Rapi, Wangi, dan tampan, penampilan Du-ho untuk pagi ini. Dia akan melakukan meeting bersama salah satu perusahaan. Meeting yang sangat berpengaruh besar untuk perusahaannya. Dan hari ini pertama kalinya Yuri mendampingi Du-ho untuk ikut meeting. Dengan penampilan cantik, rapi, dan tidak mengecewakan Yuri pun seperti sudah terbiasa dengan pekerjaannya.
Mereka berdua keluar kantor bersama, dan menunggu mobil kantor yang sedang diambil oleh sopir perusahaan. Dalam pekerjaan, Du-ho harus menggunakan mobil dari kantor karena sudah termasuk fasilitas.
Yuri sedikit terkejut karena dirinya harus beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang terdiri dari orang kaya dan berkelas.
Namun, Yuri tetaplah Yuri yang apa adanya dan bisa beradaptasi.
"Kita berangkat sekarang, Pak? " Yuri bertanya kepada Du-ho dengan sopan.
"Boleh, kita berangkat sekarang dan biasakan untuk datang lebih awal pada saat ada meeting. " Ucap Du-ho.
"Iya, baiklah. " Jawab Yuri.
Dalam hati Yuri dia merasa tidak kesiangan dan tidak terlambat memberitahu Du-ho.
Kemudian Du-ho dan Yuri masuk ke dalam mobil, Du-ho duduk di belakang dan Yuri berada di samping sopir.
Mereka berdua berada dalam perjalanan menuju lokasi meeting, lokasi yang sudah di pesan khusus dan tempatnya terlihat nyaman juga mewah.
"Apakah kamu sudah menghubungi mereka? " Du-ho bertanya.
"Sudah, saya sudah menghubungi mereka dan memberitahu kalau kita sudah berada di perjalanan. " Jawab Yuri dengan yakin sebagai sekretaris Du-ho.
"Bagus kalau begitu. " Ucap Du-ho.
"Terimakasih banyak. " Kata Yuri sambil melihat jalan didepan mobil.
Masih melanjutkan perjalanan, kemudian banyak mobil berlalu - lalang melewati jalan tersebut. Sampainya di sebuah restoran yang sudah di pesan untuk meeting, Yuri pun keluar mobil lebih dulu lalu menunggu di depan pintu mobil dan sopirpun membukakan pintu untuk Du-ho.
Yuri melihatnya sedikit malas tetapi dia harus tersenyum setiap saat. Yuri menundukkan kepala saat Du-ho lewat didepannya dan Yuri mengikuti di belakangnya. Seperti itulah aturan dalam perusahaan milik Du-ho. Tetap saling menghormati yang harus di utamakan.
"Silahkan,,, " Ucap Yuri dengan harus sopan.
"Terimakasih. " Jawab Du-ho dengan tetap sopan.
"Kita bisa langsung naik ke atas dan menunggu di sana karena pemimpin perusahaan sebentar lagi akan sampai. " Yuri memberitahu Du-ho.
Setelah beberapa menit merekapun memulai meeting dan membicarakan sebuah proyek besar untuk perusahaan,sangat serius dan sangat bermanfaat. Cukup lama meeting berlangsung, akhirnya Du-ho dan Yuripun keluar ruangan dan Du-ho mengajak untuk makan siang terlebih dahulu.
"Maaf, Pak. Bapakkan ada janji makan siang. " Yuri mengingatkan.
"Oh, oke. " Du-ho menjawab sedikit malu.
"Mobilnya di sebelah sana, Pak. " Kata Yuri.
"Iya. " Jawab Du-ho.
Yuri dan Du-ho menuju restoran tersebut untuk makan siang sesuai dengan janji. Bukan makan siang mereka berdua melainkan dengan orang penting.
Makan di restoran yang mahal dan saling berbincang itulah yang dilakukan oleh Du-ho selama bekerja.
Yuri yang seharian ikut dengan Du-ho terkadang bosan karena belum terbiasa.
Dan Yuripun ijin untuk ke toilet sebentar agar dia dapat bebas dari Du-ho sejenak.
Di toiletpun Yuri mencoba menghubungi Rora untuk sekedar bercerita saja.
"Halo,, ada apa kamu menelepon? " Rora langsung mengangkat telepon.
"Huh, aku hanya butuh bernafas sebentar dari Du-ho. " Kata Yuri sedikit bercerita.
"
Memangnya kamu kenapa? " Rora hanya bertanya.
"Aku harus bersikap formal di depan mereka dan selalu tersenyum. Aku lelah kalau harus bersikap seperti itu. " Kata Yuri mengeluh sebentar.
"Hahahaha, pekerjaan memang tidak sesuai dengan kepribadian kita yang sebenarnya. Jadi terimalah agar kamu bisa mendapat yang setimpal dengan ini. " Rora hanya memberi saran terbaik untuk Yuri.
"Huh, kalau begitu aku harus kembali ke sana lagi. Sudah dulu ya,, " Ucap Yuri.
"Iya. " Jawab Rora.
Yuri kembali ke tempat Du-ho dan berada di samping Du-ho. Tidak lama kemudian, makan siang pun berakhir, Du-ho dab Yuri kembali ke kantor lagi.
Pekerjaan di luar telah selesai, Du-ho dan Yuri mengobrol di dalam mobil dan melupakan pertengkaran mereka.
"Jadwal selanjutnya kemana? " Du-ho bertanya kepada Yuri.
"Untuk pekerjaan hari ini sudah selesai dan waktunya untuk kembali ke kantor. " Ucap Yuri.
"Oh, baiklah. " Jawab Du-ho yang duduk di belakang.
Du-ho seperti beristirahat sebentar di dalam mobil karena dia terlihat lelah.
Yuri yang duduk di depan pun membiarkan Du-ho untuk tidur di mobil.
Saat Du-ho tertidur, Yuri dan sopirpun berbincang dengan sangat pelan.
"Yuri, bagaimana kerja kamu dua hari ini? " Sopir bertanya basa - basi.
"Untuk hari ini berjalan dengan lancar dan sepertinya aku harus berusaha lebih keras lagi. " Kata Yuri.
"Dalam hal apa? " Tanya Sopir lagi.
"Untuk pekerjaan kedepannya. " Jawab Yuri.
"Wuaahh,, kamu masih berjiwa muda dan harus seperti itu. " Kata Sopir yang terus menyetir.
"Sudahlah, jangan lengah saat menyetir. " Kata Yuri lagi.
Sampainya di kantor, Yuripun membangunkan Du-ho yang terlelap sangat lama.
"Pak, sudah sampai di kantor. " Yuri membangunkan dengan pelan.
"Iya, terimakasih. " Jawab Du-ho.
Du-ho kembali menunjukkan sifat kewibawaannya saat sudah di kantor, Yuripun juga kembali ke ruangannya. Pada saat dia baru saja duduk di kursinya, salah satu teman kantornya menghampirinya untuk mengajak Yuri minum kopi. Namun, karena Yuri baru saja sampai, diapun memilih untuk sepulang kerja saja.
Tok, tok, tok, tok. Teman Yuri mengetuk pintu.
"Masuklah! " Jawab Yuri menyuruh masuk.
"Yuri, mau minum kopi?
"Mmm,bagaimana kalau sepulang kerja saja. " Yuri menolak namun tetap ikut.
"Oke baiklah, pulang kerja kita pergi minum kopi. " Kata teman kerja Yuri.
Suasana di kantor kembali seperti semula, para karyawan fokus dengan tugas dan pekerjaan masing - masing tanpa mengobrol satu sama lain. Dan mereka semua teliti dengan menggunakan komputer yang ada di depan mereka. Pada saat Yuri sedang bekerja, Du-ho menelepon ke ruangan Yuri untuk memintanya ke ruangannya.
"Halo, dengan Yuri di sini. Ada yang bisa saya bantu? " Yuri menjawab dengan sangat sopan.
"Ke ruanganku sekarang! " Du-ho tanpa basa - basi langsung menyuruh Yuri dengan sikap angkuhnya tersebut.
"Aish,, dasar tidak waras. " Yuri menggerutu setelah menerima telepon.
Menutup telepon, dan menuju ke ruangan Du-ho. Itu yang Yuri lakukan setelah Du-ho menyuruhnya. Karena sepertinya Du-ho akan memberinya pekerjaan lagi. Benar - benar hari melelahkan untuk Yuri pada hari ini.
Pertama kali ikut meeting, dan sekarang di kantor dia harus menerima pekerjaan lagi dari Du-ho. Sebagai karyawan baru, Yuri akan mencoba untuk mengerjakannya.
"Tolong kamu kerjakan tugas ini, dan besok pagi harus sudah ada di atas meja kerja saya! " Du-ho memberikan tugas tanpa berfikir kalau sebentar lagi sudah waktunya pulang kerja.
"Tapi, pak. Sebentar lagi sudah jam pulang kerja. " Yuri mencoba untuk memperjelas jam kerja.
"Kamu ingin menolak tugas dari saya?? " Du-ho dengan nada suara sedikit tinggi.
"Mmmm, kalau saya bawa pulang bagaimana? " Yuri tetap mencari ide agar dia bisa mengerjakan dengan baik dan selesai malam ini.
"Terserah kamu. " Jawab Du-ho.
"Baiklah, terimakasih banyak. " Kata Yuri.
Kembali ke meja kerjanya, Yuri dengan wajah yang lemas karena pekerjaan yang sudah mulai terasa.