja menyetrum tubuhnya. Membuat tubuh Kirika menjadi gosong dan rambutnya menjadi afro.
"Sayangnya aku pulang di waktu yang sama denganmu Kirika!" Kata Mikoto yang berdiri di belakang Kirika dengan listrik yang memercik dari seluruh tubuhnya. "Dan aku tidak suka kau sudah meracuni adikku dengan hal-hal yang tidak berguna!"
***
"Sigh benar-benar hari yang penuh dengan kekacauan!" Kata Ikki sambil berbaring di atas tempat tidurnya. "Untungnya hari ini sekolah sedang libur agar para murid bisa mempersiapkan mereka untuk turnamen sekolah. Kalau aku berada di kelas setelah masalah yang kualami pagi ini, aku tidak akan bisa berkonsentrasi di kelas."
"Salahmu sendiri karena kau memiliki rasa keadilan yang terlalu tinggi!" Kata Stella sambil menghela nafasnya ketika ia dipaksa mengingat semua masalah yang dialami oleh Ikki karena rasa keadilan Ikki yang terlalu berlebihan. "Kalau saja kau bisa menahan dirimu untuk tidak menolong orang lain mungkin kau tidak akan terlibat masalah di terowongan kereta api bawah tanah itu!"
"Aku tahu kalau rasa keadilanku yang tinggi selalu membuatku mendapatkan masalah, tapi aku tidak menyesal menolong orang lain yang membutuhkan bantuan," Kata Ikki sambil tersenyum. "Sebab senyuman yang muncul ketika melihat orang lain yang kutolong merasa bahagia membuatku merasa senang. Menolong orang lain tanpa pamrih adalah jalan hidup dan pedoman hidupku! Sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan terlemah untuk mengalahkan yang paling kuat aku tidak akan pernah berpaling dari jalan hidupku itu."
"Kau memiliki jalan hidup yang naif, bocah. Kau masih hidup dalam dunia mimpi dan menolak kenyataan yang sebenarnya. Kau bagaikan katak yang berada di dalam sebuah sumur yang tidak pernah melihat sesuatu dari sisi yang lebih luas kau masih menganggap kalau dunia berputar di sekelilingmu."
Tepat di antara tempat Stella duduk dan ranjang tempat Ikki berbaring, Hiko Seijuro XIII tiba-tiba saja muncul. Dan sang manusia terkuat di kolong langit sudah siap untuk berbicara kepada Ikki...