webnovel

Bab 2. Tugas.

Empat Bulan lalu.

"Alis kamu berkerut lagi," Yuri menatap Tistha sambil menikmati secangkir teh melati panas.

Mereka ada di ruang makan siang salah satu agen keamanan top di Jakarta – SJS Securities.

"Kamu kan tahu aku tidak suka menjaga artis pria – aku lebih suka menjaga artis perempuan," Tistha menjawab.

"Yah, mereka setidaknya membutuhkan satu dari kita setiap saat. Rosie dan aku masih harus menyelesaikan tugas menjaga perancang busana itu. Yuni menyamar di sekolah taekwondo, jadi dia keluar sekitar dua bulan sampai mereka menemukan dalang dari pembakaran sekolah taekwondo itu. Dan kamu tidak bisa mengaharapkan Tiffany untuk melakukan apapun selain menjawab telepon dan mengurus kantor, jadi siapa lagi selain kamu?"

"Tidak adil hanya karena aku yang termuda!" Tistha menjawab.

"Tidak adil hanya karena aku yang termuda!" Tistha menjawab.

"Ya, kamu bisa meminta pamanmu untuk membebaskanmu dari tugas ini," Yuri tersenyum.

"Kamu kan tahu dia tidak mungkin setuju!" Tistha memutar bola matanya.

"Ayo pergi untuk briefing pertama!" Yuri berdiri dan meraih cangkir sementara Tistha menghabiskan minuman herbalnya.

Kemudian mereka memasuki ruangan operasi, semua mata tertuju pada mereka.

"Kamu terlambat!" Subhan – kepala SJS Securities mengerutkan kening pada kedua wanita itu.

"Kami datang lima menit lebih awal!" Tistha menjawab.

"Aku bisa melihat kita dalam suasana baik hari ini," Hoya berbisik pada pria disebelahnya.

Cakra hanya sekejab melihat kedua wanita itu dan mengalihkannya ke Ketua mereka.

"Oke, kita akan mengulang apa yang kita bahas sebelumnya untuk mereka yang datang lima menit lebih awal, tugas baru anda adalah menjaga keamanan grup musik The Soul. Pemimpin mereka, Rengga menerima ancaman sekitar enam bulan lalu sampai sekarang. Sebagian besar melalui surat, dan yang paling serius adalah dua minggu yang lalu ketika masing – masing ban mobil yang akan mereka kendarai disayat. Van mereka dirusak dan dua sylist mereka diserang ketika mereka berada dirumah mereka sepulang dari studio E-Chanel!"

"Diserang?" tanya Yuri.

"Mereka berada di mobil mereka saat sosok berkerudung melompat keatas mobil mereka dan mulai menghancurkan kaca depan. Mereka mulai berteriak dan salah satu gadis langsung menelepon polisi dan menekan klakson mobil tanpa berhenti. Sayangnya pria itu lolos namun dia sempat meninggalkan catatan lain yang mengatakan bahwa semua orang yang bekerja dengan Rengga akan menderita!"

"CCTV? Penjaga keamanan? Karena lokasi kejadian kan masih di area E-Chanel," Samuel bertanya.

"Kamu tidak membaca laporan briefing secara lengkap Samuel. Kamera CCTV disemprot dengan cat hitam, dan para penjaga sempat mengejar penyerang tapi akhirnya tetap kehilangan penyerang tersebut!" Hoya mengerutkan kening pada pria didepannya.

"Maaf aku lupa soal itu Mas Hoya," jawab Samuel.

"Apakah para wanita itu melihat penyerang dengan sangat baik?" Cakra bertanya.

"Duh, Kak Cakra – mereka itu sibuk berteriak!" jawab Yuri.

"Tidak, mereka memberikan deskripsi –pria itu tidak besar atau tinggi atau berat. Selain itu dia mengenakan pakaian serba hitam termasuk sarung tangannya," Jawab Subhan.

"Bagaimana kamu yakin itu laki – laki?" Tistha bertanya.

"Pertanyaan brilian Tistha," Subhan tersenyum padanya. "Itulah sebabnya kami setidaknya membutuhkan satu keamanan seorang wanita karena pihak Trinity percaya bahwa orang yang mengirimkan ancaman pembunuhan ini adalah seorang wanita!"

"Aku hanya ingin bertanya!" Tistha menutupi wajahnya dengan tangannya karena malu.

"Seperti yang anda ketahui, sesuai dengan protokol – jangan hanya mengandalkan informasi pada dokumen briefing pertama tetapi kita juga perlu pergi ke Trinity dan berbicara dengan mereka," Subhan menambahkan.

"Dan ini timnya Pak Subhan?" tanya Hoya.

"Ya, kalian semua. Cakra memimpin. Hoya, Samuel dan Tistha. Yuri dan Rosie akan bergantian dengan Tistha atau membantunya dalam fan meeting dan menjalankan keamanan tambahan untuk di bandara dan hotel!"

"Hanya kita berempat? sangat sedikit," kata Tistha.

"Semua masih dalam tugas, Agung masih menyelesaikan tugasnya dengan Gaya Industries setelah itu dia kembali untuk membantu Yuni. Seperti yang kamu ketahui Ahmad sementara off dari misi karena cedera dan dia akan tanggal disini bersama Tiffany sampai cedera kakinya sembuh. Dia dapat membantu pencarian di internet. Niko dan Jaka masih menjalankan misi di Orange House. Budi sedang cuti bulan madu. Bang Yoga masih menjalankan tugas di Makau. Apakah jawabanku memuaskanmu keponakanku tersayang?" Subhan membalas keponakannya.

"Terima kasih paman, jawabanmu sangat memuaskan!" Tistha menanggapi dengan sinis.

"Tistha, jaga nada bicaramu!" Cakra berkata dengan tegas.

"Baik Senior," wajah Tistha memerah.

"Yuni sangat beruntung mendapatkan Agung sebagai cadangan," kata Yuri.

"Kamu cemburu?" Samuel menyenggol Yuri.

"Ku pikir kamu menyukai Toni dari PSS Orange House tempat Jaka biasa bergaul?" Hoya menggodanya.

"Apakah kita sedang membahas kehidupan cinta sekarang? Ketua bahkan belum mengatakan bahwa briefing ini sudah selesai!" Cakra memelototi mereka.

"Terima kasih Cakra, Subhan mengangguk. Kita akan bertemu dengan pihak Trinity besok pagi. Pastikan untuk berada disini jam 9 pagi. Bukan lima menit lebih awal!" Subhan memberikan penekanan saat mengatakan lima menit lebih awal. Kemudian dia meninggalkan ruangan.

"Hey kalian! Bisakah kalian tidak melakukan percakapan ketika kita sedang mendiskusikan pekerjaan? Yuri dan Hoya – kalian berdua seharusnya lebih tahu!" Cakra menegur mereka begitu pintu ditutup.

"Maafkan kami," Yuri dan Hoya menjawab bersamaan.

"Yuri, pastikan kamu memberitahu Rosie saat bertemu dengannya sore ini. Aku ingin dia datang dan ikut rapat disini saat kita bertemu dengan pihak Trinity. Samuel dan Seo melakukan pemeriksaan latar belakang semua orang di Trinity. Ahmad dan Tiffany dapat membantumu. Mari kita bahas latar belakang mereka sore ini. Hoya tolong ikut aku," Cakra berdiri dan berjalan keluar dari ruangan.

"Ada apa dengannya?" Tistha bertanya.

"Kamu seharusnya tidak berbicara dengan pamanmu seperti itu Tistha. Bahkan kak Agung telah memintamu untuk memperhatikan hal itu. Kamu keponakannya, dan kamu seharusnya paling menghormati Ketua daripada kita semua," Samuel berkomentar.

"Dia memberiku pekerjaan yang paling buruk!" Tistha merespon dengan nada ketus.