Rumah pantai yang elegen dan minimalis, angin semilir dengan bau laut, pasir putih yang lembut, dan kicauan burung camar yang bertengger di beberapa pohon rindang di sekitar ...
Dalam jarak lusinan kilometer, apa yang dilihat hanyalah lautan, lautan, dan lautan!
Tapi di jarak satu kilometer dari rumah itu, terlihat sebuah jalan rapi dan halus dengan sebuah pesawat berukuran sedang yang terparkir disana!
"Jadi inilah pulau pribadi...."
Beberapa wanita turun dari pesawat pribadi itu sambil mengenakan topi lebar di kepala mereka.
Mengamati sekeliling, beberapa dari mereka terkagum-kagum dan terkesan. Bahkan ada yang mulai memposting foto atau video ke IG dan Twitter mereka.
Dasar wanita....
Setiap dari mereka memiliki ciri khas dan kecantikannya masing-masing, terutama dua Bumil dengan perut besar yang keluar dengan dibantu oleh seorang pria tampan dengan perawakan yang tepat sasaran.
"Nah, ayo pergi, pergi semuanya! Rumah peristirahatan tidak terlalu jauh. Aku sudah menyuruh beberapa pelayan untuk membereskan rumah itu dua hari yang lalu, jadi layak dihuni sekarang bahkan bagi seorang wanita yang sedang hamil~"
Mendengar perkataan Kalika, sekali lagi beberapa wanita merasa bahwa Dunia itu tidak adil!
"Ngomong-ngomong, Kakak Kalika, kenapa rumah itu berdebu? Apakah, tidak ada yang menggunakannya?" Agnes bertanya dengan nada rendah dan penasaran.
Kalika memiringkan kepalanya, terus tersenyum: "Bukankah ini hal yang wajar? Bahkan aku jarang kesini dengan Shasha, jadi wajar jika berdebu."
"Itu seharusnya....sudah lima tahun bukan? Kau mendapatkannya pada hari ulang tahunmu yang ke-19."
Perkataan selanjutnya dari Alisha membuat pandangan iri dan benci pada Kalika semakin kuat!
Kalika menikmati ini dan tertawa sedikit terbahak-bahak.
Lucy tiba-tiba mendengus dingin, "Apa bagusnya pulau seperti ini, aku juga bisa membelinya."
"Totalnya sekitat 18 juta dolar, tidak termasuk pajak, pengaspalan jalan, pembelian pesawat jet pribadi, pembersihan berkala setiap bulan, dan juga penyewaan para pemburu untuk menangkap semua hewan buas yang ada di pulau....Total hampir 40 juta jika dikatakan?"
"....Tsk."
Lucy yang kalah hanya bisa mendecakkan lidahnya dan berjalan lebih dulu dengan wajah cemberut.
Melihat ini, Kalika tidak bisa menyia-nyiakannya dan mengikuti Kalika sambil menggodanya.
Melihat keduanya, semua orang tertawa diam-diam.
"Keduanya benar-benar dekat dalam arti yang aneh." bisik Laelia dengan senyum di wajahnya.
Samael yang memegang tangan kiri Laelia hanya menggelengkan kepalanya, "Itu hanya iri, siapa yang tidak kenal Lucy sih? Ayolah..."
"Hahhhh....Udara disini sangat segar, lebih segar dari di rumah." Atira menghirup dan menghembuskan nafas dengan nada ceria.
Ketiganya berjalan sambil berpegangan, dan Samael menoleh langsung saat mendengarnya: "Kau ingin pulau pribadi? Aku bisa membelinya jika kau mau."
"Eh? Tidak..."
"Bohong, darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu?" Chelsea mendengus saat mengatakan ini.
Samael mendengus balik dengan jijik, "Percaya atau tidak, aku memiliki tabungan beberapa milyar di bank Swiss. Sayangnya ini semua untuk putriku, apa, cemburu?"
"Ceh, kenapa harus cemburu?"
Melihat Chelsea yang berjalan lebih cepat dari ketiganya, Samael hanya bisa menggertakkan giginya kesal.
Terutama saat melihat pantat kenyal itu bergoyang, "Aku benar-benar ingin menampar pantatnya dan membuatnya berteriak minta maaf sangat keras di kasur !!!"
Munyuuu...
Kata-kata itu membuat dua istri di sampingnya langsung tersenyum dan mencubit daging di lengan Samael.
Samael hanya tertawa kosong, "Aku hanya mengutarakan kekesalanku oke? Tidak bersungguh-sungguh...."
"Humph! Jika itu kau, apa yang bisa dipercaya?"
Alisha berjalan lebih cepat juga setelah mengatakan itu.
Samael membuka mulutnya tercengang, "Kapan aku menyinggung leluhur ini? Apakah dia PMS?"
"Hehe, Samael, kau benar-benar bermulut kasar bahkan pada wanita tahu?" Neringa tersenyum dari mulut ke mulut: "Tapi mungkin karena inilah kau bisa mendapatkan dua istri?"
"Apa hubungan mulut kasar....Ah! Neringa, kau ingin menyebut aku adalah wanita dengan gemetar M bukan ?!"
"Hahahaha...."
Laelia cemberut marah mendengar ejekan dari Neringa, dan Atira juga terkejut pada saat ini.
Samael sendiri berbisik sangat pelan, "Kurasa itu masuk akal....Keduanya sangat suka jika aku kasar setiap malamnya...."
Wajah Atira yang kebetulan mendengarnya langsung memerah dan menginjak kaki Samael keras.
Kemudian dia menarik tangan Laelia dan Nirenga sehingga hanya menyisahkan Samael dan Agnes disana yang masih diam sejak tadi.
Samael sendiri menggaruk kepalanya, lalu menghela nafas panjang sambil tersenyum pahit.
Dia kemudian mengulurkan tangannya pada Agnes, "Keberatan menjadi pasanganku sampai ke rumah sana, Sekretaris cantikku?"
"Eh? Ehh Ehhh....Umm, tapi..."
"Hahaha, melihat wajah malu ini cukup untuk membuang rasa kesalku. Nah, ayo Agnes, jangan ketinggalan!"
Dengan begitu, Agnes digenggam tangannya dan ditarik oleh Samael yang tertawa menggodanya.
Setelah itu, semuanya masuk ke rumah minimalis yang sebenarnya sangat luas dengan tiga lantai.
Para pelayan keluarga Kalika menaruh semua barang bawaan ke ruang tamu, kemudian mereka pergi ke rumah khusus pegawai yang tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah utama ini.
Disana, Samael membuka jendela dan melihat pemandangan hutan dan laut yang berbanding terbalik satu sama lain.
Kemudian dia menyandarkan punggungnya ke dinding disampingnya saat menatap para wanita yang memutuskan untuk tidur dimana.
Setelah beberapa menit pemutusan yang agak alot, diputuskan bahwa kamar terbesar adalah untuk dia, Laelia dan Atira.
Disampingnya adalah kamar Chelsea dan juga Alisha. Dan di depan itu adalah ruangan Nirenga dan Lucy.
Adapun kamar Kalika, sepertinya dia memiliki kamar terpisah dan itu ada di lantai ketiga. Yah, anggap saja perlakuan spesial pemilik pulau ini.
Setelah itu terjadi, semua wanita menatap Samael, dan itu membuat Samael yang menguap tercengang:
"Ada apa?"
Semua wanita tidak berbicara dan hanya menunjuk ke arah tumpukan barang bawaan mereka yang sangat banyak!
Artinya jelas, bawakan ke ruangan masing-masing !!!
"....."
Sudut mulut Samael berkedut berkali-kali. Jadi satu-satunya pria memang agak melelahkan terkadang~
Pada akhirnya Samael melangkah maju dan mengambil barang bawaan terbanyak milik Kalika: "Kalau begitu akan kubawa, kalian pergi saja. Ugh, Kalika, kau membawa barang terlalu banyak .."
"Hehe, jangan khawatir, jangan khawatir. Nah, aku membatumu kan? Ayo, pergi ke lantai tiga!"
Dia hanya membawa satu tas, sementara Samael membawa dua koper besar, dan dua tas besar ala camping yang benar-benar membuatnya ragu apakah dia membawa semua bajunya?
Semua wanita terkekeh melihat Samael yang agak kesusahan membawa barang-barang itu saat menaiki tangga, dan tawa itu menggema bahkan di lantai tiga itu sendiri.
Setelah sampai ke satu-satunya ruangan di lantai tiga dan membukanya, Samael langsung meletakkan barang bawaannya kedalam, dan Kalika sendiri....
Tupp....
Pintu tertutup dan Kalika membelakangi pintu sambil tersenyum nakal disana.
Samael sendiri mengetuk dahinya dengan lelah, "Katakan alasanmu yang sejujurnya kenapa membawa kami ke pulau pribadi?"
"Ehhh~ Bukankah itu sudah kau ketahui, sayang?"
Kalika memeluk Samael dan membelai dadanya dengan lembut, lalu dia berbisik ke telinganya:
"Aku sudah mempersiapkan ruangan tersembunyi lain untuk kita bermain nanti, bagaimana, merangsangmu bukan~"
"....Kau benar-benar suka bermain api, dan hati-hati kandunganmu."
"Jangan khawatir, jangan khawatir, aku sudah menyiapkan tim dokter pribadi di rumah sana. Sekarang, apakah kau bisa memujiku?"
Kalika tersenyum senang seperti anak kecil dan berkata, "Melakukan hubungan diam-diam dibelakang kedua istrimu, entah kenapa ini mengasyikkan dan membuatku berdebar-debar~~"