webnovel

Bullying And Bloody Letters

Tamat per-season Sebuah surat dengan percikan darah yang menuntun seorang gadis korban perundungan, untuk membalaskan dendam. Surat itu memberikan petunjuk satu-persatu bagaikan potongan purzzle yang perlahan menjadi utuh. Arwah dari korban ketidak-adilan di masa lampau mulai menebar teror, kepada setiap orang yang sudah membuatnya hancur dan terjebak di alam lain. Kematian dan pristiwa berdarah tak bisa terelakkan. Larasati, Cinta dan juga Eliza adalah ketiga gadis yang tewas karna dibunuh oleh teman sekelasnya. Kini arwah mereka mulai menebar teror dan menuntut balas atas kematiannya. Note: Bukan hanya tentang cerita seram, tapi dalam cerita ini penulis ingin menyampaikan betapa berbahayanya bullying. #stopbullying Selamat membaca....

Eva_Fingers · Horror
Not enough ratings
372 Chs

Ingkar Janji

"Yasudah, nanti kita pergi ke restoran Shery, khusus hari ini walaupun belum gajian, Ibu bakalan traktir kamu nanti," ujar Raisa.

"Eh, gak usah, Bu Raisa! Kan saya yang ajak! Jadi, Bu Raisa, tinggal datang aja," jawab Aldo.

"Serius, Ibu, masih punya uang kok, jadi masih bisa traktir kamu," tukas Raisa.

"Eh, gak usah serius, saya yang traktir, Bu Raisa, kan saya cowok gentle, hehe!" ujar Aldo dengan penuh bangga.

"Owhh, iya deh!" jawab Raisa.

"Yaudah, Bu, saya duluan ya, takut ada yang melihat jadi bahaya, nanti bisa ada gosip baru yang tidak jelas."

"Iya, deh!"

Dan mereka pun berpisah di tempat parkiran itu.

Raisa berjalan santai, sambil sesekali melihat ke arah ponselnya.

"Tumben, Bu Vivi, pagi-pagi udah kirim chat? Ada perlu apa ya?" gumam Raisa.

Dan Raisa pun segera membukanya.

'Selamat pagi, Bu Raisa, senangnya, habis bertemu dengan si pujaan hati'

Tulisan dalam pesan di ponsel Raisa dan yang di kirimkan oleh Vivi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com