11 BAB 6

Aku menunggu di pos satpam sudah hampir 15 menit ditemani oleh salah satu satpam yang terus bercerita tentang kehidupannya. Awalnya dia hanya bertanya seputar kehidupanku dan alasan mengapa aku bisa ada di rumah sakit ini, namun aku hanya menjawab dengan singkat. Mungkin karena dia bosan, akhirnya dia bercerita tentang kisah hidupnya dan aku sepertinya lebih suka mendengarkan ceritanya daripada bercerita tentang diriku. Tidak lama kemudian, mobil pak dokter pun datang ke arah kami. Aku tersenyum kecil sambil mengangguk ke pak satpam sebagai isyarat berpamitan. Lalu, aku berjalan dan masuk ke mobil pak dokter.

"Saya pulang dulu ya Pak," dokter itu berpamitan pada pak satpam sambil mengendarai mobilnya keluar gerbang.

Perjalanan dari rumah sakit menuju rumahku membutuhkan waktu 2 jam 30 menit. Sepanjang perjalanan tidak banyak hal yang kami bicarakan. Pak dokter lebih suka bercerita tentang kehidupan pribadinya daripada bertanya tentang kehidupanku. Sepertinya aku yang sekarang lebih suka menjadi pendengar daripada bercerita, tetapi kadang aku menanggapi cerita dari dokter itu. Tidak terasa mobil sudah mendekati daerah desaku dan rumahku sudah terlihat semakin dekat.

"Yang itu Dok rumahku," kataku sambil menunjuk sebuah rumah berwarna putih yang cukup besar. Dokter itu mengangguk kecil, tanda beliau melihatnya.

Pak dokter memberhentikan mobilnya tepat di gerbang rumahku. Kemudian, aku keluar mobil dan mencari kunci gerbang di bawah salah satu pot bunga. Ayahku biasa menaruh kunci cadangan di bawah pot bunga itu untuk berjaga-jaga jika kunci utama hilang saat bepergian terutama kunci gerbang dan pintu depan.

"Melati, hati-hati. Jaga diri baik-baik, jangan lupa jaga pola makan, minum obat teratur, dan cek ke rumah sakit setiap tiga minggu sekali. Yasudah, saya pergi dulu ya," ucap dokteritu sambil menyalakan mobil.

"Iya Dok. Terima kasih Dok. Hati-hati di jalan," kataku kepada dokter itu. Dokter itu melambaikan tangannya sambil pergi melnjutkan perjalanan ke puskesmas.

Setelah pak dokter sudah tidak terlihat lagi, aku pun membuka gerbang dan melewati halaman menuju pintu depan. Kondisi rumahku terlihat sangat tidak terawat, banyak daun kering dan rumput sudah tinggi-tinggi. "Sepertinya besok aku harus bekerja keras," pikirku. Kunci pintu depan, aku temukan di dalam pot gantung di depan rumah. Aku membuka pintu rumah dan melihat banyak sekali debu di dalam rumah. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung mengambil alat-alat kebersihan dan mulai membersihkan rumah.

***

avataravatar
Next chapter