webnovel

Book 1 - Chapter 6: Deja vu

Ibuku akhirnya telah pergi meninggalkanku sendiri didalam kamar, aku bisa merasakan sirkulasi mana yang aku rasakan darinya sekarang menjauh dariku.

"Akhirnya, ibuku pergi juga"

 Aku akhirnya bisa memulai lagi pelatihan manaku, waktu awal aku berlatih, aku hanya mengandalkan apa yang ada dipikiranku bukan dengan teori sihir yang ada didunia ini.

 

Karena apa yang aku pikirkan dengan teori yang ada dibuku, itu sangat jauh berbeda, cara pelatihan dan penggunaannya.

Yang aku lakukan selama ini hanyalah bermeditasi dengan tenang, memikirkan dan merasakan mana yang ada disekitarku dan membuat mana itu masuk dan mengalir didalam tubuhku, aku melakukan hal ini secara otodidak.

Aliran mana mulai masuk kedalam tubuhku, aku memiliki 2 cara supaya mana bisa masuk kedalam tubuhku. Yang pertama dengan bernafas, mana masuk melewati hidung lalu ke paru-paru dan mana tersebut tersimpan dijantung dan membuat Aura Core dengan sendirinya.

Cara yang kedua adalah dengan cara menyerap mana disekitar, melewati kulit dan daging. Mana itu mengalir lewat pembuluh darah dan tersimpan diarea perut dan membuat Mana Core yang baru.

Core di jantung dan perutku membuat tubuhku terasa hangat dan kadang-kadang menjadi panas.

Kedua cara itu bisa aku lakukan secara bersamaan, dan efek lain dari kedua cara tadi membuatku memiliki Core yang baru di area otak. Core yang berada di otak cukup kecil namun entah kenapa Core baru itu bisa mendinginkan seluruh tubuhku.

Aku tidak tau Core apa itu, namun apa yang aku baca dari buku didunia ini hanya ada 2 jenis Core, yaitu Aura Core dan Mana Core.

Aura Core untuk seorang Swordsmen dan Mana Core untuk seorang Mage.

'Yah, aku tidak terlalu peduli dengan Core itu, dan kurasa Core itu suatu anugerah untukku'

Aku kembali fokus bermeditasi.

*****

Gelombang Mana berwarna biru dan gelombang Aura berwarna merah berputar-putar dan menyelimuti tubuh Alen, tak lama gelombang tersebut kini berubah warna menjadi ungu yang agak gelap.

'ugh, kenapa rasanya panas dan dingin sekali'

Panas dan dingin tidak karuan mulai Alen rasakan, gelombang Mana dan Aura kini mulai berubah warna lagi menjadi Gelap. Bahkan tubuh Alen tidak akan bisa dilihat dari luar.

*Hening*

'Apa ini? Kenapa hening sekali?'

Alen membuka matanya dan dia merasa deja vu akan hal yang pertama dia lihat, adalah sebuah ruangan kuno yang bertemakan kegelapan dan dia sekarang sedang duduk disebuah singgasana yang besar dan indah namun juga memberikan kesan misterius dan menakutkan.

Singgasana itu memiliki corak-corak yang indah, dan bukan hanya singgasana. Bahkan pilar-pilar yang menopang ruangan tersebut juga memiliki corak yang sama.

Dia berdiri sambil berjalan melihat sekitar, mencoba menemukan sesuatu dan mengingat kembali apa yang membuatnya merasa deja vu. Namun dia tidak menemukan apapun.

Alen berjalan kearah yang berlawanan dari singgasana, dan ketika dia cukup jauh dari sana dia melihat sebuah pintu yang sangat besar sekali, pintu itu juga memiliki corak yang indah.

Dan tentu saja Alen tidak bisa membukanya.

*Whoozh*

Sebuah suara terdengar oleh Alen, dia melihat kearah sumber suara dan melihat sebuah bola cahaya melayang diatas singgasana.

Dan entah apa yang merasuki tubuh Alen, ketika dia melihat cahaya tersebut. Alen langsung berlari kearah cahaya dan menyentuhnya.

*****

Alea dan Eden yang sedang berbicara mulai merasakan perasan yang aneh.

"Sayang, sepertinya aku merasakan ada sesuatu yang aneh?!" Tanya Eden.

"I-Iya, Aku juga" Jawab Alea

mereka merasa ada suatu tekanan yang tidak dapat mereka katakan dengan kata-kata, dan mereka secara bersamaan melihat kearah rumah.

"Alen!!"

Alea mulai sadar bahwa atmosphere yang aneh itu datang dari rumahnya dan Alen sedang berada didalam sekarang. Alea mulai berlari dan dia terlambat karena sedetik kemudian rumahnya meledak dan beberapa puing-puing rumah yang terhempas karena ledakan mengarah padanya.

Namun Eden dengan cepat memeluk dan melindungi istrinya dengan punggungnya dilapisi dengan Aura.

Setelah ledakan berhenti dia memeriksa istrinya

"Sayang, kamu tidak apa-apa?"

Terlihat air mata menetes darinya

"S-Sayang, Alen"

Menyadari perkataan dari istrinya Eden langsung bergegas memasuki rumah yang hancur.

Sementara itu Alen masih bermeditasi dan dia sedang melayang diudara, dan Aura hitam yang menyelimutinya kini sekarang menjadi putih.

Ada juga 5 bola yang memiliki ekor, persis seperti bintang jatuh atau komet. Sedang melayang mengitari tubuh Alen.

Eden mendobrak pintu kamar, karena terhalang oleh sesuatu.

"Alen, apa kamu di- "

Sebelum Eden menyelesaikan perkataannya, dia hanya bisa terkejut dengan apa yang dia lihat.

Putranya yang masih berusia 2 tahun, sedang melayang dan diselimuti oleh mana yang begitu besar dan murni. Dia juga dikelilingi oleh 5 bola yang memiliki warna yang berbeda.

"S-Sayang, Ada apa? Dimana Alen?"

Alea yang menyusul suaminya bertanya, karena Eden tiba-tiba terdiam.

"Sayang, sepertinya kita telah melahirkan seorang jenius sejati"

Alea tidak mendengarkan kata-kata suaminya, karena dia juga sedang terkejut dengan apa yang dia lihat.