webnovel

9

Part-9

Tubuh alaric kini berada di atas tubuh tasya ia meliahat wajah tasya yang tidak lagi memberontak dibawah dirinya.pipinya yang memerah menambah nafsu alaric

"Kau tau aku sangat menginginkan tubuhmu saat ini"

Alaric menyangga tubuhnya dengan siku, menjaga agar dadanya yang keras tidak menindih tubuh tasya, alaric menunduk dan mencicipi bibir Tasya yang merah ranum itu sangat begitu menggoda dan menggairahkan, bibir itu begitu manis dan menggoda.

“Tenang sayang, aku mungkin akan menyakitimu,” alaric menahan

pinggul tasya dengan tangannya, karena pinggul itu bergerak-gerak

mendesaknya dengan mengundang.

Tasya tak sepenuhnya mabuk,tapi ia juga tak bisa menolak karena tubuhnya bertambah melemah

"Tolong jangan sakiti aku,aku mohon"tasya memohon kepada alaric,alaric sejenak ingin berhenti tapi gairah telah mengewasainya ia kembali mencium bibir tasya,dan tasyapun kembali tersihir akan ciuman alaric

Detik itu juga alaric mendesakkan dirinya ke dalam tubuh tasya dengan sangat Hati-Hati.tasya menggigit bibirny, mencoba menahan gairahnya yang begitu kuat.

Hati-hati, perempuan ini masih perawan.alaric mencoba mengingatkan dirinya lagi. Penghalang itu ada, seolah mencoba menahan alaric memasukinya, dan alaric mendesak maju, mengklaim apa yang menjadi miliknya.tasya adalah miliknya!

“Sakit!!” tasya menjerit, berusaha mendorong tubuh alaric yang terasa menyakitinya.

Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi

gairahnya, sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari

kesadarannya yang tertinggal.

Alaric mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil

menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan tasya.dan membalasnya dengan mencium kelopak mata wanita yang telah menjadi miliknya

Ketika akhirnya jeritan tasya mereda. Alaric mengangkat kepalanya,

dan mengecup lembut bibir tasya yang terbuka dan terengah-engah.

“Setelah ini Aku akan mengajarkanmu bagaimana memuaskanku,”ucapan itu menggema di dalam ruangan, janji yang di ucapkan lelaki mafia itu

Dan tasya, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya

menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa

sakit itu akhirnya menghilang, berganti dengan kenikmatan panas

yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.

alaric merasakan gerakan pinggul tasya, merasakan denyutannya

yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam

tubuh tasya, mendesak dengan berani, menarik alaric lebih dalam menuju kenikmatan

alaric menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan

tasya menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri

dengan sesuka hati.

Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya perempuan itu mencapai

pemenuhan kepuasannya,tasya memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan

rasa panas yang tak tertahankan.

Dan walaupun alaric bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri. Pemandangan akan orgasme tasya dan denyutan itu yang meremas dirinya, jauh di dalam sana membuatnya tidak bisa menahan diri lagi.

detik itu pula, alaric meledakkan gairahnya bergabung dengan tasya

dalam gairah yang melemahkan Dan melebur jadi satu

"You are mine tasya"alaric mengucapkan kata itu sebelum memejamkan mata

Entah apa yang membuat tasya terbangun dari tidurnya yang nyenyaknya, rasa sakit yang aneh di badannya ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana.tasya membuka matanya.

Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya. Kamar ini yang ia tepati beberapa hari ini

Kilasan-kilasan tentang dirinya yang merasa kepanasan semalam dan potongan alaric menciumnya membuatnya terbangun

Dengan panik Tasya terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot

hampir jatuh menutupi dadanya, melorot? tasya menundukkan

kepalanya, dan menyadari kalau dia tidak memakai apapun di balik selimutnya, apa yang terjadi

“Selamat pagi.”terdengar suara berat di sebelahannya

Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan tasya menolehkan

kepalanya kaget. Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya

bergejolak, alaric ada di sana di ranjangnya, mereka ada dalam

selimut yang sama, dan selimut alaric yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang!

Kemarahan tasya meningakat sampai ke ubun ubun saat ia merasakan sakit di antara kedua selangkangannya,apakah lelaki ini memperkosanya kenapa ia tak sadar.ia bahkan tak ingat sama sekali apa yang terjadi semalam

“Kau sungguh bajingan yang tidak bermoral, mengambil keuntungan dari perempuan yang sangat membencimu!” desis tasya menahan marah masih tidak mau menatap alaric.

Alaric tertawa saat mendengar suara marah tasya

"Kau tak ingat apa yang telah terjadi?"

Kelibat memori seakan berputar di kepala tasya bahkan seperti potongan puzzle,kilatan percintaan yang ia lakukan dengan alaric