webnovel

Bab. 17 Permasalahan

Setelah mengantar Elang ke depan pintu untuk berangkat kerja. Via bingung mau melakukan apa. Pak San yang melihat nona mudanya bingung pun bersuara.

"Nona, ada yang diperlukan" ucap pak San

"Mmmm, pak San apa ada buku yang bisa aku baca? " tanya Via ragu-ragu

"Mari ikut saya ke ruang perpustakaan, disana nona akan menemukan buku yang cocok karena begitu banyak jenis buku" jawab pak San

"Baik, pak San" Via membalas ucapan pak San dan mengikutinya dari belakang ke ruang perpustakaan.

Tibanya di depan pintu perpustakaan pak San langsung membukanya dan disuguhkan dengan rak-rak yang penuh dengan berbagai buku.

"Silahkan nona memilih sendiri buku yang diinginkan, jika nona butuh sesuatu atau yang lainnya tekan tombol ini dan nanti ada pelayan yang datang kesini. Saya tinggal dulu untuk melanjutkan pekerjaan yang lainnya" ucap pak San pergi dan membungkukkan badannya sedikit.

"Terima kasih, pak San" ucap Via sambil tersenyum.

Via yang ditinggalkan sendiri di ruangan tersebut langsung mencari buku yang ingin dibacanya. Pak San yang sebelumnya mendapat perintah untuk mengawasi dan memberi kabar kepada Elang pun melakukannya, padahal tanpa dilaporkan Elang bisa tahu apa yang Via lakukan melalui CCTV.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kediaman Keluarga Prayuda

Tuan Raksa yang mendengar penjelasan yang diberikan oleh pelayan senior masih tak percaya. Selama ini yang dia pikirkan kalau Via hanya tau cara menggoda kekasih kakaknya, bersenang-senang dan semua hal yang buruk. Ada rasa bersalah terhadap Via tapi rasa itu dia tepis saat mengingat masa lalunya.

Nyonya Sandra sudah geram dan ingin rasanya memaki dan menghukum pelayan yang memberitahu semuanya tapi tak bisa dilakukan sekarang di depan suaminya. Dia hanya bisa memendamnya.

Rumah kembali sepi dan tenang kembali setelah insiden tadi pagi. Mereka sudah kembali melakukan aktivitas semuanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Universitas Harapan Mulia

Irma yang datang bersama Nadin sedang menunggu kedatangan Via di parkiran kampus, sampai waktu menunjukkan kurang beberapa menit lagi kelas dimulai Via tak juga datang. Akhirnya mereka masuk ke kelas dan duduk di tempat biasa. Irma melihat Alex sepertinya hari ini lebih pendiam tak seperti biasanya karena tak terlalu penting mengurusi masalah Alex, Irma menanyakan perihal Via ke Nadin.

"Na, kenapa Via tak masuk kelas hari ini biasanya juga dia tidak pernah bolos kelas apa lagi hari ini si dosen killer" tanya Irma.

"Ga tau juga kenapa dia ga masuk, apa karena masih lelah ya karena efek dari acara kemarin dia nikah" jelas Nadin

"Bisa jadi, nanti kita hubungin dia aja" sambung Nadin.

Saat Irma mau menjawab ucapan Nadin tidak kebuyu karena dosen killernya sudah masuk ke dalam kelas. Semua mahasiswa pada tenang dan mengikuti semua materi yang diberikan.

Irma dan Nadin keluar kelas menuju kantin, mereka melihat semua mahasiswa sibuk dengan ponsel masing-masing dan sesekali mencibir atau pun mengeluarkan kata tak sopan. Mereka penasaran dengan apa yang teman-temannya lihat akhirnya bertanya.

"Apa yang kalian lihat?" tanya Irma pada salah satu mahasiswa.

"Memangnya kalian ga tahu apa yang sedang heboh di forum kampus? Masa sahabat sendiri ga tahu apa-apa atau hanya pura-pura tidak tahu saja padahal sebenarnya tahu" ucap sinis mahasiswa yang ditanya tadi.

"Maksud kalian apa bicara seperti itu ke kita, hah" ucap Nadin yang tidak terima mendengar ucapan temannya.

"Kenapa kamu marah ke saya, sahabat kalian itu hanya sok polos dan suci saja. Padahal kelakuannya murahan banget. Kasihan tuan Elang menikahi perempuan murahan seperti sahabat kalian" jawab mahasiswa tadi teriak.

"Tidak usah teriak bisa ga. Apa kamu punya bukti bilang Via sebagai wanita murahan, kalau tidak ada bukti sama saja kalian fitnah" balas Nadin yang tidak terima Via di jelek-jelekin.

"Kalian tanya bukti, semua bukti sudah jelas ada di forum kampus.Via keluar hotel dengan seorang pria dari hotel dan tersenyum. Terus butuh bukti apa lagi biar kalian percaya" jawab sinis mahasiswa itu.

"Kalau kalian tidak percaya buka saja forum kampus disitu terpapar jelas buktinya" ucap mahasiswa tadi langsung pergi dari sana.

Irma dan Nadin langsung mengambil ponselnya dan masuk ke forum kampus. Disana sedang ada topik panas tentang video Via yang keluar dari hotel bersama pria. Irma dan Nadin tidak percaya langsung dengan apa yang mereka lihat itu. Nadin langsung berusaha menghubungi Via tapi tak juga diangkat.

"Bagaimana, Via bisa dihubungi? " tanya Irma ke Nadin.

Nadin hanya memberikan kode menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya dan dia masih berusaha menghubungi Via.

Satu kampus digemparkan dengan video Via keluar dari hotel bersama seorang pria. Tia yang ditanyakan perihal itu dari teman-teman kampus yang dilewatinya pun kesal dibuatnya. Alex yang melihat video itu pun marah dan berpikiran yang tidak-tidak tentang Via.

Tia langsung menuju parkiran untuk pulang ke rumah. Selama jalan ke parkiran Tia selalu saja dapat cemoohan serta pertanyaan yang tak enak di dengar.

Dalam perjalanan pulang Tia marah-marah dan memukul gagang setir mobil. Tia tak butuh waktu lama sampai di rumah.

"Bi, papa ada di rumah ga?" tanya Tia langsung pas masuk rumah.

"Ada nona baru saja pulang, sepertinya ada di ruang kerjanya" jawab pelayan

Tia langsung melangkah menuju ke uang kerja papanya di lantai atas. Tia tak mengetuk pintu lagi tapi langsung masuk saja.

"Pa, Via buat Tia malu saja di kampus. Bukan hanya buat Tia malu saja tapi nama keluarga kita" ucap Tia kesal bercampur emosi ke papanya.

"Maksud kamu apa, Tia. Apa Via menggoda pacarmu lagi atau bagaimana?" tanya tuan Raksa binggung yang tak mengerti permasalahannya.

Akhirnya Tia menjelaskan semuanya ke tuan Raksa secara rinci. Setelah mendengar semua ucapan Tia, tuan Raksa langsung emosi dan menghubungi Via tapi tak diangkat-angkat juga. Akhirnya tuan Raksa mengambil kunci mobil dan pergi.

Tuan Raksa membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke mansion Elang. Tak butuh waktu lama, tuan Raksa sampai di gerbang utama mansion Elang. Penjaga yang melihat kedatangan tuan Raksa menanyakan perihal kedatangannya.

"Maaf, tuan mencari siapa?" tanya salah satu penjaga

"Saya ingin bertemu dengan Via, istri tuan Elang. Saya papanya Via" jawab tuan Raksa

"Tunggu sebentar saya konfirmasi dulu ke rumah utama" ucap penjaga tersebut.

Penjaga tersebut melapor kepada tuan mudanya untuk meminta izin tentang tuan Raksa yang ingin bertemu dengan nona muda mereka. Setelah mendapat izin mereka membukakan gerbang utama dan sebelumnya sudah memberitahukan ke pos gerbang kedua dan rumah utama kalau akan kedatangan tamu yang tak lain papanya nona muda mereka.

Tuan Raksa mulai memasuki gerbang utama dan menuju gerbang kedua. Setibanya di halaman rumah utama tuan Raksa sudah disambut oleh pak San. Tuan Raksa mengikuti langkah pak San yang menuntunnya masuk ke ruang tamu.

"Tuan, tunggu disini. Saya panggilkan nona sebentar" ucap pak San sopan.

"Baik, terima kasih" ucap tuan Raksa.

Tuan Raksa melihat sekeliling ruangan tersebut dan kagum begitu banyak barang mewah yang harga fantastis dari guci, lukisan serta lainnya. Saat sedang memperhatikan itu semua tyan Raksa teralihkan dengan suara.

Tak tak tak

Tuan Raksa langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara tersebut berasal. Saat melihat Via turun dari atas, tuan Raksa sudah tak bisa lagi membendung rasa amarahnya ke Via.

Tuan Raksa yang sudah dihampiri oleh Via langsung berdiri dan melayangkan tangannya ke wajah Via.

Plak plak plak

Semua orang kaget melihat apa yang dilakukan oleh papa nona mudanya yang menampar nona mereka. Via yang ditampar hanya diam mematung dan mulai merasakan perih. Via menyentuh pipinya yang sakit karena ditampar dan air mata meluncur dari sudut matanya.

"Apa salah Via sebenarnya, kenapa papa menampar Via? " tanya Via dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Kamu tanya apa salah kamu ke papa, hah. Kamu sudah bikin malu papa dan keluarga Prayuda. Papa malu punya anak seperti kamu, Via" teriak tuan Raksa di depan wajah Via

Saat tuan Raksa akan melayangkan pukulan ke wajah Via kembali ada tangan yang menahannya.

Next chapter