webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · Fantasy
Not enough ratings
251 Chs

Ini Family Vacation

Selesai Acara Dansa dan Makan Malam semua bersiap kembali ke kamar. Prince merengek ingin tidur bersama Zai. Sedangkan ada Datuk Noor juga di sana.

Imelda sibuk menjelaskan yang membuat penjelasan menjadi sangat panjang. Akhirnya Nyonya Zen berhasil membujuk Prince untuk istirahat di kamarnya bersama dengan Audrey serta Jeremmy.

Ibu, anak-anak kalau sudah kumpul akan susah untuk tidur. Ibu butuh istirahat juga ujar Imelda.

My sweety, ini waktunya buat kalian honeymoon. Sudah waktunya Prince memiliki adik.

Tapi bu, aku dan Putra sudah berusaha kok selama ini. Hanya belum rezeki nya saja.

Ya siapa tau kan, kali ini berhasil. Ayo sana, biar ibu membawa anak-anak. Jeremmy anak yang pintar, dia pasti bisa membantu ibu menenangkan Audrey.

Baiklah, kalau begitu Pur kamu dan Zepri ikut ke Villa ibu ya. Pastikan anak-anak tidur sebelum jam 12. Dan Paman Anggo ?

Villa kami memiliki 3 kamar, Paman akan bergabung bersama Ibu mu. Tenang saja ya...

Begini-begini paman tau gimana mengatasi Prince.

Baiklah, semuanya harus istirahat dengan baik ya.

Imelda mendekati Putra dan lainnya.

Mana anak-anak tanya Putra.

Di bawa sama Ibu.

Kenapa?

Ibu bilang memberikan kesempatan untuk kita semua bulan madu.

Wah, serius tanya Chan. Padahal rencanaku Audrey mau aku bawa tidur di kamarku.

Apakah tidak memberatkan Aunty Imel tanya Lulu?

Tidak, Pur dan Zepri menemani ibu. Ada Paman Anggo juga bersama mereka.

Imel, mana Prince? tanya Zai

Ikut Ibu, kata Prince dia mau bersamaku malam ini.

Malam ini, kamu temani Ayah dulu saja Zai ujar Zain.

Ayah sudah kembali duluan dengan Steve bang. Katanya mengantuk karena sudah beberapa hari kemarin ayah harus mengejar pekerjaan agar bisa berlibur bersama kita.

Ya sudah, Abang istirahat dulu saja malam ini ujar Imelda.

Aku akan menyusul ke kamar ibu saja ujar Zai.

Tapi kamarnya sudah penuh bang, kamu mau tidur di mana?

Dengan ibu lah, selagi bersama ibu. Tidur di lantai juga aku tidak masalah.

Makanya nikah ujar Zain, biar ada yang nemenin.

Nga harus nikah bang buat punya temen malem, tu contohnya.

Dave langsung mengacungkan jari tengah pada Zai.

Disambut dengan juluran lidah tanda mengejek Zai.

Sudah sudah ujar Putra. Kita semua sudah lelah seharian ini, sekarang kita istirahat dulu. Sampai bertemu besok pagi. Putra merangkul Imelda dan kembali ke Villanya.

Iku, jadi malam ini kita beroperasi ya.

Memang pabrik beroperasi, bukannya memang beroperasi terus. Berproduksi yang belum.

Iku, kadang aku pikir selama menikahimu. Aku semakin bertambah muda.

Kamu harus sehat terus ya Puku, aku tidak akan membiarkanmu meninggalkanku duluan. Walau usia kita terpaut jauh, tapi aku tidak akan rela kamu meninggalkanku duluan. Kalau pun harus pergi, ayo bersama.

Hush, ngomongnya kamu ya. Lagi mau honeymoon ini ngomongnya jangan yang sedih-sedih dulu nanti baper ujar Putra.

Ketika semua menikmati bulan madunya. Di Villa tengah, sudah seperti kapal pecah. Bukan karena kerjaan 3 bocah tapi kerjaan Zai dan Prince. Mereka membangun tenda dari kain di tengah-tengah villa. Sedangkan Audrey dan Jeremmy terlihat duduk manis di dekat Tuan Anggo yang membacakan sebuah buku cerita ke mereka.

Zepri dan Pur hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Zai yang di suruh-suruh oleh Prince.

Tuan, sebenarnya apa hubungan Tuan Zai dan Nyonya?

Saudara Angkat jawab Zepri.

Saya kira memang memiliki hubungan darah, karena lihatlah Tuan. Dari muka, rambut sampai tingkahnya hampir sama. Melihat Tuan Prince seperti melihat Tuan Zai versi mini. Apa lagi warna matanya. Bola mata mereka coklat ke kuningan.

Zepri menatap ke arah Zai yang sedang menggendong Prince di pundaknya.

Apakah karena dulu selama imelda mengandung Zai yang selalu bersamanya jadi anaknya mirip Zai?

Oh, bisa jadi Tuan jawab Pur.

Sebenarnya Tuan sudah berapa lama ikut dengan Tuan Putra?

Sekitar usia Nyonya 17 tahun jawab Zepri. Saat itu aku baru 19 tahun. Karena memiliki keahlian bela diri, aku masuk di salah satu perusahaan pengamanan sepertimu.

Aku bekerja dengan Tuan, akhirnya di ambil pegawai tetap sebagai pengawal Nyonya. Tidak melalui penyalur lagi dan dikuliahkan. Akhirnya aku menjadi Direktur Cabang di sini.

Zepri teriak Zai...

Iya Tuan...

Ingatkan aku jika sudah mendekati jam setengah 12, karena Imelda akan memarahiku kalau bocah ini belum tidur sebelum Jam 12.

Baik Tuan.

Tuan Zai lucu ya. Dia sangat memperhatikan semua yang di ucapkan oleh Nyonya.

Dia sangat menyayangi Nyonya. Jadi buatnya, setiap ucapan Nyonya Imelda adalah perintah yang tidak bisa di bantah. Bahkan dia berani melawan dan membohongi Tuan Putra kalau itu Nyonya yang minta.

Serius Bos, bukankah Tuan Putra kalau marah sedikit...

Ya, Tuan Putra tidak suka marah tapi kalau sudah marah semua orang akan takut di buatnya. Apa lagi jika melakukan kesalahan yang berhubungan dengan Nyonya, maka orang itu sudah pasti bye.

Hanya Zai yang berani melawannya. Karena Imelda akan selalu melindungi Zai.

Oh pantas, jika Tuan Zai sangat menjaga Prince. Karena dia sangat menyayangi Nyonya.

Maaf Tuan, sudah waktunya Tuan Muda istirahat.

Prince, ayo kita bobok. Kalau tidak bobok dimarah Mommy. Zai menggendong Prince sambil bernyanyi.

Oh Jerem, ucapnya. Zai lupa kalau dia juga punya keponakan satu lagi.

Paman, sudah waktunya anak-anak tidur ucap Zai.

Grandpa, Jerem izin istirahat dulu ya. Sambil membantu Audrey turun dari kursi. Grandpa juga harus istirahat.

Terima kasih ya Jeremmy. Sampai bertemu besok pagi.

Jerem memegang tangan Zai dan mengikuti Zai ke kamar.

Aku akan menidurkan anak-anak. Kalian bisa bergantian istirahat.

Saya akan siapkan kasur tambahan untuk Tuan.

Tidak apa-apa, siapkan saja di luar untuk kalian. Setelah anak-anak tidur. Saya akan tidur di sofa.

Kalian juga istirahatlah. Besok akan lebih banyak aktivitas karena anak-anak akan main di pantai.

Terima kasih Tuan, kami izin berjaga di luar.

Zai mengangguk dan menutup pintu kamar.

Bos, sekarangkan posisi bos sudah direktur. Bukannya seharusnya bos tidak menjadi pengawal lagi?

Kamu tau Tuan Dave?

Tentu Tuan, dia sekretaris Tuan Putra dan kaki tangan Tuan Putra.

Dia adalah sahabat Tuan Putra tapi di perusahaan dia menjadi sekretaris Direktur Utama, dan kamu Tau kan Tuan Zai itu artis dunia. Tapi begitu bertemu Nyonya dia hanyalah seorang saudara. Jadi dapat di simpulkan, siapa pun posisi kita di luar. Di dalam kita tetap menjalankan peran kita, entah itu sebagai sahabat, kakak, teman maupun pengawal.

Di perusahaan, aku adalah Direktur Cabang tapi di sini aku adalah kepala pengawal keluarga Tuan Putra...

Sekarang aku sudah paham bos. Istirahatlah duluan, aku akan berjaga.

Kamu duluan saja, besok kamu akan mendampingi Tuan Muda Bermain. Nanti aku bangunkan kalau aku sudah mengantuk.

Baiklah Bos, Terima kasih.