webnovel

Pengkhianatan Memang Sakit

Tangisan seorang wanita benar-benar membuat sakit bahkan oleh seorang pria besar seperti Samael dan Har sekalipun.

Samael sendiri menatap Laelia, dan Laelia sendiri tahu apa yang harus sia lakukan saat ini, yaitu menenangkan Atira yang hatinya telah hancur berkeping-keping!

Kepercayaan, cinta, dan kasih sayang yang dia bina selama bertahun-tahun ternyata hancur karena pengkhianatan suaminya....

Itu terlalu menyakitkan!

"Ahhh, sial! Ini bukan urusanku, aku masih ada urusan dengan pria di dalam sana! Minggir!" Har tidak lupa tujuannya, jadi dia secepat mungkin berkata marah.

Samael menghentikan Har, dan berkata: "Aku juga masuk."

"Tsk, masuklah. Tapi jangan halangi aku saat aku menghajarnya!"

Akhirnya keduanya masuk dengan diikuti beberapa dokter disana.

Dan ketika mereka masuk, Tris yang sedang berbuat mesum dengan salah satu perawat disana terkejut!

"Siapa kalian? Tidak, ini ruangan khusus, kenapa kalian bisa masuk ?!" kata Tris dengan kejutan.

"Uwaaah! Sayang, sayang! Sayang, dia adalah pasien cabul yang ingin memperkosa dan memanfaatkan tubuhku!"

Perawat lainnya yang berakting teraniaya langsung memeluk Har dan menangis dengan manja disana.

Tangisan itu membuat wajah Har tenggelam, dan Samael sendiri berjalan ke arah Tris, dan melempar perawat disana yang tertegun dengan wajah memerah.

"Pergi, atau terima akibatnya." suara Samael terdengar sangat dingin, dan tatapannya benar-benar terlihat tanpa emosi.

Wanita perawat yang meski tahu ini adalah akting tetap ketakutan, karena tatapan Samael berisi lusinan darah, dan dibawah tatapan itu, itu adalah sisi "kejam tak beremosi" Samael sebagai seorang Raja!

Dia pergi, dan Tris yang terasa takut karena aura Samael meraung: "Aku bilang, siapa kalian!"

Bang! Crack...

"AHhhhHhHHHh haaaaahhhhhhhhhhhhhhh !!!!!! Tangan, tanganku!"

"Diam!"

"Mmpphhhh...."

Samael meretakkan tangan yang patah dari Tris, lalu menutup mulutnya dengan apel merah cerah yang ada di meja sehingga dia bisa diam.

Har juga datang ke sisi Tris dengan wajah dingin, wanita perawat itu masih ada di pelukannya, kemudian Har mengambil apel di mulut Tris dan berkata:

"Kau tahu siapa yang kau lecehkan dencan tanganmu itu? Dia....pacarku! Milikku! Siapa kau pikir berani bermain dengan wanitaku, hah ?!"

"Aku, aku...Aku tidak bermaksud seperti itu...."

Tris sebenarnya adalah pengecut, terutama ketika dia ditekan oleh aura bawaan dari Samael dan Har disana.

Dia bisa merasakan bahwa dia telah menendang plat baja sekarang!

Jadi dia langsung menatap wanita itu dan berteriak, "Dialah yang cabul! Dia berusaha menggodaku yang sedang sakit! Aku tidak bersalah, Tuan ini, aku sebenarnya adalah..."

Plak!

"Diam, nafasmu bau." Har menampar wajah Tris dengan sangat keras.

Tris merasa marah, kemudian dia menatap Samael dan berkata: "Samael! Bantu aku! Kau lihat, kita tetangga bukan? Kau harus membantuku... AHhhhHhHHHh!–"

Samael tanpa ragu mengambil vas bunga kaca disamping, lalu menghancurkannya ke kepala Tris dengan kejam sehingga itu pecah dan membuat darah mengalir disana.

Tris pusing, tapi dia belum kehilangan kesadaran: "Apa! Apakah ini perawatan dari Rumah Sakit terkenal! Mengecewakanku! Aku akan menuntunya setelah keluar dari sini!"

Dalam anggapannya sekarang, hanya dengan mengancam dokter disana dia bisa selamat. Selama dokter itu takut, dia pasti akan membantunya keluar dari masalah ini!

Tapi....

"Tuan ini, tolong jangan adu domba kami dengan pemilik rumah sakit ini." kaya Dokter itu, lalu menunjuk Har: "Tuan Har adalah pemilik rumah sakit ini !!!"

" !!!! "

Har mendengus, "Hanya satu rumah sakit, aku membelinya tanpa berkedip beberapa menit yang lalu karena pacarku dilecehkan!"

"Sekarang...."

Har mencengkeram kaki patah Tris, lalu memetahkannya lagi, "Kau harus menanggung akibatnya !!!!! Disini, aku adalah Dewa !!!"

"Jangan harap kau bisa kabur, bajingan!"

"AHhhhHhHHHh HHhH !!!!! Mmnnppphhh...Mgghggg.....MmmmMMMGgHhhGHHHGG....."

"Diam! Kau mengecewakanku dan Atira, Tris. Aku bilang, DIAM ANJING !!!! *BANG* !!!!––"

Keduanya benar-benar tanpa ampun dalam memukul Tris disana, bahkan mereka tidak segan untuk memukul Tris yang sudah terluka di tempat yang sama!

Beberapa dokter yang dibawa oleh Har merasa ini agak terlalu berlebihan bahkan untuk menghukum seseorang.

Jadi mereka langsung menghentikan Har dan Samael, yang pada akhirnya Har meludah langsung ke wajah Tris tanpa ragu.

Samael sendiri kemudian menuju ke sisi Laelia yang masih menghibur Atira di luar, dan disana terlihat kalau Atira masih tidak bisa menahan rasa sakitnya setelah berlalunya waktu.

Dia duduk disampingnya, dan bertanya: "Apakah itu sakit, Atira?"

"Uuuuu....Tris, dia....Wooo, kenapa...."

"Samael, tolong jangan ungkit ini dulu sebentar, bisakah?" tanya Laelia sambil mengelus punggung Atira yang sedih.

Sayangnya Samael menggelengkan kepalanya dan berkata dengan serius: "Hal yang paling menyedihkan tentang pengkhianatan adalah bahwa hal itu tidak pernah datang dari musuhmu. Aku hanya ingin Atira merasa sedih lebih sedikit sebelum akhirnya dia bisa tertawa lebih banyak."

"Kau tahu sayang, selama aku hidup di Dunia ini, mereka mengajariku satu hal lagi bahwa sebagai manusia, kita tidak dapat "mengendalikan" kesetiaan seseorang."

Samael memejamkan matanya dan mengilhami kalimatnya sendiri.

Itu benar, seorang manusia tidak bisa mengendalikan kesetiaan seseorang dengan mudah, karena manusia sendiri memiliki tujuh keinginan dan enam nafsu.

Tidak peduli seberapa baik kita kepada mereka, bukan berarti mereka akan memperlakukan kita sama. Tidak peduli seberapa besar hal yang kita lakukan kepada mereka , bukan berarti mereka akan menghargai kita dengan cara yang sama....

"Terkadang, orang yang paling kita cintai, berubah menjadi orang yang paling tidak bisa kita percayai."

"Pengkhianatan tidak pernah mudah ditangani dan tidak ada cara yang tepat untuk menerimanya.... Satu-satunya hal yang bisa kupikirkan adalah dengan membiarkan Atira menerima semua pengkhianatan ini dan akhirnya melepaskannya seperti saat kita berteriak sekeras-kerasnya ke Alam!"

"Aku tahu itu, tapi....bisakah kau membiarkan Atira diam menerima ini dulu, dan biarkan yang lain menyusul?" Laelia masih terlalu lembut bagi temannya.

Samael ingin mengatakan sesuatu, kalau hal seperti itu malah akan membuatnya kesakitan lebih lama!

Tapi siapa sangka, Atira akan menggenggam erat tangannya dan menatapnya dengan beberapa air mata yang mengalir dari matanya.

Atira bertanya, "Kau....tidak, kalian sejak awal sudah tahu hal buruk dari Tris, bukan?"

Next chapter