Beberapa tahun kemudian~
Elena dan Naruto memasuki akademi ninja seperti kebanyakan anak-anak yang dapat menggunakan chakra lainnya. Yap, mereka dididik untuk menjadi seorang ninja terampil agar dapat berguna, berkontribusi, dan lebih cinta pada tanah air mereka (desa Konoha).
Sama seperti di animenya, baju Naruto terdiri dari jaket orange dengan biru pada area bahu atas serta di sekitar pinggang ini, pusaran putih dengan rumbai di sisi kiri, pusaran merah di belakang, kerah putih besar, celana oranye, dan sandal biru.
Lalu untuk Elena, dia tidak berbeda jauh dengan adiknya. Dia memakai jaket berwarna hitam dengan warna putih pada area bahu atas, sekitar pinggang, pusaran di sisi kiri dan belakang, serta kerahnya. Celananya berwarna hitam seluruhnya membuat warna cocok dengan bajunya.
Saat ini keduanya sedang berjalan kaki menuju ke akademi. Mereka tidak terburu-buru karena memang tidak perlu terburu-buru. Jika perlu terburu-buru, maka Elena akan langsung sampai menggunakan Teleportasi daripada harus melompat dari atap ke atap.
'Ugh, sekolah lagi. Aku sangat malas pergi ke sana …,' Elena mengeluh di dalam pikirannya.
'Sudah, sudah, daripada itu, jauh lebih baik jika kamu menjelaskan apa yang terjadi kepada para pembaca selama beberapa tahun ini,' Kurama berkomentar.
'Pertama adalah tentang keberadaan Kyuubi di Naruto, aku masih belum memberitahukan kepadanya karena emosi anak-anak terlalu mudah berubah. Aku akan memberitahu setelah dia lulus.'
'Kedua, aku dan Naruto mempelajari banyak jutsu seperti rasengan dan beberapa teknik penyegelan dari perpustakaan rahasia Yondaime. Lalu untuk beberapa jutsu kelas bawah, aku sama sekali tidak mengajarinya. Yah, dia sudah bisa mengendalikan angin sesukanya melewati latihanku, dan segel tangan sama sekali tidak diperlukan untuk menggunakan jutsu bagi kami. Lagipula, musuh macam apa yang cukup bodoh menunggu musuhnya menyelesaikan segel tangan?'
'Ketiga, usia kami 10 tahun dan beberapa bulan lagi kami akan lulus. Aku bisa saja mengambil kelulusan awal bahkan sejak pertama kali masuk akademi ini. Tapi mengingat catatan kelulusan tercepat, yaitu Uchiha Shisui yang berhasil dalam 6 bulan, ada baiknya aku tidak terlalu banyak menarik perhatian. Selain itu, aku tidak sebodoh itu untuk mati muda.'
Seorang ninja sering kali menjalankan misi yang berbahaya. Jika Elena memilih untuk lulus lebih cepat, maka dia berkemungkinan besar modar di tengah-tengah misi. Maka dari itu, dia memilih untuk masuk dan keluar akademi secara normal dan menghimpun kekuatan saat masa di akademi.
'Keempat, masa-masa selama ini cukup damai. Masih belum ada pihak atau organisasi yang ingin menangkap kami berdua. Jadi kami cukup santai selama beberapa tahun, lebih tepatnya sejak kami lahir.'
'Kelima, aku rasa akademi ini hanya buang-buang waktu. Sebagian besar pelajaran di akademi ini hanya tentang ideologi desa dan latihan bertarungnya terlalu damai. Kupikir kita akan saling bertarung satu sama lain dengan memikirkan berbagai taktik dan strategi, ternyata hanya pertarungan antar anak-anak yang membosankan.'
'Keenam, kami berdua masih diawasi oleh Anbu seperti hari-hari sebelumnya. Untungnya mereka tidak mengawasiku saat sedang di kamar mandi, atau mereka akan kuubah menjadi kabut darah.'
'Ketujuh, aku masih belum mengungkapkan kemampuan Cenayangku pada Naruto. Antara dia iri atau malah membenciku aku masih belum tahu reaksi apa yang akan dia buat. Namun aku lebih suka main aman.'
'Delapan, aku sudah berhasil menciptakan Dragon Vein (Vena Naga) di lengan kiriku. Dragon Vein merupakan aliran pembuluh balik yang mampu memberikan elemen tertentu. Dragon Vein milikku memiliki elemen dimensi namun hal ini tidak cocok untuk digunakan dalam pertarungan.'
Elena memiliki Biokinesis yang memungkinkan dirinya untuk memanipulasi DNA atau GEN. Menggunakan kemampuan ini, Elena menciptakan Dragon Vein dan peningkatan fisik lainnya walau terbatas karena keterbatasan informasi yang dimiliki Elena.
Wujud dari Dragon Vein Elena berupa garis hitam mulai dari punggung tangan kirinya sampai ke jantung. Garis ini tersembunyi karena jaket panjang Elena.
'Kesembilan, aku bisa saja kembali ke dunia asalku. Tapi aku memilih untuk tetap di dunia ini karena masih merasa seru. Yah, memang sudah kembali dan memberi kabar terbaruku pada mereka semua (teman-teman Elena dari dunia asalnya), tapi setelah itu aku langsung kembali ke dunia ini.'
'Kesepuluh, novelku sangat laku dan nama penaku terkenal di desa ini. Hal ini bukan tanpa alasan, tapi karena aku pakai Copas no Jutsu dengan meng-copy karya populer di dunia sana dan mempublikasikannya di dunia ini.'
"-San, Nee-san! Nee-san!" Naruto memanggil Elena berulang kali.
"A-Ah? Ya? Ada apa Naruto?" tanya Elena yang sadar dengan panggilan Naruto.
"Apakah kamu baik-baik saja, Nee-san? Kamu terlihat tidak fokus pagi ini sampai aku khawatirnya padamu." Alis Naruto menjadi turun, menunjukkan kekhawatirannya kepada Elena.
"Tak apa, tak apa, aku baik saja dan sedang dalam kondisi terbaikku. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, Naruto." Elena membuat senyuman hangat sambil menepuk pelan kepala Naruto.
"Nee-san selalu saja mengatakannya seperti itu bahkan saat jari Nee-san terkena pisau. Justru aku menjadi khawatir jika Nee-san bersikap seperti itu." Naruto dengan enggan dan berat hati mengalihkan perhatiannya pada jalanan di depannya. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir pada Elena saat ini karena sikap Elena yang selalu terlihat baik pada Naruto.
'Tapi aku memang baik-baik saja, lho. Menggunakan Vitakinesis, Osteokinesis, dan Myokinesis, bahkan jika jariku terpotong aku masih bisa menumbuhkan jariku kembali,' Elena memendam kalimat itu dalam benaknya karena tidak ingin memberitahukan tentang kemampuan Cenayangnya pada Naruto.
'Jika kamu meminjam chakraku, maka kamu akan mendapatkan kemampuan penyembuhan lebih tinggi. Ditambah dengan kemampuanmu, kita pastinya bisa menumbuhkan kembali tanganmu jika terpotong,' Kurama menambahkan.
'Tolong jangan mengatakannya seperti itu, aku masih tidak ingin kehilangan tanganku,' jawab Elena.
"Tenang saja Naruto. Nee-sanmu ini tidak akan mati hanya karena luka kecil seperti itu. Jika kamu ingin membuat Nee-san ini berada dalam kondisi buruk, maka kamu perlu memanggil seorang Chuunin untuk melawan Nee-san." Elena menepuk-nepuk punggung Naruto untuk memberikan semangat kepada Naruto dan terlepas dari perasaan khawatir.
"...," Naruto masih belum menjawab dan tetap tampak khawatir.
"Jika kamu mau kembali bersemangat, maka Nee-san akan mentraktirmu beberapa mangkuk ramen sepulang sekolah nanti," Elena membuat usaha tambahan untuk membuat Naruto kembali bersemangat.
"Benarkah?" tanya Naruto mengkonfirmasi.
"Benar, lho!" ucap Elena riang dan percaya diri.
'Yah, penghasilanku dengan menerbitkan novel sangat banyak, sih. Beberapa belas mangkuk ramen bukan masalah besar selama mempertahankan gaya hidup sederhana,' dalam benak Elena.
"Yosha!" Naruto berlari ke depan mendahului Elena dan melanjutkan, "Mari kita berjalan lebih cepat, Nee-san! Aku sudah tidak sabar menunggu pulang sekolah."
"Sigh, bahkan jika kamu cepat-cepat, jam pulang sekolah tidak akan menjadi lebih cepat." Elena mengikuti Naruto, mempercepat langkahnya.