webnovel

Cahaya Redup Di Malam Hari

Rembulan Safitri tidak menyangka akan menikahi seorang playboy kampus seperti Bintang. Kehidupannya yang lurus - lurus saja pun akhirnya berubah dengan kehadiran Bintang di hidupnya.

Andhien_ih · History
Not enough ratings
3 Chs

Sebuah Persetujuan

Bulan menatap nanar sosok Ayah nya yang masih terbaring pucat di ranjang rumah sakit.Setelah pertemuannya dengan Bintang 3 hari lalu, ia belum memutuskan apa-apa.

Meskipun sudah dua malam ini Bulan sudah meminta petunjuk melalui Istikharahnya, tetapi hasilnya masih Bulan ingkari.

Ayahnya memang tidak memaksanya menikah dengan Bintang, beliau hanya ingin melihatnya menikah sekarang.Tak peduli dengan siapapun.Tapi untuk saat ini Bulan tidak sedang dekat dengan lelaki manapun,Ia juga tidak mungkin meminta Raihan, laki-laki yang dicintainya untuk menikahinya.

Selain ia tak tahu apakah Raihan juga mencintainya atau tidak, juga laki-laki seperti Raihan tak akan memilih untuk menikah muda karena Raihan masih harus menuntaskan cita-citanya kuliah sampai S3.

Dan laki-laki yang sudah bersedia menikahinya sekarang hanyalah Bintang.Meski Bulan sendiri tak tahu apa alasan Bintang yang seorang playboy itu mau menerima sebuah perjodohan ini.

"Bulan"

Sentuhan lembut di kepalanya membuyarkan lamunan Bulan, Bulan segera menengok ke arah wajah sang Ayah.

"Iya Ayah!Ayah perlu apa, biar Bulan ambilkan"

Ayahnya hanya tersenyum lalu kembali membelai wajah ayu sang putri.

"Ayah tidak butuh apa-apa!maaf kalau ayah selalu merepotkanmu!"

"Ayah gak boleh ngomong seperti itu!"Bulan pun meraih tangan sang ayah dan menggenggamnya.

"Maaf kalau permintaan Ayah membebani pikiranmu, Ayah hanya ingin memastikan saat Ayah pergi ada seseorang yang menjagamu!"

Bulan tersenyum, Ayahnya begitu mengkhawatirkannya, sedangkan dirinya berniat menggagalkan perjodohan dengan Bintang.Ia jadi teringat perkataan Bintang di akhir pertemuan mereka 3 hari lalu.

"Ayah gak boleh ngomong begitu, Ayah yang akan selalu menjaga Bulan sampai kelak Ayah memiliki cucu dari Bulan"Hibur Bulan.

Tetapi sepertinya kata-kata Bulan tak sedikitpun menghibur hati sang Ayah, karena mendadak raut wajah sang ayah berubah menjadi sedih.

"Bulan akan menikah secepatnya Ayah, dengan siapapun pilihan Ayah termasuk dengan Bintang" Selesai berkata seperti itu Ayahnya menatap Bulan tak percaya, tetapi tidak dengan Bulan.Ia seperti terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri.

"terima kasih...terimakasih sayang!Ayah tahu kau tak akan pernah mengecewakan Ayah"Wajah bahagia Ayahnya langsung menghapus semua penyesalan Bulan karena kata-katanya barusan.Yah,Bulan pasrah jika ia akhirnya harus menikah dengan Bintang.Yang penting Ayahnya bahagia.

****

Sedangkan di sebuah sudut taman belakang kampus yang sepi, Bintang perlahan menghembuskan asap rokoknya membumbung tinggi ke angkasa.Disampingnya, bergelayut manja sosok wanita cantik dan seksi.

"sayang, kita nonton yuk!" Bintang melirik wanita disampingnya

"nanti malam kan malam Minggu!jangan bilang kalau nanti malam kamu ada kerjaan!"Wanita itu cemberut mengingat malam Minggu kemarin kencannya dengan Bintang gagal karena Bintang mendadak ada kerjaan.

Bintang pun membelai kepala sang wanita.

"oke, nanti aku jemput ya!"

Mendadak wanita itu langsung memeluk Bintang dan menghadiahinya kecupan di bibir, Bintang langsung menyambar kecupan itu menjadi sebuah ciuman panas.Lidah keduanya saling bertaut, sedangkan bibir mereka saling bertukar gigitan.

Tangan Bintang pun sudah bergerilya menjelajah gundukan kembar sang wanita, meremasnya dari luar dengan perlahan.

"Aahh Bintang..."Desah sang wanita perlahan di sela sela ciuman panasnya dengan Bintang.

Tiba-tiba sebuah nada dering panggilan telefon mengejutkan mereka dan langsung menghentikan aktifitas mereka.

Bintang mengambil ponsel dari saku depan celananya, sambil perlahan mengusap bibirnya dengan ibu jari, Bintang pun mengangkat teleponnya.

"Halo"

"....."

"iya pah, aku masih di kampus"

"....."

"Apa?Papa serius?"

"....."

"Baiklah aku akan segera pulang sekarang!"

Bintang pun menutup pembicaraannya lalu menaruh kembali ponselnya di saku depan celananya.

"Ada apa?"Tanya Stella, wanita yang sudah 3 bulan ini menjadi pacar Bintang.

"Papa telfon, dan sebaiknya aku harus cepat pulang"Jawab Bintang sambil merapihkan dirinya.

"Tapi nanti malam kamu jadi jemput aku kan?"Tanya Stella lagi, Bintang pun menatap Stella.

"Aku akan menghubungimu lagi nanti"Jawab Bintang lalu melangkah pergi, Stella hanya tersenyum.Ia merasa Bintang sangat mencintainya. Buktinya hubungannya dengan Bintang sudah mencapai 3 bulan lamanya.Sangat melebihi rekor waktu pacaran Bintang dengan cewek2 lainnya yang hanya bertahan 1 bulan saja.

"Ada apa?"Tanya Stella saat melihat Bintang berbalik lagi ke arahnya.Bintang tampak berpikir sejenak

"Kau ingin mengatakan sesuatu?"Tanya Stella lagi.

"Ya sepertinya aku harus mengatakannya sekarang!Maaf Stella, nanti malam aku tak bisa mengajakmu nonton dan mulai hari ini kita putus!Oke?"Ucap Bintang dengan tenang

Tapi tidak dengan Stella, ia seperti merasa tersambar petir.Baru saja ia merasa bangga karena hubungannya dengan Bintang mampu bertahan lebih lama dari biasanya,tapi tiba2 putus begitu saja.Apalagi 15 menit yang lalu mereka baru saja berciuman mesra.

"Tapi, tapi kenapa Bintang?"Tanya Stella bingung.Bintang hanya tersenyum sinis

"Kau tanya kenapa?mana aku tau...aku tidak pernah punya alasan untuk memutuskan pacar2 ku, kalau aku ingin putus ya putus!"Bintang pun kembali pergi setelah mengatakan itu dengan Stella.

"Dasar bajingan kau!"Teriak Stella, tapi sepertinya Bintang tak akan pernah mendengarnya karena saat itu juga Bintang menyumpal telinganya dengan headset yang terhubung di ponselnya.

Ya, tak perlu alasan untuk Playboy seperti Bintang memutuskan hubungan dengan pacar pacarnya.Karena Bintang memacari mereka hanya untuk kesenangan sesaat saja.

Memang terdengar kejam, tapi Bintang punya alasan dibalik itu semua.