webnovel

Bab 1. Hari yang Aneh

Natasya Faradila, ia adalah wanita karier yang sudah 3 tahun bekerja menjadi sekretaris di Jackson Group, Bali. Ia menjadi Sekretaris Presdir di perusahaan tersebut. 5 tahun yang lalu, dari Ibu kota Jakarta, Ia merantau ke Bali, dan mencoba untuk hidup kembali dengan image yang berbeda. Berbekal ijazah D3 dan uang seadanya, ia memutuskan untuk hijrah ke Bali, meninggalkan masa lalu kelamnya.

Kesalahan di masa lalu, membuat dirinya lebih teliti dan tegas dalam mengambil suatu keputusan. Bukan manusia namanya, jika tak pernah melakukan kesalahan. Ya, Dila pernah menjadi wanita yang ceroboh dalam hidupnya. Dila pernah menjadi budak seks dari pria-pria biadab yang menjebaknya. Dila dipermainkan, bak boneka bergilir yang bebas digerayangi oleh banyak pria. Semua itu terjadi karena utang keluarganya yang menumpuk, dan dibebankan pada Dila.

Dila stres berat kala itu, ia hampir-hampir menjadi gila. Tapi, berkat sahabatnya yang bernama Ali, Dila mampu bertahan hidup dan memutuskan untuk meninggalkan Jakarta. Kini, Dila menjadi wanita yang cerdas dan tangguh. Ia benar-benar telah kembali hidup dan melupakan semua kenangan buruk yang menimpanya. Dila mulai serius bekerja, dan sang Presdir Bos Dila, benar-benar mempercayai dirinya.

...

#Flashback On#

5 tahun yang lalu

Natasha Faradila adalah wanita yang menjadi korban keserakahan keluarganya. Keluarga Dila memiliki banyak utang pada seorang rentenir, dan rentenir itu meminta Dila sebagai penebus utangnya, hingga keluarganya menyerahkan Dila pada sang rentenir.

Namun, Dila malah dijadikan budak s*ks oleh anak sang rentenir. Aldric namanya, orang yang sangat kejam, dan pemarah. Kedua orang tua Aldric, meminta Aldric untuk menikahi Dila, namun Aldric tak mengindahkannya. Bukannya dinikahi, Aldric malah hanya menikmati tubuh Dila tanpa ikatan apa pun. Bahkan, banyak anak buah Aldric yang turut menikmati tubuh Dila.

Suatu ketika, semua kejahatan Aldric tercium oleh polisi. Aldric dan yang lainnya pun di tangkap. Mereka semua di jebloskan ke penjara. Akhirnya, Dila bebas dari jeratan mafia berengs*k itu. Ia diminta untuk melakukan proses visum dan sebagainya, namun Dila menolak, karena ia lebih memilih untuk melarikan diri daripada mengikuti serangkaian pemeriksaan demi pemeriksaan.

Ingin rasanya Dila bunuh diri, dan pergi meninggalkan dunia ini, tapi ia sadar, life must go on. Ia percaya, setelah badai menerpa, pasti akan datang pelangi pada akhirnya. Karena itulah, ia melarikan diri dan merantau ke pulau Bali, demi meneruskan hidupnya yang telah hancur. Berbekal uang dari Ali, ia mencoba hidup dan menetap di Bali.

Masa kelam hidup Dila berakhir, ketika ia memutuskan untuk meninggalkan Jakarta, dan pindah ke Buleleng, Bali. Dila mengubur kisah kelamnya dengan bekerja serabutan demi sesuap nasi untuk melanjutkan hidupnya yang baru.

Namun, beberapa bulan kemudian sebuah kejutan terjadi. Dila ternyata hamil. Sampai pada akhirnya, ia melahirkan bayi mungil yang cantik. Beruntungnya Dila dan bayinya, ada seseorang Ibu paruh baya yang berusia 45 tahunan, hidup sebatang kara, dan bersedia mengurus bayi Dila yang terlantar. Entah siapa Ayah bayi ini, karena dahulu Dila sering ditiduri banyak lelaki.

Hatinya bahagia, ia bangga pada dirinya, ketika ia diterima saat melamar pekerjaan ke perusahaan ternama di Denpasar. Ia diterima bekerja menjadi staf administrasi di Jackson Grup. Hingga beberapa bulan kemudian, Dila diangkat menjadi sekretaris karena jurusan kuliahnya di bidang perkantoran.

Flashback Off.

Denpasar, Bali.

Presdir Jackson grup, Tuan Kaisar Gavindra. Lelaki berusia 30 tahun, yang sangat dingin dan serius dalam menjalankan perusahaan. Dila menjadi sekretarisnya sudah lebih dari 3 tahun. Semua tugasnya, Dila kerjakan tanpa mengenal waktu.

Dila terpaksa mengaku lajang, karena Pak Kaisar menginginkan sekretaris yang masih lajang. Ketika Dila dicalonkan oleh manajernya, Dila mengaku lajang. Memang lajang, karena tak pernah menikah. Ia hanya mempunyai anak, korban dari kebejatan laki-laki yang biadab.

"Dila, aku akan pergi makan malam bersama Tuan Chen, tolong persiapkan Jas dan dasi yang senada untukku. Jangan lupa juga berkas kerja sama dengan mereka, kamu harus over time malam ini. Temani aku bertemu mereka!" Perintah Kaisar.

"Baik, Pak. Saya akan menyiapkan semua." Dila mengangguk.

"Bagus." Kaisar pergi keluar dari ruangannya.

Beginilah keadaan Dila setiap harinya. Ia tak pernah bisa pulang sore hari, karena hampir setiap hari Kaisar selalu menyuruh Dila melakukan sesuatu. Untuk bertemu putrinya pun, Dila hanya bisa pulang satu bulan sekali. Padahal, jarak dari Denpasar ke Buleleng hanya berkisar dua jam lebih, namun karena Dila terlalu sibuk, ia pun kesulitan untuk bertemu putrinya.

Acara makan malam berjalan lancar. Dila dan Kaisar mampu meyakinkan pihak Tuan Chen untuk sanggup bekerja sama dengan mereka. Akhirnya, pihak Tuan Chen menandatangani kerja sama antar perusahaan. Itu berarti, waktu makan malam akan segera berakhir.

Ya ampun, sudah pukul 21.00 WIT. Aku benar-benar lelah. Kalau bukan karena loyalitas ku pada perusahaan dan Pak Kai, aku tak mau bekerja sampai selarut ini. Oh Tuhan, aku lelah. Kapan penderitaan ini akan berakhir? Ternyata, menjadi Ibu sekaligus Ayah itu begini Nak, Ibu berjuang hanya untuk kamu, Clarissa. Batin Dila.

"Baik, terima kasih atas kerja samanya. Semoga ke depannya akan semakin lebih baik lagi, Tuan Chen." Kaisar berdiri, lalu menundukkan badannya.

"Baik, saya berharap penuh pada Anda, Tuan Kai." Tuan Chen menyalami Kai dan Dila.

Tuan Chen dan dua asistennya pergi meninggalkan Kaisar dan Dila. Kaisar mengajak Dila untuk segera pulang.

"Dil, ayo kita pulang." Ajak Kaisar.

"Kita berbeda arah, Pak. Saya akan menemani Anda sampai parkiran, sehabis itu saya akan memesan kendaraan Online." Jawab Dila.

"Biar aku yang antar. Ini sudah terlalu malam," Ucap Kaisar.

"Itu akan sangat merepotkan Anda, Pak. Saya tidak ingin Anda harus capek bolak-balik mengantar saya, apalagi saat ini Pak Kai menyetir sendiri, tidak diantar oleh Pak Satya." Jawab Dila.

"Kapan lagi seorang Kaisar Gavindra mau mengantar bawahannya. Baru kali ini aku berbaik hati padamu, Dil. Ini berkat kerja kerasmu yang membantuku meraih hati CEO Chen grup. Ayo, jangan banyak bicara. Ini sudah malam!" Ucap Kaisar.

Kaisar berlalu meninggalkan Dila seorang diri. Dila terpaksa mengikuti perintah Bosnya, karena Kaisar bukan tipe orang yang dengan mudah ditaklukkan. Sebenarnya, Dila senang, karena pulangnya akan di antar oleh Kaisar, ia tak perlu mengeluarkan ongkos dan waktu pun akan semakin cepat sampai ke rumah kontrakannya.

"Pak, apa minggu depan saya boleh cuti?" Tanya Dila.

"Kamu mau ke mana? Bagaimana kalau tiba-tiba aku membutuhkanmu?"

"Tapi, sudah hampir satu bulan saya tak libur, Pak. Saya lelah, ingin istirahat satu hari saja." Ucap Dila.

"Akan aku pertimbangkan, pastikan pekerjaanmu tak ada yang terbengkalai. Aku tak ingin ada kesalahan sedikit pun." Tegas Kaisar.

"Baik, Pak. Saya akan mengerjakannya dengan baik." Jawab Dila.

Kaisar dan Dila telah berada dalam satu mobil yang sama. Kaisar segera melajukan mobilnya menuju arah yang ditunjukkan oleh Dila. Kaisar dingin, tak banyak bicara. Ia hanya bicara ketika sibuk mengurus masalah pekerjaan saja. Selebihnya, ia cuek dan tak pernah berbicara hal-hal yang tak penting.

"Kamu kerja untukku sudah berapa lama?" tanya Kaisar.

"Kurang lebih 3 tahun, Pak." Jawab Dila.

"Dan hampir 3 tahun juga, saya baru kali ini mengantar kamu pulang!" Ucap Kaisar.

"Ah, iya Pak. Terima kasih." Dila tersenyum.

Kaisar terdiam. Ia memang tak pernah peduli pada Dila, yang ia pedulikan hanya lah perusahaannya. Apa pun yang Dila lakukan, ia tak pernah peduli, yang ia pedulikan hanya lah perusahaan dan jabatannya.

Kaisar telah sampai mengantarkan Dila pulang ke rumahnya. Baru kali ini, Kaisar bisa sedikit ramah pada karyawannya. Dila tak henti-hentinya berterima kasih pada Kaisar, karena telah berbaik hati mengantar dirinya pulang.

"Ini rumah kamu?" Kaisar melihat kontrakan Dila dengan tatapan tak suka.

"Iya, Pak. Saya tinggal di sini."

"Sendiri?"

"Iya, Pak. Saya sendiri." Jawab Dila.

"Keluarga kamu, di mana?"

"Mereka di Jakarta, Pak. Saya di sini sendiri." Dila tersenyum.

"Oh, sudah lama kau bekerja denganku, tapi aku baru mengetahuinya. Baiklah, aku pulang dulu. Selamat malam, terima kasih atas kerja kerasmu, Dil." Kaisar kembali naik ke mobilnya.

"Terima kasih banyak Pak, telah mengantar saya pulang. Hati-hati di jalannya." Dila melambaikan tangan pada Kaisar.

Apa Pak Kaisar sedang bahagia ya? Baru kali ini dia baik dan perhatian pada karyawannya. Sungguh dia adalah orang yang tak bisa ditebak apa maunya. Tapi syukurlah, aku jadi bisa cepat sampai di rumah. Aku rindu putri kecilku, aku ingin menelepon Buk Marni, semoga saja Clais belum tidur. Batin Dila saat ia masuk ke dalam rumahnya.

Halo, pembacaku ...,

Tolong dukung novel ini ya, terima kasih. Dukungan kalian sangat berarti untukku ....

KikuChan14creators' thoughts