webnovel

Mengunjungi Rumah Orang Tua

"Hoam …," Elena menguap panjang karena dia masih merasakan kantuk pagi hari ini.

Kemarin malam, Elena bercakap-cakap cukup lama dengan chakra kedua orang tuanya. Alhasil karena hal ini, dia pun tidur larut malam membuat dia merasakan kantuk di pagi harinya.

"Saatnya memasakkan sarapan untuk Naruto. Memang cukup merepotkan mengurus seseorang, tapi memang beginilah adanya karena hanya hidup berdua bersamanya," gumam Elena.

'Apa yang akan kamu masak hari ini, Elena?' tanya Kurama.

Sebenarnya Kurama sama sekali tidak peduli dan tidak penasaran dengan apa yang akan Elena masak, namun karena kejadian kemarin dia ingin memperdekat kembali hubungannya dengan Elena ngambek padanya.

'...,' Elena mendiamkan Kurama, tanpa memberikan jawaban sama sekali.

Tampaknya kejadian kemarin masih cukup untuk membuat Elena kesal dan tidak mau berbicara dengan Kurama. Bagaimanapun, seseorang kemungkinan besar akan marah jika ada yang menciumnya tanpa meminta persetujuan atau sudah diizinkan. Ini memang salah dari Kurama karena dia mengambil tindakan secara tiba-tiba.

'Maaf,' permainan maaf Kurama tidak mendapatkan tanggapan dari Elena yang sudah terlanjur kesal atas tindakannya.

*Ceklek…

Elena langsung membuka pintu dan keluar dari kamarnya. Di sana terlihat Naruto yang sudah bangun lebih pagi dari elena dan sedang melakukan latihan pada tanah liat seperti yang Elena ajarkan sebelumnya.

"Yo, Naruto. Tidakkah kamu berpikir jika kamu terlalu rajin? Ini sangat-sangat jarang melihatmu bangun lebih pagi dariku." Elena berjalan mendekati Naruto karena penasaran sampai mana perkembangan yang sudah dilalui oleh Naruto.

"Ya, Nee-san. Latihan kontrol chakra yang kami berikan sangat mudah dimengerti dan sangat menyenangkan. Ini membuatku menjadi sangat bersemangat sampai bangun pagi-pagi hari ini." Naruto tetap menaruh perhatiannya pada tanah liat dan berusaha mengubahnya menjadi sebuah karya seni.

Saat ini, gumpalan tanah liat sudah mulai berdiri menjadi bentuk pilar yang tidak berbentuk. Ini merupakan peningkatan drastis dibandingkan kemarin karena sebelumnya hanya berupa gumpalan tidak berbentuk. Walau pilar itu masih belum berbentuk dan bahkan polosan pun belum rapi, peningkatan Naruto cukup hebat.

Cara latihan yang telah diberikan Elena bukan hanya melatih kontrol chakra, tetapi juga melatih kreativitas penggunanya. Tanpa kreativitas yang mumpuni, maka tidak akan ada karya seni yang bagus.

"Fumu, tetaplah bersemangat. Aku akan memasak sarapan untuk hari ini." Elena mengangguk sambil membuat senyuman kaku, bukan tulus.

Karena saking seriusnya Naruto, dia sendiri sampai diabaikan. Hal ini tentunya tidak bisa membuatnya senang, namun dia tidak sedih karena ini hanya merupakan hal sepele.

.

.

.

Selesainya sarapan, Elena langsung pergi ke rumah orang tuanya untuk mengambil warisan. Bukankah sia-sia jika kita diberikan sesuatu namun kita menolaknya? Dalam hal ini Elena lebih memilih mengambil warisan dari orangtuanya karena harusnya luar biasa.

Elena telah mengetahui kalau orang tuanya dalam reinkarnasinya kali ini merupakan seorang Hokage dan orang terakhir dari klan yang hampir punah. Pastinya jutsu-jutsu yang mereka berdua tinggalkan bukanlah jutsu sembarangan dan lebih bagus jiia Elena mengambilnya.

Ketika berjalan-jalan di luar, Elena menggunakan mode penyamarannya. Alasannya masih sama seperti sebelum-sebelumnya, yaitu ingin menghindari perhatian semua orang sebisa mungkin dan seorang anak berusia 5 tahun cukup rawan menjadi target penculikan.

Kali ini Elena cukup baik hati, dia keluar pintu secara normal dan membiarkan para Anbu mengatasinya. Tujuannya adalah untuk memberitahukan kepada siapapun itu jika dia sudah mengetahui informasi mengenai orang tuanya. Lagipula Elena dapat mengetahui jika mereka tidak memiliki niat buruk, yang artinya bukan hak buruk membuat hubungan dengan mereka.

Tentunya Elena tidak membiarkan sembarang orang mengikutinya, dia hanya memperbolehkan Anbu dan memastikan jika Root tetap mengawasi Naruto di kontrakan. Ini memang akan memberikan sedikit resiko karena pihak itu menyadari bahwa terdapat teknik latihan baru, tapi Elena cukup yakin jika teknik latihannya ini akan tersebar cepat atau lambat. Selanjutnya untuk jumlah Anbu yang mengawasinya, terdapat 2 orang sementara yang satu berada di tempat Naruto.

'Aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin, sekarang maukah kamu berbicara denganku?' permohonan maaf yang tulus dari Kurama.

'Oke, oke, kamu aku maafkan kali ini. Lain kali jangan mengulanginya lagi, atau selanjutnya aku akan memberimu pukulan bertubi-tubi sampai lenyap,' jawaban Elena terdengar tidak ikhlas. Lebih tepatnya, dia masih belum sepenuhnya memaafkan Kurama.

'...,' Kurama pun diam dan memutuskan untuk menunggu waktu. Semakin banyak dia berbicara, maka kemungkinan besar hanya akan membuat Elena menjadi semakin kesal. Maka dari itu, diam merupakan salah satu tindakan terbaik yang bisa diambil oleh Kurama.

Dia membutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk sampai ke rumah Minato karena jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Lalu, bagaimana cara Elena mengetahui rumah Minato? Mudah saja, Minato merupakan mantan Hokage, informasinya dapat diketahui dengan mudah hanya dengan membaca sedikit sejarah.

---

'Rumah Yondaime-sama? Apakah dia sudah mengetahui tentang orang tuanya?' salah satu Anbu bertanya dalam benaknya.

Dia kemudian memberikan isyarat kepada rekannya untuk mengamati lebih dekat. Lagipula tidak ada gunanya mereka sembunyi-sembunyi karena Elena sudah mengetahui keberadaan mereka sejak awal. Sebenarnya tidak ada gunanya mereka sembunyi atau tidak.

"...." Anbu satunya menanggapi dengan anggukan kecil.

*Sis…

Dalam suara mendesis yang sangat pelan, kedua Anbu itu mulai lenyap dari tempat masing dari mereka berada.

---

"Jadi ini adalah rumah Yondaime? Terasa biasa saja dan berdebu karena tidak ada yang menjaganya." Gumam Elena saat dia mengamati pada pintu masuk.

*Cring…

Elena langsung saja menggunakan Teleportasi untuk masuk ke dalam rumah. Dia cukup yakin jika pintu rumah terkunci dan akan merepotkan jika dia perlu mencari kunci itu. Maka dari itu, dia memilih menggunakan Teleportasi yang mana jauh lebih mudah, cepat, dan efisien.

"Oke. Sekarang saatnya aku mencari ruang bawah tanah yang Yondaime maksud. sebelumnya dia bilang jika pintu masuk ke dalam ruangan itu cukup tersembunyi dan perlu dilihat secara teliti." Elena kemudian mengaktifkan Penerawangan pada area sekitarnya.

Penerawangan Elena bukan hanya dapat melihat satu tempat saja, namun dia bisa melihat beberapa tempat sekaligus menggunakannya kemampuan Penerawangan ini. Sebagai hasilnya, kecepatan Elena dalam mencari sesuatu sangatlah cepat.

"hmm, di sana, ya?" gumam Elena pelan.

Salah satu area yang diawasi Elena menggunakan penerawangan menunjukkan sesuatu di bawah tanah.

*Cring…

Maka dari ini, dia menggunakan Teleportasi dan langsung muncul di ruangan itu daripada mencari pintu masuk menuju ke dalam sana.

"Tempat ini cukup gelap."

*Nging…

Elena mengangkat tangannya ke depan, kemudian sebuah bola cahaya putih muncul dan menerangi area sekitar Elena.

Ini merupakan salah satu kemampuan cenayang Elena, yaitu Lunarkinesis. Efek dari Lunarkinesis merupakan pengendalian terhadap cahaya rembulan. Cahaya bulan yang telah dikumpulkan Elena dapat digunakan untuk beberapa hal seperti memperkuat senjata atau serangan. Selain itu, teknik ini akan menjadi lebih kuat tergantung pada kondisi rembulan.