Deril berjegang kaki dan juga tampak raut keseriusan di wajah Deril. Lea tak berani manatap wajah garang Deril saat ini.
"Tatap mataku Lea," perintah Deril pelan dengan suara beratnya.
Dengan helaan nafas berat, Lea mengangkat kepalanya dan perlahan menatap manik biru tajam milik Deril itu.
"Mengapa? Mengapa untuk mendapatkanmu saja sangat susah? Hm?"
Lea mengerutkan keningnya bingung akan ucapan Deril itu.
"Ku korbankan semuanya demi kau, aku siap menerima semua konsekuensinya saat aku mualaf. Kau tau? Saat aku pulang dari Indonesia, ayahku tau jika aku berpindah agama. Mereka langsung menghajarku tanpa ampun. Mereka terus menendang dan memukulku, tapi aku tidak membalas atau menyengkal sedikitpun serangan dari mereka, karena apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com