"Kau gila! Bodoh! Aneh! Tidak tahu malu !!!"
Kakek Henry berdiri dan berteriak, "Apa maksudmu dengan menyerahkan para istrimu kepada cucuku hah?!"
Raja Tua itu hanya melambaikan tangannya lemah dan berkata, "Kenapa tidak? Aku memberikan jalan terbuka lebar pada anak itu?"
"Kau seharusnya bersyukur padaku."
"Bersyukur pada anjing! Kau ingin memberikan bekas pada cucuku?! Jangan berharap!"
Sayangnya Raja Tua itu masih mengatakan, "Kau terlalu emosi saudaraku...istri-istriku adalah wanita tercantik di Inggris dengan status mereka sangat tinggi!"
"Waktuku...sudah tidak banyak. Kau tidak mungkin mengambil tempatku, jadi aku berikan saja pada cucumu."
"Masih ada putramu yang lain bajingan! Berikan saja pada mereka!"
"Tidak mungkin...dua putraku yang pintar namun di tempat yang salah sekarang sudah tamat karena cucumu."
"Pangeran Kedua, yaitu putra keduaku, putra kelima dan keenam...semuanya adalah otak otot dan lebih cocok di ketentaraan atau di kekesatriaan..."
"Dua putraku yang lain, hey...mereka, sudah diasingkan."
"Putra bungsuku...masih kecil dan aku tidak mau Inggris memasuki kekosongan pemerintahan karena menunggu dia dewasa."
"Adapun putri-putriku...."
"Itu benar, kau masih memiliki putrimu! Teresa itu, dia tegas dan disegani bahkan oleh para lelaki! Dia juga pintar!" Kakek Henry tiba-tiba berkata.
"Lalu gadis lembut itu...Latifa? Gadis itu meski tidak cocok sebagai Raja, dia bisa memerintah sementara sampai putra terakhirmu besar!"
Kakek Henry masih ingin mengubah pemikiran gila dan aneh saudaranya ini, dan karena itulah kata-katanya agak belepotan ~~
Lagipula siapa suami yang ingin menyerahkan istrinya kepada orang lain?
Mungkin orang ini gila karena sudah terlalu lama terbaring di kasur sehingga fungsi otaknya menurun!
Selain itu, Kakek Henry tidak mau Samael memiliki wanita sisa dari laki-laki lain yang merupakan Saudaranya ini!
Raja Tua hanya menjawab, "Aku tidak akan menyerahkan tahtaku pada putriku! Terutama pada putri kedua dan ketigaku!"
"Mereka jelas sudah menikah kedalam keluarga suami mereka, tapi masih ingin tahta? Bodoh pun ada batasnya."
"Teresa adalah jendral yang terlahir alami, tidak mungkin menjadi Raja.... Latifa bahkan lebih buruk, tidak ada ketegasan dalam perilakunya!"
Kakek Henry menjadi muram mendengar setiap kata-kata ini, sampai akhirnya dia berkata: "Kau memaksaku saudaraku..."
"Jika kau masih berpikir untuk melakukan itu, maka akan ada badai berdarah menyeluruh di Istana!"
"T-T-T-T-Tunggu! Uhuk, uhuk uhuk, maksudku...Uhuk...Huhh...Jangan lakukan tindakan radikal pada keluargaku!"
"Huh! Radikal? Bukankah itu kau yang radikal! Apa tujuanmu memberikan istrimu pada cucuku?!"
Pada akhirnya Kakek Henry berdiri dan menatap rendah Raja Tua, "Pada akhirnya hanya ini yang ingin kukatakan..."
"Pembersihan akan tetap aku lakukan bahkan jika itu adalah orang-orangmu. Disaat yang sama aku tidak akan membiarkanmu berhasil!"
"Selamat tinggal saudaraku, mungkin ini kali terakhir kau melihatku..."
"Tunggu Henry! Tunggu! Uhuk..uhuk uhuk...Kau harus membantuku! Rencanaku uhuk...uhuk uhuk uhuk, UHUK UHUK...."
Sayangnya Kakek Henry sudah pergi dari ruangan itu dibawah tatapan khawatir Samusiel.
"Bagaimana, tidak...apa yang terjadi pada Raja Tuanku?! Anda..."
"Masuklah jika kau ingin merawatnya, kami tadi terlanjur marah karena beberapa hal." jawab Kakek Henry dengan dingin
Samusiel menjadi semakin pucat mendengarnya, terutama saat dia mendengar suara batuk keras Raja Tua dari ruangan dibelakang Kakek Henry!
Pada akhirnya dia tidak memedulikan Kakek Henry dan lebih memilih membantu Raja Tua yang akan sekarat karena perkataan Kakek Henry!
Melirik kebelakang, Kakek Henry menghela nafas: "Kau benar-benar aneh..."
Kakek Henry sudah memutuskan, dan itu akan dia lakukan!
Jangan berpikir dia sudah tua, tapi tulang lamanya sama kerasnya dengan tekadnya selama masih muda!
Dia berjalan kembali ke daerah dimana Samael dirawat, dan itu memakan waktu beberapa menit karena dia memiliki beberapa pekerjaan dengan beberapa dokter di rumah sakit ini.
Sesampainya di luar ruangan Samael dirawat, Nenek Haura segera menyambutnya: "Bagaimana pembicaraannya?"
Kakek Henry menghela nafas dan menggelengkan kepalanya dibawah pertanyaan lembut istrinya.
"Orang itu lebih gila daripada sebelumnya. Dia ingin...Samael menjadi raja."
Kalimat terakhir sangat kecil dan hanya Nenek Haura yang bisa mendengarnya.
Tidak ada rasa kejutan di wajah Nenek Haura, karena dia paham betul dalam sejarah Keluarga Duodere...
Tidak satu atau dua kali mereka ditawarkan untuk menjadi Raja Inggris!
Tapi hasilnya? Maaf, itu Nihil semua!
Jadi dia hanya tersenyum lembut dan berkata, "Ternyata hanya itu saja? Jika itu keluarga kita yang dulu, mungkin akan menolak langsung..."
"Tapi cucu kami lahir dan tumbuh diluar. Mungkin pemikirannya berbeda dengan kami?"
"Maksudmu kau mendukungnya untuk menjadi Raja?!"
"Eh? Suamiku, kenapa kau marah?" Nenek Haura terkejut dengan kemarahan Kakek Henry.
Dia segera menyentuh wajah suaminya dan tertawa nakal, "Apakah Raja membuatmu marah lagi?"
"Huh!"
Kakek Henry mendengus kesal, "Orang itu..."
Suaranya menjadi sangat kecil dan berkata, "Dia ingin cucuku menjadi Raja, disaat yang sama dengan dia menikahi istrinya untuk memantapkan pondasinya di Kerajaan!"
"Dia sudah gila!"
"Eh? Itu..."
Bahkan Nenek Haura tidak bisa menahan diri untuk terkejut dengan masalah ini.
Tapi disaat yang sama keringat dingin mengalir dari dahinya saat ini, terutama saat dia melihat ke arah kursi tunggu di daerah ini...
Melihat keanehan Istrinya, Kakek Henry juga melihat kebalakang dimana saat ini hanya ada Sophie, Freya dan Putri Latifa yang berbicara dengan baik disana.
"Kemana Ratu Victoria dan Selir... Charlotte jika tidak salah namanya? Kemana keduanya?"
Nenek Haura menunjuk kesamping, "Di dalam..."
Wajah Kakek Henry menjadi hijau dan dia langsung berjalan langsung ke pintu ruangan itu sebelum membukanya dengan kuat!
Melihat keadaan ketiganya di dalam, dimana Samael sedang didekap oleh Ratu Victoria dan Selir Charlotte dari kedua sisi...
Kakek Henry merasa, ternyata dialah yang salah!
Cucunya juga gila!