webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Not enough ratings
721 Chs

Ketulusan

Queena terkejut dengan sapaan yang dilontarkan Gabriel padanya, terutama saat dia tahu namanya !!!!

"Halo, tapi...kenapa kau tahu namaku?" tanya Queena sembari menghapus air mata di matanya.

Gabriel tersenyum dan segera mengoperasikan tablet di tangannya, lalu menunjukkan sesuatu di tablet itu pada Queena.

Mata Queena memadat saat melihat dan membaca isi dari Tablet itu, dan segera mundur beberapa langkah kebelakang dengan agak gemetaran!

"Informasi tadi, itu adalah sesuatu yang rahasia! Kau, bagaimana kau tahu itu semua?!" Queena menunjuk Gabriel.

Gabriel masih mempertahankan senyumannya dan berkata, "Itu mudah, semua data yang diinginkan My Lord dapat dengan mudah diperoleh."

"Selain itu, Nona Queena adalah salah satu Nyonya My Lord, jadi wajar jika saya memegang semua data Anda." Gabriel menggeser Tabletnya dan disana muncul lagi beberapa data dari para wanita Samael.

"Bagaimana mungkin ini terjadi....Tidak, kau, siapa kau?"

"Sekretaris Pribadi Tuan Samael, Gabriel Viollen. Ahh, meskipun nama keluargaku sama seperti nama keluarga Madam, itu karena memang Madam sendiri yang mengizinkanku menggunakan nama keluarganya."

"Sekretaris Pribadi Samael...Nama keluarga Viollen, Madam....Itu Bibi Helina bukan? Begitu....kau sepertinya sangat dimasukkan mata oleh keluarga Samael."

Mata Queena meredup saat mendengar semua informasi ini, dan sekali lagi rasa inferioritas di dalam tubuhnya naik sekali lagi !!!!

Tapi siapa sangka, Gabriel menghela nafas dan berkata: "Nona Queena, jika kau terus merasa rendah diri karena saya, maka tolong lupakan My Lord."

" !!!!! "

Queena langsung berteriak, "Apa yang kau katakan?!"

Teriakan Queena langsung membuat siapapun orang disekitar langsung tertarik, terutama jika objek tontonan adalah dua wanita cantik dan super cantik !!!!

Terutama para pria, mata mereka melotot ingin menyimpan pemandangan ini ke file memori otak mereka !!!!!!

Sayangnya Queena tidak peduli, dan Gabriel melihat sekeliling lalu menganggukkan sedikit kepalanya untuk bentuk kesopanan.

"Nona Queena, My Lord, bukanlah sosok biasa. Untuk Anda bisa bersama My Lord, itu adalah kebahagiaan terbesar!"

"Jadi tolong jangan terlalu rendah diri !!!!"

Saat mengatakan ini, mata Gabriel terlihat sedikit kesal, dan senyuman pahit juga terlihat jelas dimatanya.

Bagaimanapun, dari segi temperamen, sosok, dan kemampuan, semua hal pada dirinya adalah sesuatu yang menyerupai kesempurnaan.

Tapi....

Kenapa Samael tidak menerimanya? Apakah Gabriel dan saudarinya tidak menarik?

Inilah alasan kenapa Gabriel terlihat sedikit kesal melihat Queena yang rendah diri dan terlihat tidak percaya diri !!!!!

Queena jelas melihat keanehan di mata Gabriel, dan jelas dia paham mata seperti apa yang ada di sosok Gabriel itu.

"Apakah Samael....tidak tertarik, padamu?"

"....Aku tidak tahu." jawab Gabriel dengan pahit.

Mendapat jawaban afirmatif dari Gabriel, Queena agak terkejut dan tidak percaya bahwa Samael akan benar-benar tidak menyentuh sedikitpun kulit pada tubuh Gabriel yang sangat menawan !!!!!

Pada akhirnya, rasa rendah diri di tubuh Queena menghilang dan digantikan oleh rasa superioritas!

"Aku lebih baik darimu !!!!!"

----------------

Di sisi lain, Samael dan Steve saat ini sudah berada di suatu ruangan khusus pertemuan, dimana kursi di ruangan itu sudah dipenuhi oleh sosok pria dan wanita disana.

"Tuan Steve, Tuan Samael, kuharap kalian masih sehat selalu." kata salah seorang pria tampan di tempat ini.

"Sam, kau selalu mengatakan ini setiap kali kita bertemu. Apakah tidak ada salam lain?" tanya Steve sembari duduk di salah satu dari dua kursi yang tersisa di ruangan itu.

Pria bernama Sam hanya mengangkat bahunya dan berkata, "Kenapa? Bukankah itu baik untuk mengucapkan hal seperti itu?"

Melihat pembicaraan keduanya yang tidak terlihat seperti bos dan bawahan, semua orang disana termasuk Samael tidak merasa aneh.

Jelas karena baik dia ataupun yang lain tahu siapa orang yang bisa berbicara dengan lugas kepada Steve.

Sam Warner....

Sam Warner, dengan nama asli Samuel Louis Warner adalah seorang produser film Amerika sekaligus pemegang saham terbesar Warner Bros dan juga merupakan pejabat tertinggi eksekutif dari Warner Bros Studios.

Bisa dibilang, kalau Sam Warner juga merupakan pemilik dari Warner Bros saat ini, yang memiliki hak status satu tingkat dibawah Steve yang merupakan Ketua Tertinggi Eksekutif Warner Media !!!!!

Jika ada orang yang disebut jenius, maka Sam Warner bisa dikreditkan sebagai salah satunya.

Karena, baik itu tingkat perbisnisannya, tingkat kemampuan sebagai seorang produser, ataupun pada tingkat IQ dan EQ miliknya, Sam termasuk ke kategori tertinggi !!!!!

Jadi saat ini, Samael yang duduk di sebelah Steve segera membuka pembicaraan: "Tuan dan Nyonya yang ada disini, terima kasih sudah jauh-jauh datang kesini untuk melakukan pertemuan ini."

"Tidak Tuan Samael, ini adalah hal kecil."

"Gahahahaha, benar, sebagai pemegang saham kedua terbesar, itu adalah dosa untuk tidak menanggapi panggilan Anda !!!"

"Benar sekali !!!!!"

Mendengar sanjungan dari mereka yang datang sembari melihat senyum profesional serta munafik mereka, Samael hanya tersenyum tipis.

Rubah Tua bisnis memang sangat menjengkelkan dan sering membuat mual Samael !!!!

Tapi Samael sudah terbiasa dan berkata, "Kalian semua sangat sopan."

"Hahahahaha...."

Suasana riang muncul di ruangan itu selama beberapa detik, sampai akhirnya Sam Warner menepukkan tangannya untuk menghentikan basa-basi ini.

"Tuan Samael, Tuan Steve....bisakah kita mulai inti pembicaraan? Jangan khawatir, kami semua sudah tahu tujuan kalian, tidak, tujuan Tuan Samael kesini." kata Sam Warner sembari mengetukkan jarinya ke meja.

Mendengar ini, Samael membentuk senyuman lebar dan berkata: "Jadi, karena Tuan Sam sudah mengetahuinya, apakah akan ada kemudahan?"

"Tergantung ketulusan Tuan Samael!"

Samael mengangguk dan berkata, "Ketulusan bukan? Itu mudah, 2% saham milikku di Warner Media ditambah US $30 miliar, bagaimana dengan ketulusanku?"