webnovel

Budi Si Penggembala Semesta

Alam semesta tercipta dengan sebuah keinginan, Jadilah maka Jadilah! Apalah arti hidup jika tidak punya ambisi Jutaan pendekar, jutaan mimpi. Kaisar langit duduk di singgasananya, Tahtanya memayungi sepertiga alam semesta Pangeran Kegelapan menguasai renkarnasi, Jubahnya menutupi gemerlapnya bintang 5 hewan suci menjaga penjuru mata angin, Menantang arogansi para dewa dan iblis. Seorang pemuda dari ras manusia pergi dari planet bumi, bersama seekor kura-kura dan burung gagak pergi berkelana menyusuri semesta.

OmBas · Fantasy
Not enough ratings
3 Chs

Kura-Kura Abadi

Budi, seorang anak SMA biasa yang lahir di keluarga yang luar biasa. Kakaknya, Maya, Seorang pendekar sekaligus alchemist muda yang sangat dihormati di seluruh kerajaan.

Adik kembarnya, Alin (Perempuan) dan Alan (laki-laki), keduanya mewarisi bakat ilmu pedang sang Ayah.

Ayahnya, Adam, Adalah seorang pendekar pedang Tampan super jenius yang hanya lahir dalam beberapa ribu tahun.

Ibunya, Sri, adalah ahli ilmu kanuragan yang menguasai seribu jurus.

Pada masa mudanya, Adam dan Sri dikenal sebagai 2 bintang harapan ras Manusia. Sayangnya kemunculan seorang pemuda misterius bernama Rama merubah itu semua, Rama mengalahkan Adam dalam sebuah duel dengan hanya 3 gerakan saja. Sri bahkan lebih parah, hanya dengan satu serangan mental Sri dapat dikalahkan.

Tidak ada yang tahu darimana Rama berasal, dia muncul seperti sebuah komet di malam hari, begitu cepat dan begitu terang. Bakat Rama dalam ilmu kanuragan bahkan di sebut-sebut setara dengan Sang Surya Agung.

Sekarang Rama sudah mencapai tingkat pendekar setengah abadi, 1 tingkat lagi Rama akan menjadi pendekar abadi dan mampu hidup selamanya.

Sedangkan Adam dan Sri baru mencapai tingkat Raga suci, 1 tingkat dibawah Rama. Walau hanya berbeda satu tingkat, perbedaan tersebut cukup besar. Pertarungan pendekar Setengah abadi melawan raga suci ibarat orang dewasa melawan bayi yang baru lahir.

Adam dan Sri sadar bahwa selamanya mereka tak akan mampu menandingi Rama. Hingga pada Akhirnya 16 tahun lalu, anak pertama Rama dan anak kedua Adam lahir di waktu yang bersamaan di rumah sakit yang sama. Bersamaan dengan tangisan 2 bayi yang baru lahir, Fenomena yang menakjubkan muncul di langit.

Di langit utara terlihat Istana Raja langit menunjukkan kemegahannya.

Di selatan, Bayangan pangeran kegelapan menutupi gemerlapnya bintang

Di barat muncul bayangan pedang berwarna emas, siapa saja yang menatapnya akan merasa jiwanya seperti terkoyak.

Di langit timur, Warna bulan berubah menjadi merah.

Fenomena tersebut menarik perhatian para pendekar dari seluruh penjuru bumi.

Menurut legenda dari ras Dewa, Suatu saat akan datang seorang juru selamat yang akan mempersatukan tata surya. Dengan kuasanya dia akan mengakhiri perang panjang antar ras dan Kelahirannya ditandai dengan munculnya pedang suci di langit.

Masalahnya, menurut legenda yang beredar, Sang juru selamat akan datang dari ras Dewa.

Ada ratusan anak di bumi yang lahir pada malam tersebut. Dan berdasarkan investigasi dari polisi kerajaan, tak satupun dari bayi tersebut yang memiliki darah ras Dewa.

Sebelumnya ras manusia tidak terlalu percaya dengan legenda tersebut, akan tetapi melihat langsung bayangan pedang emas di langit ditambah informasi bahwa tak ada satupun bayi yang lahir di bumi berasal dari ras Dewa, membuat Ras manusia memiliki harapan baru.

Mulai tersebar spekulasi – spekulasi mengenai legenda serta fenomena yang muncul pada malam itu, sebagian menyatakan ini kabar baik bagi ras manusia, bahwa seorang pendekar manusia yang akan melampaui Surya agung akan muncul dan membawa manusia pada tingkat peradaban yang lebih tinggi di alam semesta.

Sebagian justru mengkhawatirkan kejadian di masa depan, bayangan istana langit serta pangeran kegelapan memunculkan spekulasi bahwa Kerajaan langit dan alam reinkarnasi akan mengambil tindakan dari kelahiran sang Juru selamat. Banyak yang meyakini, Cepat atau lambat Perang besar melawan Ras Dewa akan terjadi.

Sebagian lagi, meyakini bahwa ada keturunan Ras Dewa yang lahir sembunyi-sembunyi di Bumi.

Di Kota Juanda, Kelahiran putra Rama dan Adam menjadi sorotan. Atas saran Ayahnya, Adam menamai anaknya dengan nama Budi.

Rama dan Istrinya menamai anak mereka dengan Nama Arjuna. Sebulan setelah kelahiran Arjuna, Rama membawa keluarganya ke Suryakarta. Adam dan keluarganya tetap menetap di Juanda.

Banyak orang menilai pindahnya keluarga Rama berkaitan erat dengan fenomena malam itu.

...

"Aku Pulang!!"

Di ruang tamu, Orang tua Budi terlihat sedang mengobrol dengan Maya

"Eh anak Bunda sudah pulang, gimana sekolahmu ?" Tanya Sri. Walau sudah berumur 45 tahun, Sri masih terlihat seperti wanita muda berumur 25 tahun, Masih cantik seperti dulu.

"Yah gitu-gitu aja sih Bun" jawab Budi

"Adeek~ sini salim dulu sama mbakmu" ucap Maya.

Maya, seorang pendekar dan alchemist paling berbakat di generasi muda. Wajahnya cantik, Maya mewarisi mata biru sang Ayah serta rambut hitam Sang ibu, parasnya yang menawan serta kepribadiannya yang menyenangkan membuatnya populer di berbagai kalangan.

Keluarga Budi memang terkenal rupawan dan berbakat, Kecuali Budi, Budi memang terlihat berbeda, baik di sekolah maupun di rumah.

"Iya iya, Gimana kabarnya Mbak May ? makin gemuk aja"

"Kabarku baik, baik sekali, uangku semakin banyak dan baru saja naik jabatan, kau sendiri gimana dek ? Cukur lah kumis sama jenggot mu itu. Aku gak mau digosipin sering jalan sama om2" balas Maya

"Biarkan saja May, menurut Ayah, Budi terlihat lebih gagah dan Ayah terlihat lebih muda hahaha" jawab Adam, Ayah Budi yang terkenal karena ketampanan dan bakatnya dalam ber pedang. Rambutnya pirang dan dipanjangkan sampai ke bahu, hidungnya mancung dan matanya berwarna biru.

Gaya berpakaiannya sederhana, Adam tidak pernah memakai baju zirah saat bertarung. Hanya ditemani sebilah pedang adam menaklukan banyak jenius dari seluruh ras.

"Sudah ganti baju dulu sanah Bud, oh ya, tadi siang Ibu liat si Gagak Juling terbang dari jendela kamarmu" Kata Sri

"Ehhh ?! pergi ke arah mana Bun ?" tanya Budi

"Ke Arah sekolahmu, Bunda kira dia pergi ke sekolahmu" jawab Sri

"Ahh, Biarkan sajalah, Nanti kalau lapar juga pulang sendiri" ucap Budi

"Ya sudah, lain kali jangan lupa kunci jendela kamarmu Bud" Kata Adam

"Ahsiiap!"

(hmmm mungkin si juling pergi ke bukit belakang sekolah, disana kan banyak bebek)

Ya Si Juling memang senang dengan tempat yang banyak bebeknya.

"Okeh..Budi ke kamar dulu yaa~"

"Iya, jangan lupa 20 menit lagi mandi, Nanti Bunda siapin airnya" Kata Sri

"Okey dokey" jawab budi

(Ha~ah, akhirnya sampai rumah juga, kira-kira ilmu apalagi yang akan Si Kura-kura ajarkan padaku ?) tanya Budi dalam Hati.

Masuk ke dalam kamar dan menaruh tas, Budi langsung melakukan segel ruang untuk mengisolasi kamarnya dari dunia luar.

Ilmu segel ruang adalah salah satu ilmu yang diajarkan oleh si Kura-kura. Setelah memasang segel, Budi menuju ke Aquarium yang ada di ujung kamarnya. Di sanalah si Kura-kura melakukan petapaanya.

Si Kura-kura terlihat sedang tertidur dengan kepalanya berada di luar cangkangnya. Si Kura-Kura memang hanya masuk ke dalam cangkang ketika bertapa.

"Hahaha, Lama tidak berjumpa, Kura-kura Abadi, My best friend~!"

Mendengar Suara Budi, Si Kura-kura membuka matanya

"Hehehe, lama tak jum~… EHHHH!?, SUDAH BERAPA LAMA AKU BERTAPA!!?" Tanya si Kura – kura dengan ekspresi terkejut.

"Ehhh ??"

Baru pertama kali belajar membuat cerita, Mohon saran dan masukan dari Abang ganteng dan Nona Cantik sekalian

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

OmBascreators' thoughts