webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Manusia Kaku

Setelah band kedua, Putra dan Imelda izin untuk kembali ke kamar. Zepri langsung berdiri untuk mengantar Putra dan Imelda.

Kamu di sini saja ucap Putra, nikmatilah waktu kalian sampai jam 12 nanti. Sesuai dengan pengaturan jadwal pertukaran keamanan.

Apakah Tuan tidak apa2 naik hanya berdua saja?

John akan mengantar kami ucap Putra, nikmati waktumu sebaik mungkin.

Shinta dan Shanti ikut berdiri sambil membungkukkan badannya ke arah Imelda dan Putra.

Putra merangkul Zepri, kamu benar2 tidak tertolong untuk urusan wanita ucap Putra sambil menepuk pundak Zepri.

Maafkan saya Tuan ucapnya.

Berusahalah lebih keras, atau kamu akan menyesal sambil melirik ke arah dua lelaki di samping Shanti.

Zepri hanya tersenyum membalas ucapan Putra.

Penampilan Ketiga mulai tampil suasanya kembali ramai, Zepri masih dengan aktifitas memeriksa emailnya satu persatu.

Tiba2 lampu kembali hidup, pukul sudah menunjukkan 23.00. Para tamu mulai berdiri dan keluar perlahan.

Zepri mengangkat kepalanya dan melihat Shinta dan Shanti berjalan keluar pintu diikuti oleh 2 lelaki tadi. Mereka terlihat berbicara sambil sesekali tertawa.

Tuan Bos panggil seseorang dari arah belakang Zepri sehingga mengagetkannya.

Kenapa Tuan Bos terlihat tidak fokus.

Ah, tidak. Bersiaplah untuk pergantian shift ucap Zepri.

Bukannya masih 1 jam lagi ucap Purnama.

Ya, maksudku itu.

Aku kembali ke kamar dulu ucap Zepri. Kalian ingat 15 menit sebelum pergantian sudah harus berada di posisi masing2.

Siap Tuan Bos.

Purnama melihat ke arah Zepri yang terlihat berjalan menuju pintu keluar sayap kanan.

Zepri ucap Putra di telepon.

Siap Tuan.

Imelda sepertinya mengalami insomnia, kamu pergi cari Dokter Shinta. Dan bawa dia ke sini.

Sekarang Tuan?

Nga' tahun depan.

Tahun depan Tuan tanya Zepri?

Ya sekaranglah, kenapa malam ini kamu seperti sedang tidak fokus ucap Putra.

Maafkan saya Tuan, segera saya cari.

Zepri mengeluarkan HT dan mengatakan ke para pengawal. Bagi yang melihat dokter Shanti dan Shinta, laporkan posisinya kepada saya.

Boleh diinfo Tuan untuk pakaian yang dikenakan?

Dress Merah Bata dengan list hitam di bagian pinggang.

Lapor Tuan, dari rooftop. Baru saja ada 4 orang yang naik, 2 lelaki dan perempuan. Salah satunya memakai gaun merah bata dengan list hitam di bagian pinggang.

Pastikan dia tidak kemana-mana, aku naik sekarang.

Siap Tuan.

Pelayan menyiapkan 4 gelas dan sebotol wine di atas meja.

Apakah ada yang tidak bisa minum di sini tanya Ray?

Tidak ada ucap Shanti, lagian kami di sini liburan jadi tidak masalah jika sedikit minum.

Pas kalau begitu ucap Ray.

Dia menuangkan wine ke gelas Shinta dan Byan menuangkan ke gelas Shanti.

Ray mengangkat gelasnya dan mengajak cheers.

Zepri menahan gelas Shinta.

Dokter mohon maaf mengganggu waktunya, tapi saya diperintahkan menjemput dokter oleh Tuan Putra karena ada beberapa hal yang ingin didiskusikan.

Aku tanya Shinta?

Iya dokter.

Apakah ini hal mendesak?

Saya hanya menjalankan perintah dokter.

Tapi aku tidak bisa meninggalkan Shanti sendirian.

Tenang saja, saya sudah menyiapkan beberapa pengawal untuk menjaga dokter Shanti lagian juga hampir di setiap sudut hotel ini sudah disiapkan pengawal jadi dokter jangan khawatir.

Ti, apakah kamu tidak masalah aku tinggal sendirian?

Tidak apa2, lagian mereka juga teman Jazid kan. Mereka bukan orang2 sembarangan.

Baiklah, kalau begitu jangan minum terlalu banyak. Setelah selesai, aku akan segera kembali.

Ray, Byan sorry aku tinggal sebentar.

It's okay. Kami akan jaga saudarimu ucap Byan.

Apakah ada masalah serius ucap Shinta ke Zepri?

Aku juga tidak tau pastinya, menurut Tuan Putra akhir2 ini Nyonya insomnia. Sepertinya Tuan meminta Dokter untuk memeriksanya.

Tapi aku tidak membawa alat sama sekali, atau aku tanya rekan yang lain siapa tau ada yang bawa.

Sebenarnya, aku membawa beberapa alat kedokteran di kamarku. Kalau kamu tidak keberatan, kita mampir sebentar mengambilnya.

Tidak masalah, aku akan menunggu.

Zepri membuka pintu kamarnya dan segera mencari medical bag.

Hampir 10 menit Zepri tidak menemukannya.

Perasaan aku letakkan di sini gumamnya, tetapi tidak ada.

Dokter Shinta mengetuk kamarnya.

Apakah masih lama tanyanya?

Aku benar2 menyimpannya di sini, tapi ini tidak ada.

Atau ada yang sudah mengambilnya.

Tapi aku sendirian, dan ini kunci kamarku.

Hp Zepri berbunyi lagi.

Dimana kamu?

Maaf Tuan saya sudah di sampai, tapi sedang mencari alat2 kedokteran.

Aku sudah meminta John mengambilnya tadi, segera ke sini.

Baik Tuan ucap Zepri.

Ternyata sudah diambil John. Kalau begitu kita langsung ke kamar Tuan saja.

Dokter Shinta mengikuti Zepri dari belakang, dan ternyata kamar Putra bersebelahan dengan kamar Zepri.

Shinta melongok ketika Zepri mengetuk kamar di sebelah kamarnya. Ngapain juga dari tadi dia menunggu di depan kamar ini. Mending dia tadi mengetuk kamar Putra saja biar langsung bisa mengecek kondisi Nyonya Imelda.

Putra mempersilahkan Shinta masuk ke kamar Imelda.

Ya, pasien satu ini benar2 aneh. Dia sedang santai sambil memakan kacang almond dan menonton televisi.

Setelah hampir setengah jam, dokter Shinta keluar dari kamar.

Dok, tolong jelaskan semua kepada Zepri. Saya akan menemani Imelda dulu. Untuk laporannya, bisa dokter buatkan untuk saya segera tanya Putra.

Bisa Tuan ucap dokter Shinta. Tapi saya tidak membawa laptop, untuk memberikan resumenya.

Zepri membawa laptop dan printer, dokter bisa meminjamnya. Maafkan jika saya benar2 merepotkan dokter ucap Putra.

Tidak apa2 Tuan, saya senang bisa membantu Tuan dan Nyonya. Kalau begitu kami izin dulu dan laporannya nanti cukup berikan ke Tuan Zepri.

Iya, serahkan saja dengan Zepri. Dia sudah seperti saudara kami, jadi tidak masalah diserahkan padanya.

Dokter tenang saja, akan saya langsung antarkan ke kamar dokter untuk laptop dan printernya.

Alah cuma buat resume pemeriksaan saja, sebentar itu dari pada harus bolak balik memindahkan barang lebih hemat waktu jika langsung dikerjakan saja di tempatmu. Bagaimana dok tanya Putra!

Baik Tuan ucap Zepri.

Dokter Shinta hanya bisa menganggukan kepala saja, karena dia tidak bisa membantah permintaan pemilik rumah sakit tempatnya bekerja.

Kalau begitu, saya izin pamit dulu Tuan ucap dokter Shinta.

Ti, aku masih ada kerjaan sebentar. Kalau kamu mengantuk kembali ke kamar saja dulun. Nanti aku menyusul ucap dokter Shinta di telepon menghubungi kembarannya.

Aku bertemu dengan beberapa teman kita, jadi aku akan ke club habis ini.

Baiklah, hati2 ucap Shinta.

Silahkan masuk ucap Zepri, ketika Shinta menutup teleponnya.

Aku akan melakukan pemeriksaan sebentar, setelah kamu selesai membuat resume pemeriksaan kita akan membahasnya. Kamu tidak apa2 kan sendirian tanya Zepri.

Tidak masalah, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu. Aku tunggu di sini.

Zepri keluar dari kamar dan menuju ruang CCTV untuk memastikan bahwa para pengawal sudah berganti shift.

John memberikan laporan singkat beberapa hal, dan kesiapan pensterilan tempat untuk kedatangan artis K-Pop pagi nanti. Jadwal untuk gladi dan persiapan permintaan dari manajemen artis itu.

Setelah membahas setiap detailnya, Zepri baru ingat kalau Shinta menunggu di kamarnya. Tidak terasa jam menunjukkan pukul 3 dini hari.

Oh my god ucap Zepri, kalau bukan karena Putra menanyakan hasil resume Imelda dia tidak akan ingat dengan Shinta di kamarnya.