Tidak terasa waktu semakin malam, tetapi mereka semua belum selesai dengan acara barbeque itu. Mereka semua masih berbincang sambil menikmati daging panggang yang di bumbui dengan bumbu khas. Asap dari bakaran itu pun tercium hingga ke luar Vila dan ke rumah-rumah di sekitar sana.
"Hahaha! Dan gue inget banget waktu si Ajeng berusaha buat belajar berenang tapi malah nyakar Pak Khusnan gara-gara panik!" Felicia tertawa saat menceritakan salah satu teman mereka yang tidak bisa berenang. Mereka menceritakan banyak hal saat itu tetapi karena posisi mereka berada di dekat kolam renang, entah mengapa alur pembicaraan mereka jadi membahas hal yang menyangkut dengan kolam renang.
"Hahaha bener banget! Si Ajeng keliatan kaya kucing yang di mandiin tau gak?" Ujar Ryan seraya tertawa dengan kencang. Tidak ada dari mereka yang tidak tertawa ketika mendengar cerita tersebut, karena mereka semua melihat bagaimana kejadian yang sebenarnya waktu itu hingga bayangan kejadian itu pun masih terekam jelas di ingatan mereka.
Saat mereka asik tertawa karena cerita itu, Andrea yang duduk menghadap ke arah pohon kamboja segera melirik ke arah kanannya karena ia sekelibat melihat seseorang yang sedang berdiri di sana dengan ujung matanya. Tetapi saat ia menoleh, tidak ada siapapun di dalam ruangan itu. Andrea pun terdiam beberapa saat mencoba kembali memperhatikan ruang yang di penuhi oleh lukisan-lukisan itu.
Likha yang awalnya berniat untuk menawarkan daging barbeque pada Andrea pun terdiam saat melihat Andrea yang melihati ruang lukis itu dengan selidik. Likha yang juga merasa penasaran akhirnya ikut melirik kea rah ruang itu, namun tidak ada apapun di sana.
Likha kembali menatap ada Andrea yang masih menatapi ruang itu. "Hei, Andrea! Lo kenapa? Liatin apa sih?" Tanya Likha yang kembali menatap ke arah ruang yang berdindingkan kaca itu.
"Eh?" Andrea yang sadar bahwa Likha sudah berdiri di sampingnya pun menoleh pada perempuan itu. Kemudian ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum canggung, menutupi hal yang ia rasakan sebelumnya.
"Nggak kok, cuma ngelamun!" Jawab Andrea dan berdiri untuk mengambil daging barbeque yang masih di bakar oleh Leo dan Ryan.
"Eh! Ini loh, gue udah bawain buat lo!" Likha menahan Andrea yang hendak mengambil daging kembali, karena dirinya memang sudah menyiapkan itu untuk Andrea sehingga temannya tersebut tidak perlu mengambilnya lagi.
"Oh… Makasih!" Andrea pun tersenyum dan mengambil piring tersebut dan berjalan mendekati Kina yang duduk di samping meja tempat di mana sayuran dan saus tersimpan.
Likha yang merasa aneh dengan sikap Andrea pun segera mendekati Felicia yang sedang berbincang dengan Alvin dan Alan. "Eh… Eh! Ada yang aneh deh sama Andrea." Ucap Likha pada ketiga orang itu. Mereka pun bersamaan melirik untuk melihat pada Andrea yang berjalan kembali membawa saus di tangannya.
Andrea yang mendapatkan tatapan dari keempat temannya itu langsung bertanya, "Ada apa?" Tanyanya.
"Tadi kata Likha, Lo aneh!" Alvin dengan gamblangnya langsung mengucapkan apa yang Likha katakan pada mereka tanpa rasa bersalah. Andrea melirik pada Likha yang sekarang merasa kesal sekaligus takut jika ucapannya menyinggung hati temannya itu.
"Aneh apaan, pacar gue cantik gini!" Leo yang mendengar perbincangan itu pun berjalan dan merangkul pundak Andrea seraya melirik pada keempat temannya.
"Yeee! Bucin dasar!" Kina yang duduk di belakang keduanya pun langsung memberikan sebuah komentar.
Leo segera berbalik untuk menatap perempuan yang berbadan lebih kecil itu, "Biarin, dari pada lo!" Leo membalas ucapan Kina dengan mengejeknya dan tidak mengatakan apapun lagi setelah itu, dirinya kembali ke depan panggangan daging.
"Dari pada gue apa?" Tanya Kina berteriak karena ia yakin bahwa Leo sebelumnya ingin mengejek statusnya yang masih jomblo. Leo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk mengindari amukan dari Kina.
"Gue apa?! Leo lanjutin gak!" Ancam Kina yang sekarang berdiri menghampiri Leo.
Azzam yang duduk di salah satu kursi santai di sana hanya tertawa menertawai Leo dan Kina yang sekarang beragumen tentang ejekan tadi. Ia melirik pada Andrea yang kembali duduk di kursinya tadi dengan wajah yang terlihat gelisah.
"An…"
"Neng!!" Suara teriakan dari seorang lelaki dari arah depan Vila pun membuat Azzam mengurungkan niatnya bertanya pada Andrea dan membuat mereka semua menoleh ke arah pintu. Di mana saat ini Mang Asep tengah berdiri dengan wajah yang sangat serius, menatap pada mereka semua.
"Rea! Rea!" Felicia segera menyuruh Andrea untuk menghadari Mang Asep yang terlihat marah. Andrea pun menaruh piringnya dan segera menghampiri Mang Asep.
"Iya mang, Ada apa?" Tanya Andrea dengan pelan dan sabar. Kedua mata Mang Asep melotot menatap mereka semua satu per satu.
"Jangan bikin acara malam-malam! Di sini kalau sudah jam tidur ya harus tidur, Neng!" Ucap Mang Asep memberikan sebuah peringatan pada mereka. Andrea yang tidak tahu pun mengerenyitkan dahinya kebingungan.
"Memangnya kenapa Mang?" Tanya Alvin yang merasa jengkel mendapatkan teguran itu. Pasalnya mereka mendatangi Vila ini untuk berlibur dan bermain, bukan hanya untuk sekedar tidur di dalam kamar.
Brak!! Suara benda terjatuh dengan sangat keras dari arah ruang lukisan itu mengagetkan mereka semua, mereka semua menoleh untuk melihat ke arah ruangan yang terlihat terang itu. Andrea yang semakin merasakan firasat yang tidak enak pun kembali menatap pada Mang Asep.
Namun betapa terkejutnya Andrea ketika ia menoleh ke tempat di mana Mang Asep berdiri di hadapannya tadi, ia tidak mendapati pria itu di sana. Sekarang Andrea hanya berdiri sendirian di tempat itu.
"Loh? Mang Asep ke mana?" Tanya Kina yang menyadari hilangnya Mang Asep dari sana. Mereka semua terdiam untuk waktu yang cukup lama, ketika merasakan bulu kuduk mereka mulai terangkat.
"C-coba deh lihat apa yang jatuh di sana!" Likha yang mulai ketakutan pun mengusulkan agar mereka mengecek apa yang menyebabkan suara keras tadi. Ia pun menatap pada Azzam dengan ketakutan sehingga akhirnya Pacarnya tersebut mengangguk dan berjalan untuk mengecek ruang lukisan tersebut. Ryan pun mengikuti langkah Azzam untuk menemaninya ke ruangan tersebut, dan saat keduanya masuk ke sana, mereka mendapati sebuah lukisan yang tergeletak terbalik di atas lantai.
"Cuma lukisan yang jatuh!" Teriak Ryan memberitahu teman-temannya. Lelaki itu pun mengambil lukisan tersebut dan kembali memasangnya di sebuah paku yang tertanam di salah satu kerangka kaca di dalam ruang tersebut.
"Cantik ya!" Azzam yang melihat wanita yang tergambar di dalam lukisan itu pun berkomentar saat melihat bagaimana kecantikan dari wanita tersebut.
"Cantikan mana sama Likha?" Tanya Ryan seraya kembali berjalan keluar dari ruangan tersebut.
"Jelas! Cantikan Likha!" Jawab Azzam dengan sangat antusias. Keduanya kembali berjalan menghampiri teman-temannya yang menunggu mereka.
"Beresin yuk! Gue mau Istirahat aja!" Felicia yang merasa suasana malam itu menjadi seram pun mengajak mereka semua untuk menyudahi acara bakar-bakaran itu.